Bagian 3

10.9K 697 8
                                    

Hari ini renjun akan ke rumah sakit, ia akan mulai program hamil. Sebenarnya renjun deg-degan, ini pertama kalinya. Apalagi ini bukan keinginan nya, ia membantu orang lain.

Tapi kalo di pikir-pikir ini anak nya juga kan?, Ia menikah dengan jaemin secara sah, di depan ibunya. Lalu melakukan program hamil, seperti program hamil anak orang, berkedok program hamil anak sendiri.

Sejak tadi, renjun hanya menghembuskan nafas beratnya, ia benar-benar gugup. Apalagi ia akan berurusan dengan alat-alat medis, itu sungguh menakutkan.

"Kamu kenapa?" Tanya jaemin.

"Aku takut." Jujur renjun.

Renjun ke rumah sakit hanya berdua dengan jaemin, minju tak bisa ikut. Karena ada urusan di butik nya, makannya jaemin yang menemani renjun.

Tak ada kata penenangan dari jaemin, ia hanya diam setelah mendengar ucapan jujur renjun.

"Atas nama Na renjun." Panggil suster.

Renjun sudah menggunakan marga jaemin, itu permintaan nya. Wajar kan ia memakai marga suaminya, jadi ia meminta kepada mereka.

"Aku." Renjun berdiri dari duduk nya.

"Mari, sudah waktunya." Suster itu membawa renjun, untuk berganti pakaian.

Setelah berganti pakaian, ia masuk kedalam ruang. Renjun merebahkan dirinya di arah bangsal rumah sakit, ia menarik nafas nya dan mengembuskan secara perlahan.

"Tidak akan terlalu menyakitkan, kamu tidak akan kenapa-napa." Ucap dokter jaehyun.

"Iya dok." Renjun.

Semuanya mulai berjalan, jaemin menunggu di luar. Ia sedikit panik, walaupun ia cuek perihal program ini, tapi ia juga masih memiliki hati. Ini program hamil, agar ia memiliki keturunan.

Tidak butuh waktu lama, jaehyun keluar dengan senyum manisnya dan berjalan ke arah jaemin.

"Bagaimana?" Tanya jaemin.

"Semuanya lancar, kita tinggal tunggu hasilnya." Jaehyun.

"Apa dia bisa langsung pulang?" Tanya jaemin.

"Bisa, tapi jangan buat dia kelelahan. Itu akan berimbas pada program kehamilan, kemungkinan besarnya akan gagal." Peringati jaehyun.

"Baiklah terimakasih dok." Jaemin.

"Kalo gitu saya keruang dulu." Pamit Jaehyun.

"Hmm." Jaemin.

Renjun belum bangun, ia masih dalam pengaruh obat bius. Menjelang sore, jaemin membawa renjun pulang dari rumah sakit.

"Makasih." Renjun.

"Jangan kelelahan, itu akan berpengaruh terhadap program kehamilan." Jaemin.

"Aku tau, jangan terus menerus bilang seperti itu, cukup sekali. Aku sudah mengerti kok, ka Nana." Renjun.

"Saya pulang dulu." Pamit Jaemin.

"Gak mau masuk dulu?" Tawar renjun.

"Tidak, Minju menunggu saya di rumah." Jaemin masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan perkarangan rumah renjun.

Renjun masuk ke dalam rumahnya, ia berjalan ke arah dapur untung mengambil minum. Ia masih tinggal sendiri, sang ibu belum pulang dari rumah sakit.

Sebelum pulang tadi, ia sempat menengok sang ibu. Ibunya bilang ia tak apa-apa pulang, karena saat itu jaemin menyuruhnya pulang untuk istirahat.

"Aku mandi dulu deh, baru setelah itu masak buat makan." Renjun berjalan ke kamarnya untuk bersih-bersih.

Setelah bersih-bersih, ia kembali keluar kamar dan berjalan ke dapur. Membuka kulkas untuk melihat bahan-bahan masakan.

Rahim SewaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang