19

3.1K 221 6
                                    

Aku sedang memainkan gitar diruang musik ketika pintu terbuka,

"Kamu disini ternyata, kok gak ngasih tau aku sih?" Tanya Revandi sambil melepas headsetnya yang tadinya dipasang dikedua telinganya, kini menggantung disekitar leher.

Mulai deh posesifnya.

"Aku lagi mau ngelancarin main gitar aja, eh kunci Em gimana ya?" Tanyaku.

"Hmm sini gitarnya, aku ajarin ya," lagi-lagi senyuman Revandi yang selalu berhasil membuatku tersipu.

Ditengah-tengah 'pelajaran gitarku' suara pintu kembali terbuka.

"REVANDIIIIIII!!! Haiiii ih gue cariin kemana-mana taunya ngumpet disini. Ih boring banget deh!" Suara Rose kini memenuhi ruangan musik

Huftt.. Here we go again

"Revandiii temenin gue doong ke perpus yuk yukkk," dengan segera Rose menarik lengan PACARku semau-mau.

"Ehm.." Aku memberi kode lah.

"Nanti aku susul kamu lagi, kabarin aku aja kamu dimana, aku nemenin dia bentar," ujar Revandi lalu dia dan Rose pergi keluar ruangan.

Begitu saja.

Yap, begitu saja.

Kedatangan Rose kesekolah ini membuat para lelaki di sekolah ini menjadi heboh. Melihatnya bagaikan barbie yang hidup.

Haha barbie?
Barbie mah terbuat dari plastik dan gak punya otak. Ups.

Tapi serius deh, cowo-cowo langsung tergila-gila melihat dia. Bahkan di kanting banyak cowo yang menawarkan untuk membelikan dia makanan. What the hell.

Dari cara Rose jalan, dia berjalan seperti layaknya ratu disekolah ini. Astaga menyebalkan sekali. Dan sekarang dia menculik pacarku dariki begitu saja? Dasar !

Aku jalan keluar dari ruangan musik, belum tau arah yang pasti mau kemana.

Ke kantin aja kali ya? Okelah ke kantin.

Sesampainya dikantin aku melihat kerumunan, sedikit ramai. Ada apa?

Kulihat disana ada perempuan yang rambutnya bergelombang dan sedokit kecoklatan. Itu dia si Rose.

Tunggu, disampingnya, itu.. Itu kan Revandi!

Mana katanya mau ke perpus? Ihh dasar tukang bohong tuh cewe! Dasar medusa!

Revandi.. Revandi kok mauan sih?

Mengapa seketika aku merasakan sesuatu dihatiku? Perasaan yang sulit aku jelaskan, tetapi yang pasti, perasaan ini sangat menggangguku.

Aku hanya menatapi mereka dari kejauhan dan diam. Rose terlihat sangat bersemangat bersama Revandi, ada apa sebenarnya?

Perlahan aku menjauh dari kantin, tadinya lapar, namun melihat mereka berdua seperti itu seketika hilang nafsu makanku.

**

-3 hari kemudian-

*kriing kriing*

Bell pulang sekolah! Yey!
Hari ini mau pulang sama Revandi, kangen deh sama Revandi. Udah lama gak jalan bareng, terus kemarin aku bawa motor terus.

Aku membereskan bukuku dan menoleh ke tempat duduk Revandi, dia melamun dengan headsetnya yang terpasang di kedua telinga.

"Oy sayang! Melamun aja kamu ini. Udah pulang loh. Aku pulang bareng kamu ya?" Aku bertanya.

"Eh iya sayang tadi terlalu serius ngedengerin lagu. Hmm pulang bareng ya?" Balas Revandi. Sekilas dia memeriksa ponselnya.

"Sorry sayang aku gabisa, ada urusan sebentar sama ayah, kamu pulang bareng Stef aja ya? Stef lo bisa nebengin Amel kan?" Kini Revandi bertanya kepada Stef.

Dilemma With The Twins (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang