Raja Asterion memerintahkan pengawal untuk menyiapkan kuda. Ia bergegas menuju Kerajaan Sage.
Tiba tiba pintu kamarnya terbuka.
Putrinya yang telah bangun dari tidur panjangnya kini menatapnya dengan sorot mata yang menyiratkan rasa sakit.
"Ayah..." panggilnya pelan.
Asterion menghampiri Eleanor dan menatapnya dalam. "Bagaimana keadaanmu sekarang? Sudah lebih baik?"
"Aku baik baik saja tapi... Hatiku sakit ayah... Sangat sakit." Eleanor tak bisa menahan air matanya lagi.
Asterion tau, Eleanor mendapatkan kembali ingatannya. Ingatan yang terkunci selama ini pada akhirnya kembali padanya seberapapun ingin Eleanor lupakan. Pada dasarnya, kekuatan manusia tak bisa bertahan selamanya.
"Kau ingin ayah membantumu sekali lagi?"
Eleanor diam. Enggan menjawab pertanyaan ayahnya.
Dan Asterion pun tak ingin memaksanya. Ia memeluk putrinya, berusaha mengurangi rasa sedihnya.
"Penerimaan butuh waktu lama. Tapi berusaha menerima juga bentuk dari kedewasaan. Ayah harap kau juga bisa menerima semua yang telah terjadi dan memulai awal baru."
Eleanor merasa lebih tenang setelah mendengar ucapan ayahnya. Dulu, ia belum dewasa dan tidak kuat menanggung rasa sakit ditinggalkan seseorang yang sangat ia sayangi. Eleanor bahkan tanpa sadar menggunakan kekuatan ayahnya untuk menutupi kesedihannya. Hingga berdampak buruk pada dirinya sendiri. Ia melupakan sebagian memorinya.
Kini semua telah kembali padanya dan Eleanor tak ingin mengulangi sikap tidak dewasanya dengan melarikan diri dari masalah. Eleanor ingin menyelesaikannya sekarang.
"Ayah... bawa aku!" ucapnya pelan namun yakin.
Eleanor tau kemana ayahnya hendak pergi. Berita tentang rencana kepergian mendadak ayahnya menuju Kerajaan Sage telah sampai kepada Eleanor setelah ia memaksa Elios memberitahunya.
Namun, jawaban ayahnya berhasil membuat harapan Eleanor lenyap. "Lea... Ayah tidak bisa mengizinkan."
..........
Pria berkumis tebal yang baru saja bersikap tidak ramah itu, kembali merubah sikapnya, setelah Arden memberikan sejumlah perak padanya.
"Silahkan tuan muda. Ini tenda terbaik yang ada di perkemahan ini." Pria itu menunjuk sederetan tenda yang cukup mewah.
Arden menggelengkan kepalanya. "Tidak."
"Apakah masih kurang? Katakan apa yang kau butuhkan. Aku akan segera menyiapkannya."
"Di sana. Tenda paling ujung." Arden menunjuk tenda kecil di ujung perkemahan. Tepatnya di samping padang rumput yang luas.
Pria berkumis tebal itu terkejut selama beberapa saat. "Ka...Kau ingin memesan tenda itu? Tapi di sana sangat sempit."
"Tidak masalah."
"Ahahaha tuan muda ini sangat rendah hati. Baik. baik. akan segera ku siapkan."
Pria berkumis tebal itu memberi aba-aba kepada beberapa penjaga perkemahan untuk merapikan tenda yang Arden pesan.
Arden melepaskan tali kuda yang ia ikat di pohon, lalu menariknya, membawa kudanya menuju Padang rumput luas di depan sana.
Sembari menunggu tendanya siap. Arden melangkah mengelilingi perkemahan, menatap kanan dan kiri mengamati sekitar.
Hingga sekelebat bayangan hitam muncul di hadapannya.
Hanya sebentar, bayangan itu lenyap dalam sekejap.
![](https://img.wattpad.com/cover/308465961-288-k839639.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aster dan Permata
خيال (فانتازيا)'Aster putih dari selatan' 'Harta Karun kerajaan selatan' Tak terpikirkan. Hal luar biasa yang terjadi untuk pertama kalinya dalam sejarah dunia Arcania. Sapphire memilih gadis dari kerajaan terpencil yang bahkan keberadaannya tak terlihat oleh mata...