6. Menggunakan Anugerah

26 3 0
                                    

Perjalanan menuju Kerajaan Amarilis dimulai. Kereta kuda berjalan di bawah guyuran sinar bulan bersamaan dengan sepoi angin yang makin lama semakin terasa menusuk tulang.

''Lea... pakai jubahmu dengan benar.''

Meskipun tubuhnya tidak merasa dingin sama sekali saat ini, Eleanor tetap mematuhi ucapan Liona dengan membenarkan letak jubah penghangat yang tersampir di bahunya.

''Ka... seperti apa kerajaanmu?''

''Aku hampir lupa. ini perjalanan pertamamu menuju kerajaanku kan? dulu kau tidak menghadiri acara pernikahanku.''

Eleanor terdiam selama beberapa saat. Tak dipungkiri tindakannya menyerap kekuatan ayahnya sungguh keputusan yang buruk. Selain membuat ayahnya menjadi lemah. Eleanor juga melewatkan kesempatan emas untuk menyaksikan hari bahagia kakaknya. Eleanor sangat menyayangkan hal itu. ''benar. aku sangat menyesal.''

Liona tertawa. ''Aku justru bersyukur karena kau tidak datang Lea...''

Eleanor menoleh dengan cepat. ''Kenapa? apakah terjadi sesuatu yang buruk?''

Liona menggelengkan kepalanya. ''Bukan hal yang buruk. hanya saja... aku tidak ingin kau melihat posisi ayahmu digantikan orang lain.''

''Apa maksudnya? kenapa posisi ayah digantikan orang lain?''

''Itu karena kesalahanku. dulu aku adalah putri yang suka membuat ulah. sudah jelas bahwa kedua kerajaan telah sepakat akan mengadakan pernikahan secara tertutup dan hanya dihadiri anggota keluarga saja. Tapi... aku justru mengundang teman temanku dan anggota perkumpulan bangsawan secara pribadi. aku hampir membuat pernikahan ini batal. untuk menghindari masalah, ayahku membuat Elios diwakilkan oleh perdana menteri dan ayah mertua hanya melihat dari kejauhan.''

Eleanor menggelengkan kepalanya beberapa kali. Ia bisa membayangkan ekspresi kakak dan ayahnya saat kejadian itu terjadi. ''Raja Rayn membuat keputusan yang tepat.'' ucap Eleanor setelah Liona menyelesaikan ceritanya.

Liona tertawa mendengar respon adik iparnya itu. ''Jadi jangan terkejut jika semua orang mengira suamiku adalah putra angkat perdana menteri.''

''Tentu saja. aku tidak akan terkejut ka.'' jawab Eleanor sembari tertawa pelan.

''Sekarang kau sudah merasa lebih baik?'' ucap Liona tiba tiba.

Eleanor tersenyum. Benar bahwa perasaannya lebih baik setelah berbicara banyak hal dengan Liona. ''Iya. terimakasih.''

''Meskipun kau mengatakan baik baik saja sebelumnya. matamu tidak bisa membohongiku Lea. aku senang melihat kau bisa tersenyum lagi.''

Eleanor tersenyum. Meskipun tidak mengatakan perasaannya, Liona selalu tau apa yang sedang ia rasakan.

''Aku sangat senang hari ini.''

''Apa yang membuatmu sangat senang ka?''

''Elios bilang memorimu telah kembali. aku tidak perlu menahan diri lagi. ia mengizinkanku membicarakan apapun atau mengajakmu kemanapun sekarang.''

''Benarkah? Elios mengatakan itu?''

''Iya. bukankah ayah mertua mengizinkanmu mengantarku juga karena hal itu?''

Eleanor terdiam. Ia tau alasan sebenarnya bukan itu. Tapi ucapan Liona juga masuk akal. ''Hmm...mungkin saja.''

"Oiya saat ini usiamu sudah cukup untuk pendidikan lanjutan. Kau ingin mendaftar di mana?"

Pendidikan lanjutan adalah pendidikan yang harus ditempuh setelah menyelesaikan pendidikan di kerajaan masing masing. Pendidikan ini bersifat menyeluruh. Para putri, pangeran atau bahkan warga biasa diizinkan memilih academy yang ada di tiga pusat arcania.

Aster dan PermataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang