part 3

24 5 1
                                    

Iya Ly. Masalah keuangan ya Ly?"tanya Ayubie lagi dengan sambil melahap makanannya

& sontak pertanyaan Ayubie membuat Tika,Iin & Tia tersedak begitupun termasuk aku. Semua menatap bingung pada Ayubie.

"Emang salah ya pertanyaanku?" Tanyanya dengan tatapan tanpa bersalah & dengan mulut yang masih dipenuhi makanan sehingga mebentuk pipi yang membesar begitu sangat lucu.
Aku lupa kekurangan seorang Ayubie walau dia cantik,dia begitu lemot sehingga kita kita mempunyai panggilan kesayangan untuknya 'Lola' yang artinya 'Loading Lama' .

"Tidak ada yang salah dengan pertanyaan lu Yu,yang salah pemikiran lu kenapa sampai bisa pertanyaan itu keluar dari mulut lu"Iin menyeruput s tehnya"Ily lu bilang kekurangan uang,yang ada kita kali yang sering ditraktir Ily jadi gak mungkin deh kalau Ily punya masalah keuangan"ucap Iin diiringi anggukan Tia & Tika.

"Kan siapa tau"

"Gak mungkin Ayu" Jawab mereka bertiga serentak yang membuat Ayubie membelalakkan matanya & menghentikan makannya.

& aku yang diributkan hanya menonton aaja perdebatan mereka berempat sambil menikmati makanku seperti menonton film drama dengan senyum. Bagiku perdebatan inilah yang seru dari mereka,persahabatan yang selalu ada dalam keadaan apapun.

Aku bercerita sedikit soal diriku kenapa teman temanku tidak percaya kalau aku bakal kekurangan uang. Aku anak ketiga dari tiga bersaudara,kakakku yang pertama laki laki,dia memiliki usaha sendiri yaitu bengkel.kakakku yang kedua sudah tiada saat umur sebelas hari karena infeksi pusar yang membiru. Ibu kandungku yang memang bekerja sebagai pembantu rumah tangga,tapi bos beliau mensejahterakan karyawan karyawannya sehingga tidak ada karyawan yang tidak betah bekerja dengan alasan apapun,ibuku bekerja sudah kurang lebih lima belas tahun & beliau sudah pernah melihat ka'bah di masjidil haram waktu saat beliau umrah & itu adalah hadiah dari bos ibuku karena pengabdian ibuku selama bertahun lamanya. Ibuku seorang single mom semenjak mengandungku tujuh bulan & aku pernah tidak diakui oleh ayah kandungku karena beliau menuduh ibuku berselingkuh & akulah anak dari hasil perselingkuhan itu,padahal untuk menutupi pernikahan kedua ayahku yang sudah lama terjadi & sudah memiliki putra umur lima tahun & putri dua tahun. Yang berana Angga & Anggi.
Sehingga aku tumbuh tanpa sosok seorang ayah kandung,namun sosok ayah itu aku dapat dari pamanku,kakak ipar ibuku yang juga ditinggal oleh istrinya karena sakit,tapi sebelum tante yang aku sebut ibu itu meninggal beliau berpesan pada paman yang aku sebut bapak. Agar menjadikanku anak mereka & bertanggung jawab atas pendidikanku,beliau yang bukan ayah kandungku benar benar menganggap ku selayaknya anak kandung sendiri & sangat menyayangiku,beliau yang membuatkan akta kelahiranku  dengan atas nama beliau & ibu,beliau memasukkan namaku sebagai hak waris pensiunan agar aku bisa sekolah sampai kejenjang yang lebih baik agar masa depanku cerah.

Sampai dimana hari itu,hari yang amat sakit menyakitkan buatku,bapak yang selama ini menjadi tempatku mengadu & menemaniku dalam segala hal harus meninggalkanku menyusul ibu tanpa meninggalkan pesan apapun. Aku kehilangan sosok penjaga yang melindungi ku & siap menjadi garda paling depan saat aku sakit.

Kakak pertamaku mas Arlan memang tidak begitu dekat denganku sehingga tercipta kata cuek antara kakak beradik. Katanya memang susah membuat kakak beradik laki laki & perempuan dekat kalau orang tua mereka tidak berusaha mendekatkan mereka sejak dini. Memang benar adanya,ibuku yang selalu hanya bekerja & bekerja tanpa tau anak anaknya membutuhkan perhatian kasih sayang. Itu lah kenapa kami sebagai saudara tidak dekat.
Tapi sosok penjaga yang sempat hilang itu sekarang aku dapatkan,aku mendapatkannya didua kakakku dari istri kedua ayahku. Mereka juga kakak beradik laki laki perempuan namun saling memberi kasih sayang & rasa saling membutuhkan itulah bedanya aku dengan mereka,namun ayahku yang akhirnya pelan pelan sadar akan kesalahannya mulai menerimaku & menyebut aku sebagai anaknya saat aku berusia dua belas tahun & duduk dibangku SMP kelas tujuh,bahagia memang tapi begitu terasa hampa karena masa kecilku memang tidak ditemani sosok ayah kandung. Hari berganti & waktu berjalan,aku memasuki SMA favoritku yang awalnya ingin dengan biaya hasil pensiunan dari bapakku tapi pada nyatanya kakakku yang dari istri kedua ayahku bersedia membiayai aku & mengambil alih biaya sekolah kak Anggi yang sudah kelas dua belas SMA & sekarang sudah lulus serta melanjutkan ke universitas impiannya dari ayahku. Kak Angga yang baru lulus SMA & diterima bekerja disalah satu perusahaan pangan terbesar di Indonesia yang bercabang di kota kami serta diterima di universitas impiannya juga.

Kami berdua sekolah dengan biaya dari kak Angga sedangkan uang pensiunan dari almarhum bapakku menjadi uang saku bulananku walau mas Arlan juga mamaku memberi uang bulanan untuk keperluanku & itu semua lebih dari cukup,padahal waktu itu saat usai pengambilan rapor kenaikan kelasku saat kak Angga yang mengambilkannya agak datang terlambat karena harus mengambil rapor kelulusan kak Anggi terlebih dahulu di sekolahnya. Setelah raporku diambil oleh kak Angga,aku ikut pulang kerumah ayahku & kita berkumpul disana.

"Kak,gak usah lagi biayain Ily sekolah. Uang Ily cukup kok buat biaya sekolah sama jajan"

"Kenapa Ily ngomong seperti itu. Apa uang sekolah yang kakak kasih kurang? kak Angga menatapku dengan wajah kecewa sehingga wajah tampannya tertutupi" Atau karena Ily katanya punya pacar & mungkin pacar Ily mau menggantikannya?"tanya kak Angga lagi.
Orang tuaku & kakak kakakku memang tau aku memiliki pacar tapi tak ada yang mengenalnya kecuali mamaku,tapi belum tau hubunganku dengan Rama telah usai. Aku pun saat itu tidak mencoba mengenalkan Rama pada semua,begitupun dengan mamaku,namun pada saat itu Rama sedang main ke rumahku sehingga mamaku tau hubunganku dengannya.

"Bukan begitu kakak uang bulanan Ily yang diberi mas Arlan & mama lebih dari cukup untuk jajan,pensiunan kan juga diperuntukkan untuk biaya Ily sekolah & itu sangat cukup. Ily tidak mau memberatkan kakak"

"Memberatkan bagaimana?"

"Kak Angga memang bekerja & mungkin gaji kakak besar,tapi kak Angga juga harus membayar kuliah kakak & kak Anggi,dengan ditambah biaya Ily kakak pasti kewalahan"

"Bahkan hanya ditambah biaya Ily saja itu bisa membuat kakakmu ini membeli motor sendiri kan? Apa itu kurang membuktikan kalau kakakmu ini orang kaya" Ucapnya angkuh sambil mengedip sebelah matanya menggoda

"Gaya lu kaya" Ucapku bercanda & membuat orang orang didalam ruang santai saat ini tertawa.

Dari percakapan itu lah sampai saat ini aku membiarkan kak Angga yang membiayai sekolahku & duit pensiunan dari almarhum bapak angkatku aku simpan & aku belikan keperluan kalau memang itu penting. Namun kesempatan untuk membeli barang mahal dengan duit sendiri itu tidak pernah terkabulkan.
Motor yang sering dipakai,mobil yang terpajang di rumah,& handphone yang digunakan untuk berkomunikasi setiap hari itu adalah hadiah dari kakak kakakku serta rumah yang besar & mewah itu adalah hadiah dari bos mamaku dengan atas namaku pula.
Aku sangat bersyukur Allah memberi kenikmatan untukku & kasih sayang berlipah dari saudara saudaraku untuk menggantikan sosok almarhum bapak.

"Woy kenapa lagi sih ni anak bengong mulu dah" ucap Tika menepuk bahuku sehingga membuat sendok yang aku pegang terpental & jatuh tepat dikaki seseorang.

"Hish Tika" Aku mendengus kesal pada Tika & melihat kearah sendokku yang terjatuh,tepat saat itu pula pemilik kaki yang berdiri diam didepan sendok adalah seseorang yang selalu aku ambil potretnya secara diam diam.
Tiba tiba kakiku terasa lemah,tak bisa berdiri,hanya bisa mematung ditempatku duduk dengan memandangnya tanpa kedip. Jantungku yang berdetak kencang lagi yang membuat nafasku sesak & menjadi sakit. Melihat dia juga memandangku,aku langsung menunduk tak berani melihatnya dalam diam.

"Sendoknya sudah kotor ka"dia meletakkan sendok tadi di atas meja tempatku duduk" Aku ambilkan lagi ya sendok baru"ucapnya lagi. Dia berjalan menuju tempat sendok tanpa menunggu jawabanku. & sialnya mulutku benar benar terbungkam tak bisa berkata sepatah katapun.

Aku melihatnya kembali kemejaku & menyerahkan sendok itu dengan ditaburi senyumnya yang sangat manis sehingga aku merasa badanku begitu sangat lemah tak berdaya.
Dia menyerahkan sendok itu"ini kak. Lain kali hati hati"ucapnya & lagi lagi sialnya mulut tak terbuka sama sekali hanya anggukan serta pandangan sekilas padanya.

Dia tersenyum lagi lalu berbalik pergi meninggalkan meja tempatku makan. Yang aku sesali aku tidak mengatakan kata maaf atau sekedar kata terimakasih padanya,bahkan aku terkesan sombong mungkin dimatanya.
Ya Tuhan kenapa dengan diri ini. Hati yang sudah memiliki rasa namun fikiran yang selalu mengingat kenangan tentang Rama. Seolah olah aku dibuat tidak pantas lagi untuk mencintai & dicintai.

Kau malaikat,pengirim kunang kunang penyatu jiwa yang sepi.
Kau adalah temaram dalam senja yang tak bertepi.
Kau adalah alunan musik cinta didalam aliran vena & arteri.
Kau adalah geliat mega yang memeluk awan diantara pelangi.
Kau Aliando Noppanut Guntachai 
Sang pengobat luka
Yang aku sembunyikan

Banjarmasin,13 Januari 2023
10.23 AM
Muna Fazri

Ternyata KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang