BAD 22

197 27 5
                                    

Dua minggu setelah insiden itu, setelah mencari menyisir daerah sekitar terjadi nya ledakan, Rosè dan Lisa tidak di temukan hanya ada lencana Rosè dan pisau ke sayangan Lisa tergeletak dalam ke adaan gosong di tengah ruangan.

Dan di nyatakan mereka meninggal, dan pasti nya pencarian di hentikan. Tapi naas nya dalam pemberian penghargaandi TV internasional karena berhasil melenyap kan Card yang kelompok mafia nya yang sangat meresahkan. Jisoo cs tidak di ikut sertakan oleh pihak Agent, hanya memberi penghormatan pada Wendy dan rekan nya.

"Lihat Jisoo mereka terlihat bahagia dengan penghargaan itu." Ujar Jennie saat dia dan Jisoo menonton acara penghargaan di TV ruang tamu rumah kecil mereka.

"Benar, bahkan mereka tidak mengingat bahwa kita lah yang menyelesaikn 80% misi itu." Datar Jisoo.

"Dan sesuka hati mereka menyatakan sahabat kita tewas. Dan lebih lancang lagi mereka tidak mengenang nya sedikit pun." Tambah Jisoo.

"Untuk apa di kenang Jisoo. Selama belum melihat mayat mereka. Aku akan tetap percaya bahwa Rosè dan Lisa masih hidup!." Tegas Jennie.

"Kamu benar Jen. Dan kita akan mencari mereka dan siapa yang memasang bom itu. Jika aku menemukan nya aku akan menghabisi nya." Desis Jisoo penuh tekat dendam.

"Bukan aku Jisoo. Tapi kita." Balas Jennie tak kalah tajam. Mata mereka tetap fokus pada TV menyaksikan acara itu dengan penuh amarah dan rawa kecewa menjadi satu.

Ting..... nong.... ting.... nong...

Terdengar suara bunyi bel di rumah mereka yang sangat sepi sehak dua minggu lalu.

"Biar aku lihat." Ujar Jisoo beranjak le pintu.

"Daddy Mommy?." Kaget Jisoo saat melihat orang tua nya serta beberapa orang yang datang bersama nya.

"Kaliam siapa?." Tanya Jisoo.

"Saya Daddy Rosè, ini Mommy nya dan Alice kakak nya." Ujar tuan Park memperkenalkan keluarga nya.

"Saya Daddy Lisa dan ini Mommy nya." Orang tua Lisa memperkenal kan diri.

Mendengar nama Lisa dan Rosè membuat hati Jisoo kembali sakit, dan lebih sakit baru hari ini mereka yang di sebut orangtua menemui mereka setelah dua tahun di tendang dari rumah.

"Siapa Ji....."

"Mommy Daddy!." Kaget Jennie saat iya ingin melihat tamu mereka siapa.

Kini Jensoo sedang berdiri menghadap orang tua mereka dan keluarga Rosè Lisa yang duduk di sofa dan kurai makan mereka karena hanya muaat empat orang.

"Jadi apa gerangan kalian orang sibuk ini datang gubuk kecil kami?." Tanya Jennie to the point mengabaikan tatapan tajam Daddy nya.

"Apa Rosè tinggal di sini?." Tanya Alice dan di jawab anggukan oleh Jensoo.

"Lisa putri saya juga?." Ujar Manoban.

Dan hanya di angguki lagi.

"Lalu di mana mereka?." Tanya Mommy Rosè.

"Masih peduli kah?." Remeh Jisoo.

"Kim Jisoo bicara yang sopan!." Peringat Daddy nya tegas. Hanya di balas cebikan kesal.

"Lalu di mana putri ku?." Tanya Mommy Lisa lagi.

"Mati mungkin." Santai Jennie walau hati nya sakit mengatakan itu.

Plak!

"Kim Jennie!!." Bentak Daddy nya.

"Setelah dua tahun membuang ku, lalu menutup akses hanya untuk bertukar kabar, dan mengabaikan mu. Pas ketemu hanya tamparan yang daddy berikan." Uajar Jennie sendu.

Mendengar hal Itu dia merasa bersalh karena telah menampar putri nya.

"Jangan sentuh aku!." Sentak Jennie menepis tangam Daddy nya saat dia ingin mengusap pipi Jennie.

