Part 12

24 4 1
                                    

Pagi ini adalah pagi yang sangat cerah untukku,mengawali hari di hubunganku dengan Ali. Hari ini aku berangkat ke sekolah bersama Ali,satu motor bersama dengan berboncengan & memeluk tubuhnya dari belakang.
Aroma tubuh Ali yang jelas tercium di hidungku membuat aku ingin terus mencium aroma itu & aku memberanikan diri meletakkan daguku di bahunya,memandang wajahnya yang manis dengan kumis tipis dari samping & itu mampu membuatku tak berkedip memandangnya yang fokus menyetir motor.
Ya Tuhan mahluk Ciptaan Mu yang satu ini memang benar benar mampu membuat tembok yang aku bangun runtuh seketika serta mampu membuat jantungku berdetak tak seirama & aku berharap Ali tak merasakan detakanku itu.

Dari kejauhan aku melihat ayah & ibu Ali yang akan berpapasan dengan kami & aku segera mengangkat daguku dari bahu Ali agar ayah & ibunya tidak salah faham namun tanganku masih setia memeluk pinggang Ali dengan pura pura tidak melihat orang tua Ali,namun aku yakin Ali pasti melihat orang tuanya berpapasan dengan kami karena terlihat dari ekspresi wajah Ali yang terlihat dari kaca spion ketika orang tuanya melihat kearah kami & jahatnya aku,aku hanya tersenyum dengan masih pura pura tidak tau kalau kami berpapasan dengan orang tua Ali.

Sesampainya disekolah,Ali memarkir motornya tepat disamping Rama & teman teman kelasnya berkumpul. Rama jelas melihat kedekatan kami dengan memandang kearah kami tanpa berkedip dengan tatapan yang sulit diartikan,namun aku tak acuh,tak menghiraukan tatapannya. Aku turun dari motor dengan masih memegang tas sekolah Ali dengan menunggu Ali memarkir motornya.

"Kamu ngeliat ayah sama ibu gak tadi?"tanyanya padaku setelah turun dari motor yang terparkir.

Aku sekuat tenaga menahan senyum"gak ada. Emang kita papasan sama ayah & ibu kamu?"tanyaku lagi yang sudah hampir tidak bisa menahan senyumku.

"Aku kira kamu liat"Ali mengambil tasnya dariku" Bang"ucapnya menyapa teman teman Rama namun tatapan Alipada Rama sangatlah datar & itu membuatku yakin kalau dia marah pada Rama.

"Eh Li. Bareng mulu. Jadian ya?"tanya salah satu teman Rama yang mungkin juga satu club dengan Ali karena dia kenal Ali atau mungkin memang dia mengenal Ali.

Ali hanya tersenyum sambil mengangguk tanpa menjawab pertanyaannya"ayo"setelah menyapa & menanggapi dengan datar pertanyaan teman Rama dia memandangku serta menggandeng tanganku untuk masuk kedalam kelas tanpa peduli tatapan Rama & teman temannya,aku juga saat itu sangat ingin mengutuk Ali yang terlihat protektif padahal walau tidak bersikap seperti ini pun semua pasti tau kalau kita sedang dekat & pasti ada hubungan namun Ali nampaknya ingin semua tau kalau aku sudah menjadi miliknya & gak ada yang boleh mengganggu hubungan kami.
Sampai dikoridor sekolah dia melepas genggaman tangannya karena kami harus berpisah,kelasku & kelasnya berbeda arah walau dia ingin tetap mengantarku sampai ke kelas namun aku menolak dengan alasan jalur kelas kita yang berbeda & Ali akhirnya mengiyakan walau dengan begitu banyak perdebatan yang akhirnya membuat Ali menyerah.

"Ya sudah aku kekelas dulu ya"pamitku pada Ali dengan tersenyum

"Iya,hati hati ya. Kalau sampai kelas kabarin"ucapnya lagi lagi sangat protektif namun aku berharap dia tidak seprotektif Rama dulu yang akan saling menyakiti dalam hubungan.

"Siap komandan"jawabku dengan senyum kemudian melambaikan tanganku lalu pergi meninggalkan Ali yang masih berdiri.

Ketika waktu istirahat tiba aku pergi ke kantin bersama teman temanku & tidak lama aku duduk disalah satu kursi untuk menunggu panggilan nama kami saat pesanan makanan kami siap,aku melihat Ali & teman temannya juga masuk ke kantin dengan berjalan ke arahku sambil  tersenyum yang membuatku candu karenanya,namun dia tidak menghampiri tetapi dia hanya melewati meja tempatku duduk namun melakukan hal yang tidak pernah aku duga sebelumnya. Ali memegang daguku tanpa peduli tatapan teman temanku & teman temannya padanya,setelah memegang daguku dia berjalan dengan santai kearah meja kosong untuk dia duduki bersama teman temannya.
Sepeninggal Ali teman temanku kembali menatapku meminta penjelasan kenapa Ali bisa dengan gampang memegang daguku tanpa respon dariku bahkan aku sama sekali tidak marah padanya.

Ternyata KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang