Tidak Tahu Diri

1.6K 122 15
                                    

Terima kasih sudah vote dan meninggalkan komentar untuk menghargai karya sederhana ini.

Jangan lupa vote and komen ya cinta!

.

.

𝓂𝓎𝓂𝑜𝑜𝓃𝒷𝑜𝑜𝓈𝓉𝑒𝓇 𝓅𝓇𝑒𝓈𝑒𝓃𝓉,

【S】【U】【G】【A】【R】

【M】【O】【M】【M】【Y】

.

.






.

"Kemana istriku pergi? Bukankah kau bilang ia akan pulang tepat waktu malam ini, Yeo Jibsa?"

Yeo Mi Kyung, sang kepala pelayan segera menunduk kala bertemu tatap tajam tuannya, Kim Seok Jin.

"Tadi pagi, Nyonya menyampaikan kepada saya seperti itu, Tuan."

Seok Jin memijat pelipisnya. Kepala terasa berdenyut. Saat ini tepat pukul delapan malam. Hidangan yang tersedia di meja makan telah menjadi dingin. Untuk kesekian kalinya Seok Jin menunggu Joo Hyun untuk makan malam bersama. Namun Joo Hyun tidak pernah nampak setiap jam makan malam. Seakan-akan wanita itu sengaja menghindarinya.

"Tuan, sepertinya kami harus memanaskan kembali makanannya." ucap Mi Kyung perlahan.

Seok Jin menatap nanar makanan yang tersaji di atas meja. Beragam lauk dan sayur yang tersaji tidak ada yang tersentuh sedikitpun. Ia bahkan sudah tidak merasa lapar lagi. Rasanya memikirkan tingkah laku istrinya saja sudah membuatnya kenyang.

"Aku tidak ingin makan. Rapikan saja." Seok Jin bangkit berdiri meninggalkan ruangan.

Mi Kyung mengangguk mengerti. Ia pun segera memerintahkan para pelayan untuk mengosongkan meja makan.

Seok Jin kembali ke kamar. Ia merebahkan tubuhnya yang lelah di atas ranjang. Lemat-lemat meresapi kasur yang terasa begitu dingin. Namun dinginnya tidak sebanding dengan sikap Joo Hyun kepadanya.

Dingin dan angkuh. Joo Hyun bukanlah wanita yang seperti itu. Pertama kali Seok Jin mengenal Joo Hyun, wanita itu memang nampak kaku. Namun sesungguhnya memiliki hati yang lembut. 

Ingatan Seok Jin pun kembali pada memori tiga tahun lalu. Pertemuan pertama mereka di perpustakaan kota pada awal musim panas. Joo Hyun layaknya seorang peri mungil dengan gaun polos putih dan bandana warna senada. Wanita ayu itu sedikit menunduk dan memegangi lututnya. Terengah ia karena baru saja berlari mengejar Seok Jin.

"Kau meninggalkan dompetmu di perpustakaan" ucap Joo Hyun datar setelah mampu mengontrol nafasnya. Bahkan tanpa tersenyum pun, kecantikan tetap terpancar dari wajah gadis itu. 

"Terima kasih" ucap Seok Jin lembut. 

Seok Jin menemui pribadi Joo Hyun sangat unik. Saat wanita lain akan tanpa segan tersenyum dan mendekatinya. Wanita itu justru menunjukkan wajah datar yang terkesan tidak tertarik. 

Bukan tidak lain, Seok Jin memang tampan. Tak hanya dari segi wajahnya yang sempurna, bahkan ia adalah pewaris tunggal. Banyak wanita mendekatinya terang-terangan. Atau sekadar berpura-pura menjatuhkan barang agar mendapat perhatiannya meski sebentar.

Joo Hyun berbeda. Wanita itu bahkan enggan menatap wajah Seok Jin. Nampak tidak mengharapkan imbalan apapun dan menghindari interaksi ramah tamah.

"Oh, tunggu." Seok Jin mendekat  ke wajah Joo Hyun. Demi Tuhan, Seok Jin tidak bermaksud menggoda wanita yang ia bahkan tak mengenali namanya itu. Tangannya refleks terangkat meraih ujung bibir Joo Hyun saat ia melihat terdapat remah kekuningan di sana. "Kau makan keripik di perpustakaan? Bukankah makan di perpustakaan itu di larang?"

S U G A R     M O M M YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang