Chapter 2 🍂 Mengaguminya

36 18 13
                                    

"Kamu berdiri di sana menungguku sambil mengulurkan tanganmu. Dan aku di sini berusaha menghampirimu dan meraihmu. Aku hanya berharap kamu tetap di sana menungguku sampai aku datang kepadamu."


🍂🍂

Happy reading

🍂🍂




"Bulan depan aku ada perjalanan bisnis," kata Kansa dengan pandangan yang fokus mengendarai.

"Apa?!" ucapku kaget sambil melihat ke arahnya.

Tentu saja aku terkejut mendengarnya, kita baru menikah sebulan yang lalu dan sekarang dia ingin pergi meninggalkanku? Yang benar saja.

"Perjalanan bisnisnya cuma sebentar kok, cuma tiga hari."

"Tetap saja, bagaimana bisa kamu pergi ninggalin aku." Aku sedikit menggembungkan pipiku, mendengar ucapannya membuatku sedikit kesal.

"Aku tidak berniat meninggalkan kamu sayang, justru aku ingin kamu ikut."

"Benarkah?!"

"Yah, setelah aku selesai menyelesaikan tugas bisnisku di sana. Bisakah kamu datang menemuiku? aku akan menunggu kamu di sana."

"Ini juga bisa jadi alasan kita ke Ibu untuk pergi bulan madu," lanjutnya.

"Hmm boleh, itu bukan ide buruk," jawabku yang menyetujui rencana Kansa.

Aku juga masih memiliki beberapa pekerjaan yang harus aku bereskan di sini, setidaknya masih ada waktu untuk aku menyelesaikannya sebelum pergi menemui Kansa nanti.

🍁🍁🍁🍁

Hari berlalu begitu cepat, sekarang sudah hari Minggu saja. Hari ini aku memutuskan untuk pergi berolahraga bersama Kansa, karena memang kami selalu melakukan hal ini setiap Minggunya.

"Ayo cepat," kataku pada Kansa yang masih mengikat tali sepatunya, dia benar-benar lelet dalam hal ini.

"Sebentar," katanya lalu berdiri menghampiriku.

"Yuk." Aku mulai berlari kecil di samping Kansa yang juga berlari kecil, menuju keluar gerbang perumahan.

Perumahan kami tidak terlalu jauh dengan tempat yang biasanya orang-orang pakai untuk berolahraga, maka dari itu, kami selalu berolahraga di sana. Suasananya yang cocok untuk berolahraga dan kawasan yang mendukung itu semua membuat tempat itu ramai di kunjungi orang-orang yang ingin berolahraga setiap hari weekend.

"Yang cape duluan harus traktir es krim loh ya," tantang Kansa dengan wajah seakan meremehkan diriku.

"Boleh siapa takut." Melihat ekspresi wajahnya, membuat semangatku dalam memenangkan tantangan ini menjadi menggebu-gebu.

Kami mulai memasuki tempat untuk berolahraga, di lingkaran yang cukup besar dengan pasir merah mengitari Trek itu.

Pada awalnya aku lebih unggul dari Kansa, tapi semakin lama, aku semakin tertinggal jauh oleh Kansa, yang sudah puluhan kali mengitari Trek ini.

Aku berjalan terhuyung-huyung ke samping Trek, lalu duduk di sana. Dengan nafas terengah-engah, aku berusaha mengatur nafasku.

Kansa berjalan ke arahku dengan bajunya yang terlihat basah oleh keringat. Ia mengelap tetesan keringatnya menggunakan baju yang ia kenakan, sehingga perut kotak-kotak-nya sedikit terlihat.

DearRaya [ On Going ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang