Arden melepaskan tali kuda yang ia lilitkan pada pohon.
Kuda peliharaannya nampaknya telah kenyang. Arden mengelus surai kudanya dengan lembut. "Aku mengandalkanmu, Ryu." ucapnya.
Arden segera menaiki kuda dan menarik tali kekang. Kuda itu pun berlari cepat mengikuti komandonya.
Akhirnya, Ia tiba di depan pos yang dibuat untuk peserta kompetisi.
Arden turun dari kudanya. Seorang pengawal yang ditugaskan menjaga pos mendekatinya.
''Tuan muda, apa kau kemari untuk mengikuti kompetisi?''
''Benar.'' jawab Arden.
''Kenapa baru mendaftar? peserta lain sudah mendaftar sejak jauh hari.''
''Butuh waktu lama untuk kemari.'' jawabnya singkat.
''Beruntung kau tidak terlambat. pasang pin ini di jubahmu. setelah jam pasir itu berhenti. kompetisi akan dimulai.''
Penjaga pos itu pun memberikan pin berbentuk daun yang digunakan sebagai tanda peserta kepada Arden.
''Terimakasih.'' ucap Arden. Ia melepas pin pengancing jubahnya dan menggantinya dengan pin berbentuk daun itu.
Pasir di dalam Jam pasir raksasa yang dipasang di depan pos telah tersisa setengah. Arden menghela napas lega. Ia masih punya waktu beberapa saat untuk mempersiapkan diri.
Arden mengamati sekitar. Para pemuda dari berbagai kerajaan berkumpul di sekitar pos.
Kedatangan Arden bersama kudanya membuat banyak pasang mata menatap ke arahnya.
Bukan tanpa sebab, Arden datang tanpa membawa apapun, hanya membawa diri dan kuda peliharaannya.
Sedangkan, pemuda yang lain membawa barang bawaan cukup banyak yang disampirkan pada kuda mereka masing-masing.
Seseorang mendekati Arden.
"Hei. Namaku Brilian. Salam kenal." Pemuda dengan rambut pirang itu menyapa Arden.
Arden menggangguk. "Salam kenal."
"Siapa namamu?"
"Arden."
Brilian menatap Arden dari ujung kaki hingga ujung kepala.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Arden. Merasa tidak nyaman dengan tatapan pemuda di depannya.
"Kau yakin ikut kompetisi tanpa membawa apapun?" tanyanya.
"Iya." jawab Arden yakin.
Brilian menggelengkan kepalanya. Tanda bahwa ia takjub dengan kepercayaan diri seorang Arden.
"Mungkin kau tidak dengar karena berangkat terlambat. Penjaga pos telah memberitahu kami sesuatu."
"Apa itu?"
"Kita semua adalah peserta yang dipilih langsung oleh Ratu Slavinna. kompetisi ini bersifat rahasia dan pribadi. Peserta yang maju sampai akhir akan diseleksi berdasarkan apa yang bisa mereka beri pada Ratu Slavinna. Dengan kata lain, di akhir kita akan diseleksi berdasarkan kekayaan. Sepertinya orang seperti kita tidak punya banyak harapan."
"Seperti kita?" Arden mengerutkan keningnya bingung.
Rupanya Brilian mengira bahwa Arden hanya seorang prajurit biasa sama seperti dirinya.
Arden memang sengaja memakai pakaian prajurit biasa yang menurutnya lebih nyaman dipakai dan memudahkannya bergerak dibandingkan dengan pakaian seorang pangeran.
"Lihatlah... Bahkan tanpa bertanya, aku tau mereka adalah pangeran. Harga satu helai kain yang mereka pakai mungkin sepuluh kali lipat dari harga kudaku." ucap Brilian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aster dan Permata
Fantasy'Aster putih dari selatan' 'Harta Karun kerajaan selatan' Tak terpikirkan. Hal luar biasa yang terjadi untuk pertama kalinya dalam sejarah dunia Arcania. Sapphire memilih gadis dari kerajaan terpencil yang bahkan keberadaannya tak terlihat oleh mata...