BAD 18

210 26 20
                                    





"Seulgi tolong bawakan belanjaan nya." Perintah Karina pada Seulgi.

"Irene kipas nya lebih kencang dong!!. Panas nih." Seowot Karina pada Irene yang kelihatan lelah.

"Joy aku pesan susu rasa mangga bukan rasa coklat. Ganti!!." Titah Karina pada Joy yang berlari dari tadi untuk membeli semua makanan yang di ingin kan Karina.

"Wendy, mana keripik ku?." Tanya Karina dengan arogan nya karena Wendy lah yang bertugas mebawa makanan ringan Karina.

Mereka beremapat melakukan semua perintah karina layak nya pelayan, bahkan seperti budak Karina. Sejak mereka mengambil alih misi Jisoo cs.

Dan karena perjanjian dengan John sonata agar menuruti semua perinberlanjut.

"Wahhhh, lihat siapa ini?." Tiba-tiba Karina  berbicara dengan sombong nya pada ke empat gadis yang sedang duduk di meja di sebuah cafe di dalam mall itu.

"Ternyata hanya orang rendahan yang berani mengangguku dan mengancam ku. Tapi pada akhirnya berakhir menyedihkan." Lanjut Karina untuk mengejek ke empat gadis itu.



"Wah lihat siapa ini?." Balas Jennie dengan tak kalah sengit.

"Siapa lagi gadis arogan dan sok hebat." Timpal Lisa.

"Padahal tanpa ayah nya dia gak lebih dari se enggok sampah." Lanjut Jisoo.

"Yang sebentar lagi bakal mati." Sinis Rosè.

Dan ke empat gadis itu langsung tertawa senang, berhasil mebuat Karina bungkam. Sebenar nya mereka tidak benci pada Karina, tapi mengingat ayah Karina Jhon sonata membuat mereka ingin balas dendam. Karena mereka ber empat bukan lah gadis yang sebaik itu.

"APA LO......"  Belum sempat Karina mengeluarkan teriakan amarah nya langsung di potong Jennie.

"Ssttt. Diam." Desis Jenni mengancam. Karina yang mental tahu kedok batu kicep seketika.

Setelah Karina diam, Jennie menatap Seulgi, Joy, Wendy, serta Irene lalu tersenyum meremeh kan.

"Wow, kalian cocok sekali jadi babu." Ejek Jennie dengan tawa menghina.

"Tutup mulut kurang ajar lo Jennie, lo gak tau apa-apa!." Sentak Wendy kesal.

"Gak tau apa-apa lo bilang?, gua tau lo rela jadi babau kek gini karena takut sama pak tua itu kan?. LEMAH."  Ujar Jennie dengan menegaskan  kata 'lemah'

"Dasar kurang ajar, percaya atau tidak gua habisin lo sekarang." Geram Sulgi murka.

Brak!!!!

Tiba-tiba meja di gerbak dengan kuat, tiga gadis cantik itu berdiri dengan garpu di tangan dan mengarah pada Seulgi dengan tatapan mengancam.

"Lihat siapa yang lebih dulu habis." Kekeh Jennie melipat tangan sambil duduk menyilang kaki memandang Seulgi hina. Dengan Jisoo, Rosè, serta Lisa bediri dengan garpu.

"Orang yang kata nya agent, berkerja seperti babu lebih baik diam." Hina Lisa.

"Merendahkan reputasi kita aja. Taat, setia dan disiplin boleh. Oon jangan. Malu-malu in aja lo berdua gak beda jauh sama kakek sialan lo itu." Ujar Rosè dengan sakras nya tak lupa menunjuk wajah Wendy.

"Gua bangga pernah membully gadis arogan ini." Ujar Jennie menunjuk Karina yang wajah nya sudah merah padam menahan amarah, serta mata yang hampir menumpah kan air mata nya.
"Dan kalian menjadi babu dari korban bully an gua. Sungguh rendah. Merampas misi orang dengan bantuan orang dalam juga sampah, so? Apa yang bisa di harapkan dari sampah rusak seperti kalian?." Tanya Jennie dengan tatapan penuh selidik, lalu kemudian bersemirik devil melihat wajah terkejut Wendy, Joy, Seulgi serya Irene.

"Jangan terkejut gitu dong, lo tau kan gua haker hebat, Jennie penembak jitu, Lisa fighter no satu, serta Rosè si ratu derama.  Bisa dapatin infor masi apapun dengan kemampuan kita. Gak kek kalian denga orang dalam. Rendahan banget sih." Timpal Jisoo tak kalah sakras nya.

Sekarang mereka ber emapat benar-benar sangat marah dan kesal atas apa yang terjadi pada mereka atas keputusan sepihak Komandan Tu.

Wendy cs diam mendengar perkataan mereka ber empat, sungguh mereka snagat marah dan kesal. Tapi rasa terkejut mereka akan bagai mana Jisoo cs bisa tau bahwa mereka memohon pada komandan Tu untuk menyerahkan misi itu pada mereka serta sampai membujuk Jhon Sonata sebagi ayah Karina dengan menunjukan pembullyan Jisoo cs pada anak nya.

"Lo bingung kan atas apa yang kita bahas sekarang?." Tanya Lisa pada Karina yqng diam seperti orang bodoh.

"Kalau bingung pulang dan tanya bapak sialan lo sana?." Usir Rosè.

Karina langsung berbalik arah dan berlari keluar mall meninggal kan Wendy cs yang masih sibuk dengan dunia mereka sendiri.

"OI, KERJA MELAMUN AJA!."  Teriak Jisoo membuat Wendy cs kembali ke kenyataan.

"Noh Karina kabur, buruan kejar ntar keburu mati dia di buru mereka." Timpal Lisa.

Membuat Wendy, Joy, Seulgi, serta Irene celingukan dalam bingung nya mencari Karina hingga berlari mengejar Karina yang sudah mulai menuruni tangga.


"Bukan nya Karina gak boleh tau ya kalau dia di lindungi?." Beo Jisoo bingung.

"Iya trus?." Tanya Rosè balik sambil jalan meninggal kan Mall.

"Lah tadi kita bagi tau dia." Kaget Jisoo.

"Trus masalh nya apa?, gua gak peduli." Tegas Jennie.

"Udah biarin. Anggap aja balasan kita karena memperlakukan semena-mena." Ujar Lisa di angguki Jennie dan Rosè dan membiarkan Jisoo yang mengikuti merek dari belakang. Maklum Jisoo lagi kumat sawan oon nya.





.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Rencana hampir siap bos." Seorang gadis cantik sedang menghadap CARD bos mafia yang ingin membunuh Karina.

"Bagus, kapan?." Semangat Card.

"Lusa bos. Karina janji akan jalan dengan saya. Lalu di sana saya akan mmebawa dia kepada anda." Jelas gadis cantik itu.

"Bagus, kau selalu bisa ku andalkan Nic." Tawa senanh Card.

Yap! Betul Nic adalah sahabat Karina, dan dia adalah tangan kanan Card dalam duania mafia. Saking loyalitas nya jadi bawahan dia rela menghianati sahabat nya sendiri.

"Terima kasih bos. Saya pergi dulu." Pamit Nic dan langsung keluar dari ruangan Card.

.
.
.

"Nah, Jhon Sonata apa yang akan kamu lakukan?."  Desis Card dengan semangat dan senyum licik penuh kemennagan itu.

.
.
.
.
.

"Maaf Karina, jangan marah dan menyalhkan aku. Salahka ayah sialan lo itu yang sudah merengut hidup ku." Batin Nic memandang Karina yang sedang menunggunya di gerbang rumah nya.













.

E
M
.
L
E
B
E
.
Y
A
H
.

BAD GIRL BUT POLICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang