Part 2

32 4 1
                                    

"Ngapain bengong aja lu?"aku dikagetkan dengan salah satu sahabatku Tika. Ketika aku sedang memandang keluar jendela saat jam istirahat & pada saat siswa lain pada bermain bola.

Reysha Sartika Dewi,dia adalah sahabatku sejak kelas 4 SD. & berlanjut ke sekolah menengah pertama sampai sekarang kita tetap satu sekolah bahkan satu kelas,namun teman kita semakin lama semakin bertambah. Waktu SMP kita ditemukan dengan satu sahabat lagi,dia wanita yang berparas manis namun berlagak seperti laki laki,tidak bisa memakai rok namun tetap memakai hijab. Dia Indah Saputri & kami sering memanggil namanya Iin,perempuan tomboi namun selalu lucu,setiap hari ada saja tingkahnya & bahan untuk diceritakan.
Sekarang pun kami bertiga satu sekolah dengan dikelas yang sama pula.
Teman teman waktu SMP menyebut kita SunFlowers,kata mereka kami bertiga selalu mekar bersinar setiap hari seperti bunga matahari.
Di SMA ini kita juga dipertemukan kembali dengan dua orang teman baru yang kala itu menjadi kelompok belajar kita bertiga karena dalam satu kelompok mengharuskan lima orang didalamnya.
Ayu Budiarti,Ayubi & Amalia Sintia Wangsa,Tia. Mereka bergabung bersama kami & dengan masih setia dengan sebutan SunFlowers.

"Gak ada yang bengong Tika"

"Halah,nyatanya lu gak beralih dari jendela"

"Lagi mandangin siapa sih. Rhama? Ups"

Ucapan keceplosan Iin membuatku menarik nafas berat sambil memejamkan mataku merasakan sesak dadaku yang seperti orang tertusuk,nama itu yang membuatku begitu sakit tanpa rasa lagi. Rasa yang pernah menjadi miliknya seutuhnya & mati karena dia juga. Nama yang sampai sekarang masih membuatku takut membuka hatiku lagi walau pada nyatanya aku memang sudah mulai bisa melupakannya namun terkadang sesak menyeruak ketika melihatnya & mendengar suaranya. Jangankan melihat & mendengar,namanya disebut saja dadaku begitu sesak.

"Maafin gue Ly,mulut gue emang gak difilter banget" Ucap Iin dengan wajah lucunya

Aku tersenyum samar menutupi sesak ini didepan sahabat sahabatku yang selalu ada buatku & selalu bersamaku disaat aku terpuruk"Gue gak pa-pa. Emang dia ada,gak ada tuh"tunjukku dengan mulut.

"Iya Ly. Gue juga baru inget kalau lu gak bakal ngeliat kalau ada orangnya"

"Nah tu tau"

"Dah lah gak usah ngebahas hal yang gak penting. Kantin yuk,laper nih" Ajak Ayubie.

Ayubie adalah gadis paling cantik + imut diantara kami berlima,dia juga adalah primadona sekolah kami yang sering diperebutkan & satu lagi sahabatku Tia,dia berparas manis khas gula jawa,murah senyum & terlalu baik.

Akhirnya kita berlima keluar kelas menuju kantin untuk makan siang karena jam istirahat,melewati lapangan bola,mataku tak lepas memandang dari sana. Mengambil handphone dari saku rokku & cekrek,'Simanis penghuni hati'aku tersenyum melihat foto candidnya yang aku ambil bahkan tak terhitung foto candid dia yang aku ambil secara diam diam semenjak awal MOS itu dimulai & sampai saat ini. Dua bulan berlalu semenjak awal pertemuan kami,berawal dari berdebat ditaman belakang sekolah sampai akhirnya menjadi ketua pemandu kelompok dia diMOS itu yang selalu menimbulkan keributan ketika perdebatan kami. Namun perdebatan itu berakhir ketika berakhirnya MOS,& mulai saat itu aku merindukan berdebat dengannya karena hanya itu alasanku untuk bisa dekat dengannya. Sekarang apakah semua hanya akan menjadi kenangan atau masih bisa disusun kembali untuk dijadikan cerita walau hanya cerita yang singkat.

Terlalu sulit memang kalau pun bisa menjadikan itu cerita karena aku masih tidak tau getaran ini apa,degupan jantung yang membuat dada sesak ini apa karena memang tidak ada rasa apapun atau memang aku yang takut rasa itu muncul lagi. Yang jelas rasa sakit masa lalu itu masih ada,hati yang hampa menjadi tak berasa ini pun masih terasa.
Takut masih tak bisa melupakan,juga takut getaran ini hanya kekosongan supaya bisa melupakan & aku tak ingin ini,tak ingin menghadirkan orang baru hanya untuk membantuku melupakan masa lalu yang menyakitiku dengan menyakitinya.
& aku memutuskan untuk membiarkan rasa ini menghilang dengan sendirinya tanpa melibatkan orang baru & membiarkan rasa sukaku pada orang itu hanya aku anggap sebagai pengagum.

"Ly,ngapain berdiri bengong lagi disini?" Tika lagi lagi memergokiku bengong lagi dengan melihat kearah lapangan.
Selama dua bulan ini mereka tidak mengetahui aku menyukai Ali,ya orang yang selalu aku ambil fotonya secara diam diam itu Ali. Adik kelasku,orang pertama yang menjadi rivalku berdebat selama tiga hari.& rasa suka itu cukup aku simpan saja sendiri serta membiarkan semua mengalir seperti air sebagai takdir.

"Aku mencari kunci motor gak ada disaku,makanya mengingat ngingat naroh dimana,bukan bengong kok" Jawabku setelah berfikir beberapa saat agar tidak terlalu ketara kalau aku lagi memandang sosok Ali & mengambil gambarnya diam diam.

"Ya udah ayo. Nanti keburu jam istirahat habis loh"

Aku mengangguk & mengikuti Tika pergi kekantin sekolah & menuju tempat duduk yang sudah diduduki dengan tiga sahabatku serta beberapa makanan yang sudah dipesan mereka untuk kami,karena mereka tau makanan kesukaanku kalau dikantin sekolah.
Aku duduk disamping Ayubie & meminum air minum yang disediakan juga untukku.

"Nyantol kemana lagi sih jadi bisa tertinggal?"tanya Iin padaku

"Enak aja nyantol,emang jemuran" Jawabku yang membuat mereka tersenyum

"Kali aja jadi layangan yang kecantol didahan pohon"

"Jelek dong gue"

"Habisnya lu selalu aja sering benget deh kita liat lu bengong sendiri dengan pandangan kelapangan kalo ada anak anak main bola. Lu ada masalah Ly?" Tanya Ayubie

"Walaupun ada Ily harus cerita sama kita kita. Jangan dipendam sendiri. Ily kan punya kita,Iky sahabat kita" Ucap Tia lagi.
Seperti dari ceritaku Tia adalah cewek yang paling kalem makanya omongannya amat sangat sopan dengan tutur kata yang begitu tertata. Namun simanis gula jawa ini malah memiliki kekasih yang begitu sangat terkenal dengan banyak masalah,namun ketika berhadapan dengan Tia dia tidak bisa berkutik,seperti tisu yang terkena air. Lucu memang kalau sudah sangat bucin,yang garang bisa jadi gemulai hanya untuk orang terkasih.

Iya mereka memang sahabat terbaikku,selalu menjadi garda utama ketika aku sedih. Ketika aku benar benar depresi & merasa sendiri sampai hampir mati mereka yang membuatku hidup kembali & menemaniku berjalan lagi ketika aku tak bisa berjalan bahkan berdiri.
Masa lalu yang selalu menjadi bayangan,sosok ayah yang menghianti ibuku dengan awal dipatahkan dengan kemanisan,namun rasa manis itu tiba tiba berubah menjadi rasa pahit yang teramat & tak bisa hilang walau meminum bergelas gelas air gula.
Laki laki yang aku anggap seperti almarhum bapakku seketika mematahkan impianku dengan menganggapnya malaikat yang menggantikan sosok bapak.

"Apasih. Dah ah pada makan nanti dingin loh makanannya" Ucapku sambil melahap makananku tanpa memperdulikan mereka lagi & untuk mengalihkan fikiranku pada Rhama lagi.

Sebenarnya penghuni hati telah hadir
Namun mati rasa yang membuatnya tertahan
Tak tau arah atau hanya dibiarkan seperti air
Biar lah takdir yang mengatakan
Dia nyata untukku atau hanya akan sebagai  pelangi yang indah dimimpiku.

Banjarmasin,11 Jan 2023
  10.38 PM
   Muna Fazri

Ternyata KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang