7

1.5K 199 9
                                    

Jaehyuk terbangun lebih dulu. Ia melirik seseorang yang tidur disebelahnya.

Dua minggu berlalu sejak Jaehyuk menjadi kekasih Jeongwoo dan semalam Jaehyuk menginap diapartement Jeongwoo.

Apakah keduanya tinggal bersama?

Jawabannya adalah belum.

Jaehyuk masih belum mau untuk tinggal bersama. Ia masih butuh waktu untuk bisa beradaptasi dengan kehadiran Jeongwoo sebagai kekasihnya. Karena kehadiran Jeongwoo bukan semata-mata menghilangkan rasa sepi di hidup Jaehyuk tapi lebih dari itu.

Ada rasa takut di hati Jaehyuk. Takut terlalu bahagia dan dikemudian ia akan kembali dijatuhkan ke dasar oleh kenyataan.

Jaehyuk takut.

"Kemana?" Suara serak bangun tidur Jeongwoo membuat Jaehyuk menghentikan pergerakannya yang akan turun dari tempat tidur.

Jaehyuk menoleh, "Membuat sarapan"

"Aku ingin sereal dengan kopi" kata Jeongwoo kemudian membalikan tubuhnya. Memunggungi Jaehyuk. Melanjutkan tidurnya.

Itulah Park Jeongwoo.

Jaehyuk mulai memahami sifat-sifat asli dari Park Jeongwoo.

Yang paling mencolok adalah Jeongwoo suka mendominasi, terus-terang dan tegas.

Dan pencemburu berat.

Terkadang Jaehyuk merasa takut jika Jeongwoo sudah menampakan raut wajah seriusnya.

Tapi diluar itu, Jeongwoo masihlah kekasih yang manis dan merawatnya dengan baik.

"Kopi dipagi hari akan membuatmu sakit perut" balas Jaehyuk.

"Dan kamu akan merawatku jika aku sakit" gumam Jeongwoo.

Jaehyuk akhirnya diam tidak membalas.

.     .      .      .      .

"Mungkin nanti malam aku tidak bisa menginap disini" kata Jaehyuk saat keduanya sarapan.

Jeongwoo menatap Jaehyuk, "Kenapa?" tanyanya dengan bibir cemberut.

"Aku harus bekerja. Ada panggilan di kafe" katanya.

Ngomong-ngomong, Jaehyuk masih terus bekerja.

Jeongwoo memang mencukupi kebutuhannya tapi Jaehyuk tidak mau bergantung sepenuhnya pada Jeongwoo.

Jaehyuk sudah terlatih mandiri sejak kecil, ingat?

Jeongwoo kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Jaehyuk. Memeluk lengan Jaehyuk.

"Bisakah kamu berhenti bekerja dan tinggallah bersamaku disini?" tanya Jeongwoo dengan suara merajuknya.

Jaehyuk menggeleng, "Tidak bisa. Aku harus bekerja untuk mendapatkan uang"

"Kamu bisa meminta uang padaku. Aku tidak masalah"

"Tapi aku yang masalah, Jeongwoo. Jika aku ingin mendapatkan uang maka aku harus bekerja"

"Kalau begitu, bekerja saja padaku"

Jaehyuk menoleh, menatap Jeongwoo. Jeongwoo juga menatapnya.

"Bekerja apa?"

Jeongwoo tersenyum miring, mendekatkan wajahnya dan berbisik.

"Jual tubuhmu padaku, Jaehyuk-akhh!"

"Kenapa aku dipukul?!" Protes Jeongwoo karena pahanya dipukul Jaehyuk dengan keras.

"Kalau begitu perhatikan mulutmu, atau aku akan memukulnya"

"Memukul dengan bibirmu?-Akhh! Ya! Ya! Aku minta maaf!" Jeongwoo menahan tangan Jaehyuk yang sekarang sedang menjewer telinganya.

Belong to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang