2. Anugerah

28 3 0
                                    

     Setelah puas dengan hamparan bunga lavender yang menakjubkan. Liona mengajak Eleanor berjalan jalan menyusuri pasar kerajaan.

"Jangan bilang kau tidak pernah kemari." ucap Liona.

Eleanor tersenyum. "Aku sering datang kemari bersama teman temanku."

Liona menghela napas lega. Ia pikir Eleanor tidak tau sama sekali apa yang ada di luar istananya. Ternyata dugaannya salah. Bagaimanapun juga Eleanor adalah putri kerajaan Aster. Eleanor seharusnya lebih tau dibandingkan dirinya kan?

"Tunjukan padaku toko mana yang sering kau kunjungi bersama teman temanmu." ucap Liona dengan bersemangat.

Eleanor mengangguk. Lalu melangkah mendahului Liona untuk menunjukkan arah.

Eleanor berhenti di depan sebuah toko kue bernama lovely cake.

"Ayo masuk." ajak Eleanor.

Mereka pun membuka pintu masuk. Bunyi gemerincing terdengar saat pintu terbuka membuat berbagai pasang mata melihat ke arah mereka.

Jika dilihat dari luar, toko itu terlihat sangat sederhana. Tapi ketika pintu terbuka, Liona tak bisa berhenti berdecak kagum. Dinding dinding toko itu tidak dihiasi dengan emas ataupun perak. Hanya lukisan-lukisan sederhana yang menghiasi dinding dinding toko, namun ada aura khusus yang membuat ruangan itu memiliki daya tarik tersendiri sehingga netra Liona tak bosan untuk terus menatapnya.

"Ka... Kak... Kakak ipar!" panggilan Eleanor berhasil menyadarkan Liona.

"Eh... Iya?"

"Kue mana yang kau suka?" Eleanor menunjuk deretan kue yang dipajang di dalam sebuah kotak kaca.

Lagi lagi Liona terdiam. Kue kue yang disajikan beraneka macam dengan bentuk bentuk yang unik.

"Wah... Bagaimana kue bisa terlihat sangat indah seperti ini?... Tidak. Aku tidak bisa memilihnya atau kita akan kehabisan uang karena aku akan membeli semuanya." ucap Liona sembari menggelengkan kepalanya beberapa kali.

"Baiklah. aku yang akan memilih. Duduklah di sana." Eleanor menunjuk deretan meja yang sengaja disediakan untuk pelanggan.

Liona memilih meja yang letaknya ada di dekat jendela agar ia bisa menikmati pemandangan di luar sembari menunggu.

Eleanor menghampiri Liona dengan membawa empat kotak kue.

"Kenapa membeli sebanyak ini?" tanya Liona heran.

"Hari sudah sore. Kita harus kembali. Jadi aku membeli banyak untuk ayah dan Elios juga."

Liona menatap keluar jendela. Karena terlalu nyaman ia tidak sadar telah menghabiskan banyak waktu. Semburat jingga muncul di langit menandakan bahwa matahari akan segera tenggelam.

"Gawat. Elios akan memarahiku habis habisan jika tau aku mengajak Eleanor keluar hingga petang." batin Liona.

"Iya. Kita harus segera kembali." ucap Liona menyetujui.

Ia segera mengambil dua kotak kue dari tangan kiri Eleanor. Kemudian menarik lengan adik iparnya itu agar segera mengikuti langkahnya.

..........

Setelah kepergian adiknya, Orion menjadi sangat gelisah.

"Yeriko."

"Iya pangeran?" tanya Yeriko yang sedari tadi berdiri di belakang Orion.

"Kenapa kau tetap di sini? Bagaimana bisa kau membiarkan Arden yang sedang terluka untuk bepergian sendiri?"

Yeriko menunduk dalam. "Maafkan saya. Pangeran Arden melarang saya ikut. Utusan mengatakan Ratu Slavinna hanya akan memberikan eviga lov pada seseorang yang berjuang sendiri. Tanpa bantuan dari kerajaannya."

Aster dan PermataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang