5

1.6K 199 11
                                    

Jaehyuk sesekali menekan perutnya.

Jika lapar saja, ia tidak masalah. Namun sepertinya, penyakit lambungnya kumat. Itu sangat sakit.

Bahkan untuk berdiri tegak saja, Jaehyuk kesusahan.

"Jaehyuk, bekerja dengan benar" kata senior pelayan di kafe itu.

Jaehyuk hanya mengangguk kemudian memaksa dirinya sendiri untuk membereskan meja-meja kafe. Pukul 10 malam kafe tutup.

Dan pukul 1 malam, Jaehyuk bekerja di kafe lain hingga pukul 4 pagi.

Setelah selesai, Jaehyuk berganti pakaian. Mengambil tasnya. Dan berjalan keluar kafe.

'Tidak ada' batin Jaehyuk.

Jeongwoo tidak ada disekitar kafe. Mungkin lelaki itu sudah pulang kerumah.

Jaehyuk merapatkan jaketnya. Lambungnya sudah mereda, namun rasa lapar semakin menyerang.

Jaehyuk akan menyimpan uang ini untuk membayar sewa flat-nya. Jaehyuk terpaksa harus berhemat dengan memakan 2 roti dalam sehari.

Udara dingin menusuk kulit Jaehyuk.

 Butuh waktu 45 menit untuk sampai ke kafe kedua dengan berjalan.

'Dingin sekali'

Jaehyuk semakin merapatkan jaketnya. Mempercepat langkahnya.

"Jaehyuk, kamu datang lebih awal?"

Pukul 00.30 malam.

Jaehyuk hanya tersenyum dan mengangguk kemudian langsung mengambil seragam kerjanya.

Ia mulai bekerja sebagai pelayan kafe hingga pukul 4 pagi.

Waktu terus berjalan dengan lambat. Sampai akhirnya pekerjaan Jaehyuk selesai.

Lagi-lagi saat akan berjalan pulang, perut Jaehyuk kembali sakit. Kepalanya juga berdenyut nyeri.

Baru 10 meter Jaehyuk menjauh dari kafe itu. Jaehyuk tidak kuat berjalan.

Ia menyandarkan tubuhnya pada dinding toko yang tutup.

Tubuhnya beringsut terduduk.

Ia lemas. Sangat.

Ia dehidrasi. Ia kelaparan. Dan ia demam.

Mata Jaehyuk mulai memburam. 

Dan saat itulah, Jaehyuk melihat bayangannya meskipun dengan buram.

Jaehyuk mendengar suaranya meskipun secara samar.

"Aku sudah mengatakan akan merawatmu dengan baik, kenapa keras kepala sekali?"

Park Jeongwoo datang sebelum Jaehyuk benar-benar jatuh pingsan.

.

.

.

Jaehyuk membuka matanya.

Tenggorokannya terasa sangat kering. Jaehyuk ingin minum.

Namun, tubuhnya tidak bisa bergerak. Masih terlalu lemas.

"Kamu sudah bangun?"

Mata Jaehyuk melirik. Jeongwoo datang dengan membawa makanan dan minuman.

Mulut Jaehyuk terbuka, namun Jeongwoo menggelengkan kepalanya. Tanda bahwa Jaehyuk jangan berbicara lebih dulu.

"Kamu pingsan ditengah jalan saat pulang dari kafe. Aku menemukanmu dan membawamu kesini"

"Ini adalah apartementku. Selamat datang, Yoon Jaehyuk"

Jaehyuk diam mendengarkan namun matanya terus tertuju pada gelas yang berisi air di tangan Jeongwoo. Kemudian Jeongwoo mengikuti arah pandang Jaehyuk dan mengerti.

Belong to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang