Sudah seminggu renjun mendiamkan jaemin, setelah waktu itu jaemin membentak nya. Selain karena bentakan itu, renjun mendiami jaemin juga karena, ia melihat Mutiara memasangkan dasi pada jaemin, di loby perusahaan jaemin.
Di Sanah banyak orang, dan mereka melakukan hal seperti itu di depan semua orang, yang mungkin akan berpikiran bahwa jaemin dan mutiara memiliki hubungan.
Saat itu renjun mengantarkan bekal jaemin, yang ketinggalan di rumah. Tapi saat sampai di perusahaan jaemin, ia malah melihat kejadian seperti itu. Renjun berbicara, jika jaemin bertanya padaku, sisanya ia diam.
"Nda, bacain Abang cerita lagi ya." Pinta jisung.
"Iya nanti nda bacain." Renjun.
Bukan hanya mendiamkan jaemin, renjun juga tidak tidur dengan jaemin selama seminggu. Ia memilih tidur di kamar jisung, atau di kamar tamu.
Jisung, jaemin dan renjun sedang menonton kartu kesukaan jisung.
"Nda, ayo ke kamar." Ajak jisung.
"Abang dah ngantuk?" Tanya renjun.
"Iya." Jisung menggesek matanya.
"Ayo, jangan di gesek gitu matanya, nanti merah." Renjun menuntun jisung, ke kamarnya.
Renjun mengelus-elus rambut jisung, ia tak jadi membacakan jisung cerita. Ia lebih memilih, mengelus-elus kepala sang putra.
Jisung tertidur dengan lelap, renjun merebahkan dirinya di samping jisung setelah merapihkan selimut jisung. Ia memejamkan matanya, sampai ia merasakan ada yang naik ke atas ranjang, lalu memeluk tubuhnya di belakang.
"Ayo tidur di kamar kita." Bisik jaemin di telinga renjun.
"Mau sampe kapan, kamu gak ngomong sama saya hmm?" Tanya jaemin.
Renjun hanya diam, ia mencoba melepaskan pelukannya jaemin. Tapi semakin ia mencoba melepaskan tangan jaemin, di perutnya. Semakin jaemin menarik ia kedalam pelukannya, semakin erat pula tangannya menempel di perut renjun.
"Lepasin." Renjun.
"Jangan tidur di sinih, kasian jisung nya kesempitan." Jaemin.
"Engga, orang kasur jisung besar." Renjun.
"Lebih besar kasur kita, jadi ayo ke kamar." Jaemin.
"Sanah ah." Usir renjun.
Jaemin melepaskan pelukannya, lalu bangun dari tidurnya. Renjun merasa lega, saat jaemin melepaskan ia. Tapi tiba-tiba tubuhnya di angkat oleh jaemin, ia di gendong jaemin keluar dari kamar jisung.
"Ihh ka Nana." Teriak Renjun.
"Sttt jangan teriak, udah malem. Nanti jisung bangun." Jaemin berjalan ke kamar.
"Lepasin ihh." Tangan renjun memukul pelan dada jaemin.
Jaemin melepaskan gendong nya, tapi ia kembali menangkap tubuh renjun agar tidak jatuh.
"Akhhh." Teriak Renjun, lalu melingkar tangan nya di leher jaemin.
"Nah gitu pegangan, biar gak jatuh." Jaemin melanjutkan jalan nya, ke kamar mereka.
"Ihh nyebelin." Renjun.
Jaemin mendudukkan tubuh renjun di ranjang, lalu ia berjongkok di hadapan renjun.
"Masih marah banget?" Tanya jaemin, sambil mengelus punggung tangan renjun.
"Engga." Renjun.
"Kalo engga, kenapa tidur di kamar jisung terus?" Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahim Sewaan
FanfictionDi umur 20 tahun, renjun harus memikirkan bagaimana ia melanjutkan hidup. Di saat sang ibu sakit-sakitan, ia harus mencari uang untuk berobat sang ibu. Hingga seketika hidupnya berubah, saat di pertemuan dengan sepasang suami istri. Mereka meminta b...