Cerita Ini Hanya Fiktif Belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Dan juga mohon maaf jika cerita terlihat aneh atau absurd. Karena ini cerita pertama aku. Makasih semuanya. Semoga kalian suka ya.
.
.
.
.
.
Selamat membacaSHANI INDIRA NATIO, gadis 18 tahun itu duduk dengan tatapan kosong di warung nasi uduk yang menjadi langganannya selama beberapa hari ini. Selain makanannya murah masakannya juga sangat enak, menurut nya. Ia sesekali menarik napas berat dan menghembuskan kasar. Sembari menunggu pesanannya datang.
Sudah seminggu semenjak kepergiannya ke Jakarta dari Jogja. Ia yang baru lulus dari SMA pamit kepada ibu panti asuhan tempat ia tinggal selama ini. Meminta ijin untuk ke Jakarta karena katanya banyak pekerjaan yang menjanjikan. Padahal ibu panti asuhan, sebut saja ibu Melody memaksanya untuk melanjutkan kuliah dengan beasiswa karena ia termasuk murid yang pintar. Namun ia tolak karena ia ingin fokus mencari uang membantu panti asuhan.
Dari kecil, ah bukan dari umurnya 5 tahun ia sudah tinggal di panti asuhan. Ibu dan Ayahnya meninggal dalam kecelakaan bus saat akan mengunjungi nenek nya yang meninggal dunia. Shani hidup sebatang kara semenjak kejadian itu. Ia yang masih kecil bingung kenapa bibi dan pamannya bertengkar tentang hak asuk dan membuatnya berakhir di panti asuhan. Kini ia paham kenapa paman dan bibi nya seperti itu. Ternyata mereka merasa terbebani untuk menjaganya. Karena hal itupun ia memutuskan untuk hidup mandiri tanpa bergantung kepada orang lain kecuali ibu panti asuhannya. Ibu Melody yang sudah dianggap seperti ibunya sendiri.
Oke balik lagi ke cerita awal.
Pesanan Shani sampai, 1 porsi nasi uduk dan teh hangat. Ia menatap kosong makanan didepannya. Uangnya semakin menipis dan ia belum sama sekali mendapatkan pekerjaan. Apa yang harus dilakukan, pikirnya. Tanpa ia sadari seseorang duduk di sampingnya, "ngelamun mulu. Ilang ntar nasi lu"Shani yang terkejut mengalihkan pandangannya menatap wanita di sampingnya. Seketika ia merasa minder, wanita disampingnya memakai stelan rapi, kemeja putih, dasi hitam, dan jas hitam terlihat seperti bodyguard pikirnya. Ah, setidaknya ia punya kerja. Shani tersenyum, "hahaha, iya kak ngelamunin masa depan" jawabnya pelan.
"Kenalin gua Desy. Lu lagi nyari kerjaan ya?" Tanya Desy to the point.
Shani sedikit ragu untuk menjawab, "Santai aja kali, gua bukan yang jual organ-organ manusia kok" Desy yang memperhatikan raut wajah Shani langsung menimpali.
"Bukan gitu kak. Iya aku lagi nyari kerja, susah banget. Udah coba lamar sana sini eh pada minta lulusan S1. Aku kan baru lulus SMA" keluh Shani.
"Lu punya keahlian apa?" Tanya Desy lagi.
"Ha? Keahlian? Gak punya kak, aku cuman tamatan SMA loh"
"Bukan gitu maksudnya, lu bisa Karate gak? Atau Taekwondo? Atau apa gitu di bidang seni bela diri"
"Oh aku pemegang sabuk hitam di Taekwondo kak"
Shani mempelajari nya dari ia masih duduk di bangku SD kelas 4. Entah mengapa ia sangat suka dengan seni bela diri. Menurut nya wanita atau pria harus bisa membela diri sendiri. Makanya ia memutuskan untuk mendaftarkan diri di Taekwondo.
"Bagus bagus. Lu kerja di tempat gua mau gak?"
"Kerja apa kak? Kalo hal-hal ilegal atau yang buruk aku gak mau. Aku mau kerja yang halal kak"
"Yakali gua nyuruh lu jual sabu-sabu. Jadi itu perusahaan tempat gua kerja, gimana bilangnya ya. Intinya jadi bodyguard gitu. Jadi lu nanti bakalan di latih selama beberapa bulan terus kalo lu udah siap. Lu bakalan jadi bodyguard"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HAPPINESS (END)
FanfictionShani yang tidak tau apa itu kebahagiaan. Karena menurutnya dengan mempunyai kerjaan dan uang maka ia akan bahagia. Sedangkan Gracia yang memiliki masa kelam berpikir bahwa dunianya sudah hancur dan tidak memiliki kebahagiaan lagi. Lalu bagaimana ji...