"Mau kemana?" Tanya jaemin yang melihat renjun, memakai pakaian rapih.
"Mau ketemu Jeno sama ka Doy." Renjun.
Jaemin bangun dari tempat tidurnya, ia berjalan kearah renjun.
"Sama siapa pergi nya?" Jaemin.
"Sama jisung." Renjun.
"Kamu gak ajak saya?" Tanya jaemin.
"Ka Nana free?" Tanya renjun balik.
"Saya selalu free, kalo urusan keluarga saya." Jaemin.
"Aku kira ka Nana ada kerjaan, soalnya tadi pagi aja udah sibuk sama laptop." Renjun.
"Saya free." Tegas jaemin.
"Kalo gitu, ayo ikut aku. Kita ke cafe ka Mark, haechan nanti juga nyusul." Renjun.
"Tunggu saya di bawah, saya ganti baju dulu." Jaemin.
"Jangan, kaya gini aja ganteng." Renjun menahan tangan jaemin.
"Saya cuman pake kaos polos biasa." Jaemin.
"Yaudah pake jaket aja, aku ambilkan sebentar." Renjun berjalan ke arah lemari, lalu mengambil jaket Levis warna hitam, milik jaemin.
"Ini pake ini." Renjun menyerahkan pada jaemin.
Jaemin menerima nya, lalu memakai jaketnya. Ia berjalan ke arah nakas, untuk mengambil kunci mobil.
"Ayo." Jaemin menggandeng pinggang renjun.
"Abang." Panggil renjun.
"Iya ndaa." Jisung berlari ke arah renjun, lalu bergeser ke arah jaemin.
Jisung merentangkan tangannya kepada jaemin.
"Gendong dad." Jisung.
"Ihh jangan, Abang udah besar juga." Renjun.
"Sebentar nda." Jisung.
"No Abang dah gede, jalan aja." Renjun.
"Gak papa, ayo sinih." Jaemin mengangkat tubuh jisung.
"Ka Nana mah, biarin aja dia jalan." Renjun.
"Gak papa ayo." Jaemin kembali merangkul pinggang renjun, tangan kanannya menggendong jisung, sedangkan tangan kirinya ia pakai untuk menggandeng renjun.
Mereka sampai di depan cafe Mark, di Sanah sudah terparkir mobil milik Mark.
"Chenle dah Dateng." Jisung.
"Abang jangan lari." Jaemin.
"Anak itu, seneng banget lari-larian." Renjun.
Jaemin dan renjun masuk ke dalam cafe, jisung sudah masuk duluan. Sekarang malah anak mereka itu, sudah duduk di sebelah chenle.
"Kalian lama banget." Haechan.
"Tadi macet." Renjun.
"Emang sih, orang hari Sabtu." Haechan.
"Jeno sama ka Doy nya mana?" Tanya renjun.
"Lagi Mimin pesanan kita." Haechan.
"Jahat banget, kenapa gak yang lain aja." Renjun.
"Mereka masih kerja di sinih btw." Haechan.
"Betah banget emang mereka itu." Renjun.
Jeno datang bersama Doyoung, mereka membawa nampan yang isinya cake dan minuman.
"Wih kapan datang?" Tanya Jeno pada renjun.
"Barusan banget." Jeno.
Jeno duduk di bangku kosong, sebelah kanan renjun. Harusnya itu tempat jisung, cuman jisung duduk dekan chenle jadi kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahim Sewaan
FanfictionDi umur 20 tahun, renjun harus memikirkan bagaimana ia melanjutkan hidup. Di saat sang ibu sakit-sakitan, ia harus mencari uang untuk berobat sang ibu. Hingga seketika hidupnya berubah, saat di pertemuan dengan sepasang suami istri. Mereka meminta b...