16

3.9K 251 9
                                    

Amel's POV

Aku berjalan memasuki lorong sekolah kearah kelasku bersama Revandi disampingku, ini pertama kalinya aku datang ke sekolah sebagai pacarnya. Hahaha jujur saja aku merasa sedikit gugup namun senang disaat yang bersamaan.

Ketika kami berjalan berdampingan, beberapa pasang mata menatap kearah kami, ada yang memberi tatapan iri, ada juga yang memberi tatapan terpesona, pastinya terpesona kepada Revandi, bukan aku.

Astaga, mengapa aku merasa seperti langit dan bumi ketika berjalan bersama Revandi ? Bangga begini rasanya berjalan disamping makhluk Tuhan yang seksi dan cool abis hihihi

"Kenapa senyum-senyum sendiri? Kamu belum gila kan?"

Uhuuyyyy aku-kamu. Asik kan? Asik doooong. Kan udah pacaran, sejujurnya Revandi pacar pertamaku, dan aku akan mencoba menjadi pacar terbaiknya, belajar dari novel-novel yang kubaca, kalau sudah pacaran itu pakai aku-kamu, teman-temanku juga sama pacarnya seperti itu.

"Eh..nggg..nggak," duh kan salting.

"Alah pasti mikirin sesuatu makanya bisa senyum-senyum kan? Pasti mikirin aku ya?" Tanya Revandi dengan menggodaku, tak lupa senyuman menggodanya yang memang menggoda iman.

"Ih kamu pede banget sih! Udah ah aku duluan aja kamu pagi-pagi udah begini hissshhhh," aku berlari duluan menuju kelasku meninggalkan Revandi yang terkekeh.

Huft dasar, mulai iseng.

Saat aku masuk kedalam kelas...

"CIIEEEEEE"
"Ehmmmmm berkurang dua jones dikelas kitaaa"
"Asiik amat sih"
Beberapa teman kelasku mulai menggodaku juga. Aku hanya menunduk dan bergegas duduk ditempatku, kulihat sudah ada Stef disana.

"WEHEEEEYY MY BABY PAJAK JADIANNYA MANA!" Tagih Stev kepadaku dengan lebay tentu saja.

"Apaansi, minta sononke Vandi masa ke gue," jawabku dengan asal ceplos.

"Hwa! Iya ya?! Awas aja nanti gue tagih ke Revandi dia malah gak ngasih, gue gigit cowo lu nanti," ancam Stef.

"Ih jangan asal gigit cowo orang dong!" Aku menjitak kepalanya.

"Sompret lu ya asal jitak! Eh kok lo gak dateng sama cowo lu?" Ujar Stef.

"Gue tinggalin dia di lorong abisnya dia godain gue kepedean gitu, masa katanya gue senyum-senyum mikirin dia..." Balasku.

"Emang lo senyum-senyum mikirin apa?" Tanya Stef.

"Mikirin dia sih.." Jawabku dengan polos.

"Bodo amat deh punya temen rada geblek macem lo ini," kata Stef sambil mulai mengeluarkan bukunya.

Tak lama dari itu, Revandi datang kedalam kelas dan seisi kelas memperhatikan gerak-geriknya, akupun begitu.

Dia berjalan terus menuju tempat duduknya yang ada dibelakangku,

Tiba-tiba dia berhenti disampingku lalu mengacak-acak rambutku.

"Awas aja kalo asal ninggalin aku lagi," ucap Revandi dengan tiba- tiba, lalu duduk ditempatnya.

"CIIIIIEEEEEEEEEEEEEEEEE"

Teman-teman kelasku yang mendengat itu langsung meledekku.

Aku tercengang.

Tak mengira ia bisa seberani itu.

**

Author's POV

Saat bel istirahat kedua, dikelas, Ody menghampiri Revando yang duduk dimeja, sedang asik dengan game di iPhonenya.

"Vando..." Ody menunduk saat menyebut nama Revando.

Dilemma With The Twins (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang