BAD 16

195 24 14
                                    








O
Saat ini Karina dan Nic sedang berada di ruang kerj Jhon sonata ayah Karina.

"Ada apa sayang?, tumben datang ke ruang kerja ayah?." Tanya Jhon.

"Ayah. Ayah harus balas orang yang sudah membully ku ayah." Rengek Karina manja.

"Siapa yang udah membully putri  ayah hm?, bilang sama ayah." Geram Jhon

"Dia anak baru di sekolah milik ayah. Trus dia bully Karina yah." Manja Karina.

"Kamu tenang aja ya sayang. Biar  ayah yang urus." Lembut Jhon.

Karina pun langsung pergi meninggal kan ruang kerja ayah nya. Dengan semirik kemenangan karena dia merasa akan bebas dari jeratan ke empat iblis mengerikan itu.



.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sooya, Anna, Lisa serta Ruby sedang asik mengsecroll ponsel mereka masing-masing. Hingga tiba-tiba mata Sooya terbelalak kaget.

Buk

Sooya meletakan botol jus nya ke meja dengan kasar dan keras.

"Apan sih Soo?. Bikin kaget aja." Kesal Anna mengusap dadanya lantaran kaget.

"Siaga satu siaga satu siaga satu!!" Heboh Sooya menduduk kan diri nya di sofa.

"Siaga satu apaan sih!!." Kali ini Ruby yang kesal.

"Pak tua video call." Heboh Sooya lagi.

"Apa?!, seriusan?!." Pekik Lisa laget Anna dan Ruby pun ikut mendudukan dirinya kaget.

"Batulan. Nih." Tunjuk Sooya  ponsel nya pada Lisa,Anna, serta Ruby.

Sontak ketiga gadis itu pun duduk merapat pada Sooya dengan panik.

"Angkat Soo, angkat." Ujar Ruby panik.

Tut

"Hall---."

Buk!!

"Apa maksud kalian membully Karina yang harus nya kalian jaga malah kalian bully!!!!." Pekik pak tua itu murka bahkan menggebrak meja nya dengan kuat membuat ke empat gadis itu menutup telinga mereka karena teriakan komandan Tu.

"Tenang pak...... tenang." Ujar Sooya menenangkan komandan Tu.

"Bagaimana bisa saya tenang. Tuan Jhon menghubungi saya dan berkata akan menuntut kita." Murka komandan Tu.

"Kita lakukan ini semua ada alasan nya pak." Potong Lisa langsung.

"Ku harap alasan yang masuk akal." Desis komandan Tu tegas.



"Sooya sekarang tugas mu." Gumam Lisa sambil menyiku pinggang Sooya pelaan dan tentu tidak bisa di dengar komandan Tu.

"Kenapa jadi gua. Kan lo yang bilang ada alasan nya." Balas Sooya kesal.

"Kan lo sendiri yang bilang urusan pak tua bisa lo beresin. Ya udah beresin sekarang." Gumam Anne ikut menimpali Lisa.

"Ck, sialan lu." Desis Sooya.

"Ayoo, sebelum pak tua itu marah lagi." Ruby pun ikut memojok kan Sooya.

Akhirnya mereka jadi saling siku-menyiku mendorong satu sama lain agar  memberikan penjelsan pada Komandan Tu sebelum mereka kembali di amuk.

"Jelaskan! Kenapa jadi kalian saling mendorong!." Tegas Komandan Tu meminta penjelasan dan lelah dengan sikap ke empat gadis itu.

"Sooya yang akan menjelaskan nya komandan. Karena dia yang paling tua." Saut Lisa dengan cepat mendapat tatapan tajam dari Sooya.

BAD GIRL BUT POLICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang