14

1.2K 129 4
                                    

Malam ini Jaehyuk benar-benar kembali ke tempat ini. Rumah Park Jeongwoo.

Persis seperti beberapa bulan yang lalu Jaehyuk juga ada disini.

Bedanya sekarang, Jaehyuk memiliki niat lain. Bukan lagi untuk mengatakan bahwa ia mencintai Jeongwoo.

Tapi sekarang untuk meminta Jeongwoo dari orangtuanya.

Jeongwoo duduk dengan gelisah. Ia melirik Jaehyuk dan ibunya bergantian.

"Jadi?"

Jaehyuk tersenyum sopan pada ibu Jeongwoo.

"Saya Yoon Jaehyuk, bibi. Teman sekelas Jeongwoo"

Ibu Jeongwoo tersenyum, "Benarkah? Senang mendengarnya. Bibi kira Jeongwoo hanya berteman dengan Haruto dan Junhwan. Tapi ternyata Jeongwoo memiliki banyak teman"

Jaehyuk tersenyum tipis. Ia diam-diam mengamati penampilan, tutur kata, dan gerak-gerik dari tubuh ibu Jeongwoo.

Ibu Jeongwoo lembut dan ramah. Bahkan intonasi suaranya sangat stabil dan enak didengar.

"Bibi, maaf saya lancang. Bisakah saya bertemu dengan ayah Jeongwoo?"

Dan tentu respon ibu Jeongwoo adalah bingung.

Jaehyuk adalah teman anak laki-lakinya dan sedang berkunjung kerumahnya. Tapi kenapa malah ingin bertemu dengan suaminya?

Jaehyuk yang memahami kebingungan ibu Jeongwoo kembali berkata.

"Ada beberapa hal yang ingin saya bicarakan pada ayah Jeongwoo"

"Mungkin setelahnya, saya baru bisa menceritakannya pada bibi alasan saya kemari"

Ibu Jeongwoo masih diam. Namun tidak menunjukan tanda ketidaksetujuan.

Akhirnya,

"Baiklah. Bibi antar ke ruang kerja ayah Jeongwoo. Ayo Jaehyuk"

Jaehyuk tersenyum dan ikut bangkit.

Namun Jeongwoo menahannya. Dengan cara menggenggam jari kelingkingnya.

"Aku temani ya"

Jaehyuk menggeleng.

"Jae-ah..."

Jaehyuk melepas tangan Jeongwoo dan berganti menepuk kepala Jeongwoo pelan.

"Hanya 30 menit. Tunggu aku"

. . . . .

Jaehyuk memasuki ruang kerja ayah Jeongwoo setelah diijinkan masuk.

Awalnya ibu Jeongwoo akan ikut masuk. Namun tidak jadi.

"Permisi, paman. Saya ingin membicarakan mengenai beberapa hal dengan anda"

Ayah Jeongwoo dibalik kursi kebesarannya masih enggan menunjukan wajahnya.

"Katakan"

Jaehyuk meremat tangannya sendiri. Mengatur nafas.

Dan melangkah maju mendekat. Berdiri didepan meja kerja ayah Jeongwoo.

"Saya..."

Jaehyuk terdiam. Ia menggigit bibir bawahnya.

Ayo, Jae-ah. Kamu bisa!

Dan,

"Saya berkencan dengan putra anda"

Jaehyuk menghembuskan nafas pelan. Ia ia menahan nafas sedari awal?

Jaehyuk melirik ke depan.

Ayah Jeongwoo masih enggan membalikkan kursinya. Juga tidak menjawab.

Belong to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang