Setakut ini menyapanya
Setakut ini dia tau rasaku
Yang jelas memang sangat takutIngin rasanya menyimpan saja
Namun semakin disimpan semakin sesak rasanya
Semakin berdiam semakin susah berbicaraHarus kah rasa ini aku ungkap ?
Harus kah dia tau akan perasaan ini ?
Apa semua akan berjalan atas inginku ?
Atau malah sebaliknya yang akan membuat sakit lagi ?Namun sekarang yang aku bisa hanya
Diam,pendam & rasakan sendiri
Dengan sakit yang adaSeminggu sudah semenjak kejadian itu & dua bulan sudah aku memendam perasaanku padanya,tetapi hatiku masih bersalah karena belum meminta maaf & berterimakasih pada Ali,bertemunya saja aku sudah tidak sanggup. Setiap kali bertemu dengannya aku selalu berbalik arah agar tak berpapasan dengannya,sehingga membuat teman temanku bingung akan sikapku.
"Ly kamu kenapa sih kok beberapa hari ini aneh banget?"tanya Tia saat kami sudah berada dikelas setelah pergi keminimarket sekolah untuk berbelanja saat ingin kekantin aku membatalkannya & mengajak mereka keminimarket saja akibat aku melihat Ali yang juga ingin kekantin bersama teman temannya.
"Iya nih Ily. Kenapa sih ?" Tanya Ayubi lagi
Aku membatalkan makan jajananku"aku gak pa-pa tiba tiba aja pengen jajan aja gak mau makan"jawabku tak acuh sambil memakan jajananku dengan pandangan kearah lain agar mereka tidak curiga aku sedang menyembunyikan sesuatu dari mereka.
"Biarin aja lah terserah Ily asal gak ada nangis nangais lagi" Ucap Tika menengahi
"Foto yuk lama nih gak foto foto" Ajak Iin tiba tiba
"Ayo ayo" Ucap Ayubi & Tia berbarengan
"Pake handphone lu Ly"
Aku menyerahkan handphoneku pada Tika,karena meraka sudah mengetahui password handphoneku & ini tidak hanya sekali dua kali,setiap kalo berfoto selalu handphoneku yang mereka gunakan sedangkan aku tidak masalah karena mereka tidak pernah membuka pesan pribadiku tanpa seizinku.
Setelah kita berfoto Iin memeriksa hasil foto kita digalery.
"Apa ini?" Tanyanya dengan wajah yang menegang & melihat kearahku"Apaan?" Tanya kami balik dengan wajah yang juga bingung.
Iin membalik handphoneku dengan memperlihatkan sebuah foto candid yang aku ambil pagi ini didepan komplek dekat taman,ada seorang laki laki duduk sendirian dengan seragam sekolah sambil menunduk memandang handphonenya. Aku fikir dia sedang menunggu teman temannya.
Sedangkan dia tidak melihat kearah ku,tepat saat mas Arlan berhenti didepan taman karena harus menerima telfon,aku menyempatkan untuk mengambil foto dirinya secara diam & sayangnya aku lupa menyimpan foto itu digalery private milikku.
Damn ini benar benar membuatku tak berkutik,keadaan yang belum siap sama sekali aku hadapi & hari ini benar benar aku hadapi karena keteledoranku sendiri. Saat ini teman temanku memandangku penuh selidik,meminta penjelasan padaku walau tidak dengan kata kata."Ily kenapa foto Ali ada dihandphone lu?" Tanya Iin ketika dia tidak mendengar aku menjelaskan. Iin tau namanya karena Ali adalah salah satu anak club bola yang juga diikuti Iin sebagai ketua team club bola cewek.
"Gue yang mengambil fotonya"
"Buat apa?" Desak Iin lagi penasaran
"Cukup In,biar Ily menjelaskannya tanpa dipaksa. Jangan buat dia tertekan" Tika mencoba menengahi karena pertanyaan yang memaksa dari Iin cukup membuatku tidak nyaman & juga tidak menjawab pertanyaannya sama sekali"cerita kalau memang lu mau cerita,kalau gak,juga gak pa-pa itu hak lu"ucap Tika merebut handphone milikku dari tangan Iin & menyerahkan padaku yang tetap masih tertunduk tak berkutik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ternyata Kamu
Romansa"Menjadi dingin pada semua orang adalah tembok yang aku bangun agar aku tidak merasa sakit lagi" Prillya Warut Chawalitrujiwong "Dia dingin namun mampu membuatku jatuh cinta sedalam ini" Aliando Noppanut Guntachai Kisah cinta kaka & adik kelas yang...