15

3.9K 289 24
                                    

Siang-siang pukul 2, semua murid kemali di beri free time untuk bermain disungai yang dalamnya hanya dipinggang, arusnya disana tidak terlalu deras, namun jika berjalan lebih jauh lagi, akan menemukan arus yang lebih besar dan beberapa bebatuan.

Saat itu sebagian besar murid-murid sudah menceburkan dirinya kesungai yang bersih dan segar tersebut. Bermain dan bercanda bersama temannya masing-masing.

Amel hanya terdiam dipinggir sungai, duduk dibatu yang cukup besar. Memikirkan kejadian tadi yang membuatkan terkejut, Ody yang ia anggap sebagai teman baiknya telah menusuknya dari belakang, bermuka dua.

Seharusnya Amel sekarang bersenang-senang mencipratkan air kepada teman-temannya, namun moodnya sekarang sedang sangat buruk.

Sesosok laki-laki sekaang bergasil menarik perhatian Amel, siapa lagi kalo bukan Revandi?

Amel beranjak dari tempat duduknya dan mulai mengikuti kata hatinya yang terus memberi perintah untuk mengikuti Revandi.

Kini Amel telah bersembunyi dibalik pohon, menatapi Revandi yang sedang perlahan masuk kedalam sungai.

"Aneh banget bukannya main air sama yang lain ini malah menyendiri," ujar Amel dengan sangat pelan.

Revandi malah keluar lagi dari sungai, karena takut ketahuan, Amel bersembunyi sehingga tubuhnya bisa sepenuhnya tertutup pohon.

Saat Amel kembali memunculkan kelalanya untuk mengintip Revandi, ternyata Revandi sudah tidak lagi mengenakan baju. Kaosnya tadi sudah tergeletak diatas batu.

"Ya Allah..... Kok makin seksi ya, berasa ngeliat model majalah itu uuuulalaaaaa my Revandiiiii..." Amel kegirangan melihat pemandangannya sekarang.

Sudah kurang lebih 10 menit Amel duduk dibawah pohon menatapi Revandi yang tidak melakukan apa-apa, Revandi hanya duduk diatas batu besar.

"Aish kenapa pula dia berjemur disitu? Kalo dia jadi item geseng gimana? Putih bersih nanti jadi ireng gimana dong," Amel berdecak.

Perlahan Revandi mulai berdiri dan memasuki bagian sungai yang lebih dalam, Amel yang memperhatikannya sekarang sudah berdiri dan memantau Revandi.

*ciit... Byurr*

"REVANDIII!" Jerit Amel.

Dengan gesit Amel segera berlari kedalam sungai dan mencoba berenang mengikuti arus agar dapat menangkap Revandi yang hanyut terbawa sungai.

Amel yang lumayan bisa berenang segera meraih tubuh Revandi, lalu saat melihat ada ranting pohon terdekat, Amel menggunakan satu tangannya lagi untuk menarik tubuh mereka berdua kepinggiran sungai.

Dengan susah payah Amel mengangkat badan Revandi agar dapat terangkat kebagian sungai yang lebih dangkal.

Revandi dan Amel pun berhasil berada didararan, dengan panik Amel mengguncangkan tubuh Revandi yang tak sadarkan diri.

"Ndi! Vandi! Banguun!" Muka Amel kini menjadi pucat karena Revandi yang gak kunjung sadar padahal dia sudah mencoba menekan dada Revandi, ia pernah mempelajari trik pertolongan pertama untuk korban yang tertelan banyak air ketika ia kelas 10.

Amel menggigit bibirnya, ragu apakah ia harus memberikan napas buatan kepada Revandi.

"Vandii bangun dong.. Jangan mati.. Hiks.. Hiks... Gue mau ngasih napas buatan tapi takut... Gue.. Gue kan suka sama lo masa first kiss kita lo nya gak sadarkan diri sih," Air mata Amel mulai membanjiri pipinya sambil kembali mencoba menekan dada Revandi.

"Revandi... Sadar dong.. Hiksss.. Gue sedih kalo lo gadaa hwaaaaa," tangisan Amel semakin pecah.

"Masa?"

Dilemma With The Twins (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang