Leonard menghentikan kudanya di halaman depan istana.
Eleanor terdiam. Ia menatap istana Kerajaan Sage lamat-lamat. Ada rasa aneh yang melingkupi hatinya. Perpaduan antara rasa rindu, bahagia dan kagum.
"Ayo." ucap Leonard.
Eleanor mengalihkan pandangannya dari istana dan menatap Leonard heran. "Kau mengubah warna dinding kamarmu?" tanya Eleanor sembari menunjuk kamar paling ujung di lantai tiga istana. Kamar yang terlihat mencolok karena dindingnya berwarna abu-abu diantara hamparan warna hijau sage di sekelilingnya.
Leonard mengangguk. "Iya."
"Hmm... Ib...ibu tidak melarangmu?" ucap Eleanor terbata.
"Tentu saja tidak."
Mendengar jawaban Leonard. Eleanor tertegun. Ada sedikit rasa cemburu di hatinya. "Ibu akan memarahiku jika melakukannya." batin Eleanor.
"Ayo turun." Leonard membantu Eleanor turun dari kudanya.
Eleanor segera menjauhi kuda itu setelah turun.
"Tidak perlu takut. Lion masih mengenalimu."
"Benarkah?"
Eleanor mendekati kuda itu. Dengan hati-hati ia menyentuh surai lembut kuda itu. Eleanor tersenyum. "Kau benar."
Eleanor menatap Leonard. "Tapi masih saja terasa aneh."
"Apa yang aneh?"
"Kau menamai kudamu dengan nama singa. Jadi... ini kuda atau singa?"
Leonard hendak menjawab pertanyaan Eleanor. Namun, Eleanor segera menghentikannya.
"Aku tau. Aku tau jawabanmu. Kau pasti akan menjawab 'karena kudaku seperti singa. Dan singa sangat mirip dengan kudaku' begitu kan?"
Leonard tertawa puas setelah mendengar Eleanor meniru ucapannya dan cara berbicaranya. "Benar. Kau tau? Jika kau memakai pakaianku dan memotong rambutmu. Ketika kau berbicara seperti itu. Orang lain akan mengira kau adalah aku."
"Tentu saja. Kita kembar. Hmm... Kapan kau akan memanggilku kakak?"
Leonard melebarkan kedua matanya. "Apakah kau salah makan obat?! Lea. Tidak bisa. Aku tidak bisa menerimanya. Kau lupa bahwa aku lahir lebih dulu?"
"Aku tidak lupa. Hanya saja aku masih ragu sampai sekarang. Bukankah tabib wanita yang membantu ibu melahirkan itu punya masalah dengan kemampuan mengingatnya. Bisa saja dia salah mengingat dan aku lahir lebih dulu daripada kau."
Leonard menatap Eleanor kesal. "Jangan ber-imajinasi, Lea."
"Aku hanya ingin kau memanggilku kakak. Satu kali. Satu kali saja."
"Tidak akan." ucap Leonard sembari melangkah cepat mendahului Eleanor.
Eleanor tersenyum puas karena berhasil membuat Leonard kesal. "Hei. Leo. Tunggu." Eleanor mengikuti langkah lebar Leonard.
Seperti mengikuti komando. Para pelayan, baik laki-laki maupun perempuan menghentikan langkahnya serempak.
"Aku tidak salah melihat kan? I...itu Putri Eleanor?"
"Benar. Kau tidak salah lihat."
"Putri Eleanor kembali! Putri Eleanor kembali!"
Leonard menghentikan langkahnya setelah mendengar keributan yang terjadi.
Eleanor pun ikut menghentikan langkahnya. Betapa terkejutnya, ketika ia menoleh, para pelayan telah berkerumun mendekatinya.
"Ha...halo... Lama tidak berjumpa." Sapa Eleanor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aster dan Permata
Fantasy'Aster putih dari selatan' 'Harta Karun kerajaan selatan' Tak terpikirkan. Hal luar biasa yang terjadi untuk pertama kalinya dalam sejarah dunia Arcania. Sapphire memilih gadis dari kerajaan terpencil yang bahkan keberadaannya tak terlihat oleh mata...