"nda kapan Ade Abang lahir?" Tanya Jisung untu keseribu kali nya, setelah ia tau bahwa ia akan mempunyai adik.
"Masih lama Abang." Renjun.
"Kenapa bisa lama nda?" Jisung.
"Kan Ade bayi nya masih kecil banget, dia butuh perlindungan, makanan Ade nya masih di dalem perut nda." Renjun.
"Ouh gitu ya nda?" Jisung.
"Iya." Renjun.
"Berarti Ade nya chenle juga sama ya nda, masih kecil banget, jadi masih di dalem perut pipi echan." Jisung.
"Iya, Ade nya masih kecil, kalo Abang kan udah gede." Renjun.
"Emang Abang Ade nya mau cewe, apa cowo?" Tanya jaemin yang baru keluar dari ruang kerjanya.
"Abang mau nya cewe." Jisung.
"Ouh ya?, Kenapa gak cowo?" Renjun.
"Temen Abang di sekolah, dia punya Ade cewe. Lucu banget nda, suka di gendong sama Mimi nya, kalo jemput temen Abang." Jisung.
"Cantik ya Ade bayi nya?" Jaemin.
"Cantik, manis, terus ya nda, pipinya tembem, Abang suka tau." Jisung.
"Tapi kalo Ade cewe, Abang gak bisa ajak main bola." Renjun.
"Gak papa nda, Abang yang bakalan nemenin Ade Abang main." Jisung.
"Ihhh so sweet banget sih Abang." Renjun menciumi wajah jisung.
"Nanti Abang juga mau bantu, hias kamar Ade abang ya dad." Pinta jisung.
"Iya, nanti kita belanja peralatan nya bareng ok." Jaemin.
"Ok siap." Jisung.
"Kalo gitu, Abang mau main di kamar Abang dulu ya." Jisung.
"Main iPad nya jangan lama-lama ya." Peringat jaemin.
Jaemin tau, jika jisung bermain di kamar nya, maka anak itu akan bermain iPad sampai ketiduran.
Jika tidak memainkan game, ia akan menonton kartun di you tube. Pintu kamar Jisung selalu terbuka, jika ia main di dalam kamar.
"Iya dad, gak lama kok." Jisung.
"Yaudah Sanah." Jaemin.
Jisung pergi meninggalkan jaemin dan renjun, di ruang tengah.
"Sinih." Panggil jaemin pada renjun, agar duduk nya bergeser ke arah nya.
"Kenapa?" Tanya renjun, setelah duduk di samping jaemin.
"Saya kangen." Jaemin menidurkan kepalanya, dia atas paha renjun.
"Makanya jangan di ruang kerja terus." Renjun mengelus-elus surai hitam jaemin.
"Saya kan kerja, cari uang buat kamu sama Jisung." Jaemin.
"Aku percaya, uang ka Nana gak akan habis, sampai tujuh turunan. Tapi anehnya, sekarang masih kerja mati-matian." Renjun.
"Kamu gak suka, saya kerja kaya gini?" Tanya jaemin.
"Suka kok, lagian walaupun ka Nana sering kerja, Ka Nana masih tetap luangin waktu buat aku sama jisung." Renjun.
"Apapun akan saya lakukan, demi keluarga saya." Jaemin membalikkan wajah nya, ke arah perut renjun.
Jaemin menciumi perut renjun, dengan gemas. Sedangkan renjun hanya tersenyum, melihat perilaku jaemin.
"Gemes ka?" Tanya renjun.
"Hmm, pengen liat perut kamu besar lagi." Jaemin.
"Engga jisung, engga kamu, sama aja. Tunggu beberapa bulan lagi ya." Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahim Sewaan
FanfictionDi umur 20 tahun, renjun harus memikirkan bagaimana ia melanjutkan hidup. Di saat sang ibu sakit-sakitan, ia harus mencari uang untuk berobat sang ibu. Hingga seketika hidupnya berubah, saat di pertemuan dengan sepasang suami istri. Mereka meminta b...