chapter 6 🍂 Anak tidak sopan

40 18 12
                                    

HAPPY READING

🍂🍂






Terlihat seorang pemuda tengah mendorong motor besarnya menuju bengkel.

"Woy Gan kenapa lagi ini?" tanya salah satu montir yang ada di sana, terlihat sepertinya mereka saling mengenal.

"Biasa," kata pemuda itu seraya duduk di kursi yang ada di sana sambil membuka helmnya.

Wajah putih bersih serta memiliki hidung yang mancung dan rahang yang tajam, wajahnya nyaris terlihat sempurna, namun tertutup oleh beberapa tindik yang menghias wajahnya, ditambah tato di leher berbentuk kupu-kupu dan rambut yang gondrong menjadi ciri khasnya.

Pemuda itu merogoh saku jaketnya, mengeluarkan sebuah plaster yang masih utuh.

Entah apa yang lucu namun ia tersenyum kala melihat plaster tersebut.

"Lu kenapa Gan senyum-senyum sendiri?" tanya montir itu yang memperhatikan dari jauh.

Pemuda itu tidak menjawab ia terus menatap plaster tersebut.

~~~~~

Hari ini aku sedikit tegang, karena ini hari pertama aku mulai mengajar di kampus.

"Semangat."

"Terimakasih," kata ku lalu turun dari mobil Una yang sudah mengantarkan ku ke kampus.

Aku sedikit merasa bersalah kepada Una karena tidak bisa mengantarkan dirinya ke bandara, hari ini Una sudah harus pulang karena ia juga memiliki pekerjaan yang harus ia kerjakan.

Aku berjalan masuk ke dalam kampus menuju ruangan ku.

"Selamat pagi," ucap seorang pria saat aku hendak masuk ke dalam ruangan.

"Pa-pagi."

"Diraya kan? saya Erzio Pratama, mengajar di bidang yang sama denganmu, semoga kita bisa bekerjasama dengan baik kedepannya," katanya memperkenalkan diri.

"Oh i-iyah, mohon bantuannya juga, Pak Zio?"

"Tidak perlu memanggil seperti itu, karena sepertinya Kia seumuran. Panggil saja Zio."

"Baik terimakasih Zio, kalau begitu saya pamit masuk."

"Silahkan."

Setelah berpamitan aku pun masuk ke dalam ruangan, duduk di kursiku sambil menunggu kelas yang akan dimulai pukul delapan pagi nanti.

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi, aku melangkah menuju kelas seraya membawa beberapa map dan buku di tanganku.

"Selamat pagi semuanya," ucapku setelah berada di dalam kelas.

"Pagi," balas para mahasiswa di kelas serentak.

"Perkenalkan saya Diraya Pramesti, yang akan memulai kelas pada hari ini "

"Sebelum itu apakah kalian sudah mengisi absen?"

"Sudah Bu!!"

Brak!!!

Suara pintu kelas dibuka secara paksa, terlihat pemuda yang mengenakan jaket levis, celana jeans yang sobek di bagian lutut. Dan anehnya ia masih memakai helm di kepalanya?! tanpa merasa bersalah dia berjalan masuk ke dalam.

"Berhenti!" kataku dengan nada tinggi.

Pemuda itu membalikkan badannya ke arahku.

"Apakah sopan masuk seperti itu?!" ... lepas helm kamu!"

DearRaya [ On Going ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang