Part 11

19 4 1
                                    

Ketukan pintu kamarku yang tak hiraukan membuatku makin menelungkupkan wajahku ke bantal,namun tiba tiba dering handphoneku yang bukan alarm membuatku terpaksa bangun & mengambil handphoneku yang berada di atas nakas samping tempat tidurku,tanpa melihat siapa yang menelpon aku langsung mengklik tombol terima panggilan & menaruh handphoneku ditelinga dengan mata masih terpejam.

"Halo"ucapku dengan suara khas baru bangun tidur.

"Halo. Baru bangun ya lu?"tanya seseorang diseberang sana yang suaranya amat sangat aku kenal,sehingga membuatku yang masih terpejam mampu membuka mataku dengan sempurna & melihat kembali handphoneku yang menampilkan nomor yang tak dikenal.

"Udah dari tadi tapi masih males malesan ditempat tidur"jawabku dengan senyum sumringah setelah menempelkan handphoneku lagi ke telinga.

"Nanti bareng ya ke sekolah,gue jemput"ujarnya.

"Seriusan lu kak mau jemput gue?"tanyaku yang sedikit tidak percaya sambil beranjak bangun dari berbaring ku.

"Iya serius gue. Mau gak bareng gue sekolah?"tanyanya lagi

"Jelas gue mau,tiap hari,pulang pergi gue siap kok"

"Eh tapi tunggu,emang lu tau ini siapa?"

Aku tersenyum mendengar pertanyaannya"kenal lah. Suara yang selalu menuhin pikiran sama hati gue,masa iya gue gak kenal"jawabku dengan degup jantungku yang sudah berolahraga namun tidak membuat nafasku tersengal.

"Bisa aja lu. Ya sudah mandi dulu sana,nanti gak sempat sholat subuh loh"ucapnya semakin membuatku ingin terus menggoda gadis yang sekarang gak tau telah menjadi milikku atau tidak namun dengan sebutan sahabat hidup yang mengikat hati kami membuatku sudah cukup untuk mengartikan dia menjadi milikku walau sebenarnya aku belum yakin dengan perasaannya terhadapku.

"Eh tapi tunggu kak"aku menahannya sebentar agar tidak menutup telponnya"gue boleh minta sesuatu gak?"tanyaku dengan ragu pada Ily.

"Minta apa Ali? Tapi jangan minta macam macam ya"aku mendengar suaranya yang sedikit menurun nadanya mungkin karena dia ragu atau takut aku meminta yang tidak tidak.

"Kan sekarang status kita sahabat hidup & menurut gue itu lebih dari temen kan ya?"

"Ali,emang lu gak ngerti arti dari sahabat hidup itu apa?"

"Gue gak yakin dengan pemikiran gue kak,gue takut salah mengartikan sahabat hidup itu seperti apa"

"Begini gue jelasin ya dengerin nih baik baik. Kita udah tau perasaan kita masing masing & kita udah jadian,namun kita gak pacaran. Kita nyebut hubungan kita sebagai sahabat hidup,diikat dalam komitmen sebagai sahabat hidup dengan artian Ali milik Ily,Ily milik Ali & itu sudah menegaskan sahabat hidup jauh melebihi teman"ucapnya yang membuatku tersenyum riang & lega atas penjelasannya. Seperti bunga yang sedang mekar karena sinar mentari yang terang begitu lah Ily di hatiku. Dia benar benar sunflower yang bersinar di atas bunga yang bermekaran.

"Kalau begitu bisa panggilan lu gue diubah menjadi aku kamu"

"Bisa & baiklah. Tapi jangan panggil gue kakak lagi"

"Lalu manggil apa dong?"

"Seenak lu aja lah apa"

"Beneran ya terserah gue manggil lu apa"

"Iya Ali. Ya udah sana mandi,sholat sarapan. Dah"

Belum sempat aku menjawab salam darinya dia sudah menutup telpon dariku. Dengan masih tersenyum aku memandang handphoneku dengan menampilkan nomor baru yang baru saja meneleponku dengan membawa kabar baik yang sangat membahagiakan pagiku.
Tuhan memang sangat adil,dia memberikan hati ini pada orang yang mampu menjaganya dengan baik,Prillya Warut Chawalitrujiwong wanita mungil nan cantik yang mampu mengalihkan duniaku hanya padanya.

Ternyata KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang