Hari ini pemberangkatan jaemin dan jisung ke Indonesia, mereka sudah di bandara menunggu pesawat mereka tiba.
"Nda." Panggi jisung.
"Kenapa sayang?" Renjun.
"Nda bakalan ke Indonesia kan?" Jisung.
"Iya, nanti nda nyusul ya. Abang sama Daddy duluan ya?" Renjun.
"Abang nunggu nda di sana." Jisung.
"Iya, Abang jangan nakal ya sama Daddy. Abang kan katanya mau liburan sama Daddy, jadi harus bersikap baik ya." Renjun.
"Iya nda, Abang gak akan nakal kok." Jisung.
Renjun tersenyum pada jisung, ia harus melepaskan jisung dengan jaemin. Setelah satu minggu, ia meminta kepada jaemin untuk menghabiskan waktunya bersama jisung.
Ia memberikan jisung pada jaemin, karena surat perjanjian di masa lalu. Dimana ia akan memberikan jisung pada jaemin dan Minju, setelah melahirkan.
Jika ia tak menepati janjinya, ia harus ganti rugi dengan uang. Uang nya cukup besar, ia tidak bisa membayar semua itu. Ia harus mengorbankan perasaan dan putranya, setidaknya jaemin masih mengijinkan nya jika ingin bertemu dengan jisung.
"Abang ayo, kita naik ke pesawat." Ajak jaemin.
Jisung masih memegang tangan renjun, seakan berat untuk meninggalkan renjun. Ia memang senang, akan liburan bersama Daddy nya ke Indonesia.
Tapi ia juga sedih, karena dadda nya tidak ikut bersama mereka. Jisung sebenarnya tidak biasa pergi sendiri tanpa renjun.
"Nda, Abang pergi ya." Pamit jisung.
"Iya, hati-hati. Nanti kabaran nda ya, kalo udah sampe." Renjun.
"Hmm, nda cepet-cepet ya urusin kerjaannya. Biar bisa nyusul Abang sama daddy ke Indonesia." Jisung.
"Siap, nda bakalan cepet-cepet susul kalian." Renjun.
"Jangan bohong ya nda, Abang nunggu nda." Jisung.
"Nda akan jemput Abang, nanti kita liburan bersama. Abang bisa pergi duluan dengan Daddy." Renjun.
"Nda jaga kesehatan, jangan sampe sakit ya. Kalo sakit tar nda gak bisa ke Indonesia, buat liburan bareng Abang sama daddy." Jisung.
"Iya nak, kamu jangan nakal ya. Dengerin apa kata Daddy, jangan nakal." Renjun.
"Abang ayo." Jaemin.
"Abang pergi nda." Jisung.
"Dadah." Renjun melambaikan tangan nya.
"Nda jangan lupa ya." Teriak jisung, saat akan masuk ke pesawat.
Renjun hanya mengangguk kan kepalanya, dengan masih melambaikan tangannya.
Jaemin dan jisung sudah masuk kedalam pesawat, air mata renjun menetes begitu saja. Ia benar-benar melepas jisung kepada jaemin.
Putranya yang ia rawat sejak bayi, sekarang pergi meninggalkan nya.
"Nanti nda jemput ya Abang, tungguin nda." Lirih renjun.
Renjun menghapus air matanya, lalu pergi meninggalkan bandara. Ia akan bekerja hari ini, agar tidak larut dalam kesedihannya.
Hari sudah larut, renjun duduk di depan jendela kamarnya. Rumahnya sekarang terasa sepi, biasanya ada suara jisung yang selalu memanggil nya.
Untuk menemaninya bermain, meminta cemilan pada nya, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang buat renjun heran. Tapi sekarang suara itu tidak ada, padahal belum sehari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahim Sewaan
FanfictionDi umur 20 tahun, renjun harus memikirkan bagaimana ia melanjutkan hidup. Di saat sang ibu sakit-sakitan, ia harus mencari uang untuk berobat sang ibu. Hingga seketika hidupnya berubah, saat di pertemuan dengan sepasang suami istri. Mereka meminta b...