"Berhenti lah bersikap menjijikan seperti ini, seolah kalian adalah orang tua yang baik. Jika nyatanya kalian mengabaikan kami dua tahun ini selama kalian membuang kami kemari. Dan sial nya kalian tidak bisa di hibungi. Coba kalian bayangkan seorang gadis kecil di buang ke negara orang tanpa uang dan identitas. Betapa sulitnya kami hidup di dunia kejam ini tanpa ada tempat bersandar." Ujar Jisoo memandang Daddy dan Mommy nya dengan pandangan terluka.

"Kalian tau apa yang kami kerjakan selama dua tahun ini?. Tentu saja tidak!. Lebih baik kalian semua pergi dari sini karena kalian sangat menjijikan bagikami." Usir Jennie.

"Tapi kami belum bertemu Lisa. Kami sangat rindu dengan nya." Ujar Mommy manoban.

"Iya. Kami juga ingin bertemu Rosè, di mana putri ku yang satu itu." Ujar Mommy park.

"Mereka tidak mau bertemu kalian, lebih tepat nya dia membenci kalian. Jadi sekarang pergi dari sini." Usir Jisoo lagi.

"Tap......"

"Baik. Kami yang pergi." Potong Jisoo cepat dan berjalan keluar.

"Ingin tau diaman Rosè dan Lisa?, cari tau apa pekerjaan kami selama di sini." Uajar Jennie mengikuti Jisoo yang sudah ada di atas motor nya menuggu Jennie.

"Ayo. Suatu saat kita akan motoran lagi membelah jalan malam ber emapat." Jennie melajukan motor nya di ikuti Jisoo setelah puas memandang motor kesayang Lisa dan Rosè yang terparkir di depan rumah mereka.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Wah. Selamat atas penghargaan nya." Ujar Jennie bersandar di sebuah tiang.

"Setelah melupakan kami saat penghargaan, saat pesta pun kalian melupakan kami?." Sakras Jisoo dudu di sebuah meja sambi memakan ayam yang tersedia di pesta Wendy dan rekan nya beserta Komandan tu di sebuah cafe Roftof.

Sontak pesta yang meriah tadi berganti menjadi menegangkan setelah kedatangan Jensoo.

"Apa kalian bangga dengan penghargaan nya?, kalian senang?, pasti nya dong namanya juga penghargaan secara internasional lagi." Jisoo yang bertanya dia juga yang menjawab.

Wendy cs hanya diam, mereka tak tau harus menjawab apa. Awal nya mereka tidak mau melakukan itu!. Mengambil hasil kerja keras Jisoo cs, yang menyelesaikan misi dengan mempertaruhkan nyawa.

Tapi!!!, karena godaan akan semua pujian, tatapan kagum semua orang, dan bahkan di elu-elukan oleh kahlayak umum membuat mereka buta dan serakah.

"Jangan minta maaf!. Tetap seperti itu. Kami kesini bukan mau minta maaf." Potong Jennie cepat saat melihat Joy hendak membuka mulut dengan wajah melas.

"Nikmati lah segalanya dengan puas sampi semua pujian rasa hormat itu, hingga mati kekenyangan." Desis Jisoo tajam.

Membaut mereka berlima diam seribu bahasa.

Pluk!!

"Kami datang mengembalikan ini." Ujar Jennie setelah melempar lencana mereka berdua.

Mereka kemembali kaget, karena mereka sempat berencana merekrut Jisoo dan Jennie ke dalam tim mereka. Jensoo keluar tidak ada dalam peekiraan mereka.

.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah ke jadian itu Jensoo hilang bagai di telan bumi, tidak ada jejak sedikit pun tentang mereka bahkan orang tua nya pun tidak bisa mencari informasi tentang Jennie dan Jisoo.

Keluarga Rosè dan Lisa merasa terpukul dengan berita kematian mereka, setelah mencari tau apa yang ke empat gadis itu lakukan selama ini. Dan rasa bersalah menggerogoti jiwa mereka.

Sedangkan Karir Wendy cs menjelit meningkat, dan mereka semakin terkenal, serta masa ke pemimpinan
Komandan Tu pun di buat menjadi sumber infirasi dan motipasi.

---------------------

Em.lebe.yah.

???????????

BAD GIRL BUT POLICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang