Nyeri kembali terasa menyeruak
Seakan seperti air riaknya meluap
Dia datang ketika bahagia itu datangSakit
Mengapa selalu hinggap
Seakan tak ingin menyambut bahagia"Aku suka kakak"
Ucapannya yang membuatku tidak bisa berkutik,jantungku yang berdetak tak karuan iramanya mampu membuatku seakan tidak bisa bernafas karena sesak,kaki yang sekarang menjadi penopang aku berdiri seakan menjadi lemah namun aku menahan mati matian.
Aku mencoba menetralkan semua dengan menarik nafasku pelan kemudian menghembuskan perlahan "terimakasih"setelah berucap aku pergi meninggalkannya namun sebelum melangkah dia memegang tanganku sehingga membuatku berbalik & dengan cepat melepas genggaman tangannya karena mengingat kami berada dipinggir jalan walau sudah didepan komplek."Gue gak tau perasaan ini bagaimana datangnya,tapi yang jelas sejak gue kenal sama lu pandangan mata gue gak rela lepas dari lu,detakan jantung gue gak karuan walau hanya melihat lu dari jauh. Apa itu masih belum cukup buat lu?"
Mendengar Ali mengungkap perasaannya padaku & mendengar apa yang dia rasakan padaku sama seperti yang aku rasakan selama ini,hatiku begitu bahagia tetapi kembali seperti awal lagi bahagia itu datang bersama nyeri"lawak lu bagus tapi gak lucu"jawabanku mungkin gak seperti yang diharap Ali,namun hanya ini yang bisa aku lakukan untuk tetap menyimpan rapat rasa ini.
"Gue serius kak,gue bukan badut. Jujur gue baru ngerasain rasa begini ketika sama lu,karena selama ini gue membentengi diri untuk disukai bahkan menyukai orang lain tapi saat sama lu gue gak bisa mengontrol perasaan ini. Semakin gue mendekat semakin sakit,semakin gue menjauh semakin rindu" Skak mat kalimat Ali persis dengan apa yang aku rasa juga & kenapa seperti air yang mengalir tenang & hanya kesatu arah begitu pula takdir mempertemukan kami yang jelas aku tidak tau apa maksud takdir"karena bokap gue gak ngizinin gue pacaran dulu sebelum gue selesai sekolah" Ucapan Ali kembali menyadarkan ku pada keterpakuanku atas takdir & kali ini aku sangat melihat keseriusan dimata Ali,gak ada lagi Ali yang songong yang pertama aku kenal selalu mengajakku berdebat,yang ada hanya Ali yang menghangatkan hatiku seketika.
"Kalau begitu biarkan seperti ini,jangan kecewakan orang tua lu. Kita berteman mungkin akan lebih baik"sakit memang berucap seperti ini,seakan cinta bertepuk sebelah tangan,tak ada bunyi bahkan nadanya pun enggan menjadi musik walau pada nyatanya cinta itu bersambut bagai tangan yang digenggam tanpa suara. Namun mengecewakan orang tua Ali akan lebih menyakitkan.
"Kalau emang berteman boleh dong gue minta nomor lu?"Dia menyodorkan handphonenya padaku" Kalau gak boleh ID Line lu aja juga bisa kalau lu punya Line"ucapnya lagi dengan senyum yang sebenarnya sudah membuatku tidak sanggup berdiri,aku mencoba menahannya dari tadi. Laki laki yang aku suka berdiri dihadapan dengan nyata & senyum nyata itu terukir tetap didepan mataku,yang selalu aku lihat dari jauh secara diam diam.
"Hari gini masih main Line?"tanyaku menahan senyum yang selalu ingin juga aku kembangkan dihadapannya
"Emangnya kenapa? Facebook saja yang sudah lebih lama sampai sekarang masih banyak yang make kok. Masa aplikasi keren itu gak ada yang make"
"Buat main apa lu,gatrick?"
"Idih dia tau game Line paling keren. Main juga kan lo?"
Melihat tingkah lucunya saat ini membuat aku tersenyum kecil,cukup sudah bagiku saat ini untuk menahan tembok ini agar tetap berdiri kokoh & pertahananku sudah runtuh karenanya,karena Ali
KAMU SEDANG MEMBACA
Ternyata Kamu
Romance"Menjadi dingin pada semua orang adalah tembok yang aku bangun agar aku tidak merasa sakit lagi" Prillya Warut Chawalitrujiwong "Dia dingin namun mampu membuatku jatuh cinta sedalam ini" Aliando Noppanut Guntachai Kisah cinta kaka & adik kelas yang...