Sudah satu Minggu, renjun, jaemin dan juga jisung tinggal di rumah kedua orang tua jaemin. Jaemin sengaja menginap lama, agar renjun akrab dengan keluarga nya.
"Ka Nana." Panggil renjun.
"Saya di ruang kerja." Jaemin.
Renjun masuk ke dalam ruang kerja jaemin, pintu itu terhubung dengan kamar jaemin.
"Sinih." Jaemin menepuk paha nya.
Renjun menuruti jaemin, ia duduk di atas pangkuan jaemin.
"Kenapa?" Tanya jaemin.
"Aku di ajak ke mall, sama bunda." Renjun.
"Lalu?" Jaemin.
"Aku masih malu, sama bunda." Renjun.
"Kenapa malu?" Jaemin.
"Ya Masi malu aja, apalagi bunda udah tau, awal hubungan kita gimana." Renjun.
Ya Jaemin sudah menjelaskan semua nya pada renjun, perihal perilaku kedua orang tuanya yang sangat antusias menyambut renjun.
Setelah kepergian nya Minju, jaemin mencari renjun dan jisung. Ia meminta semua anak buah nya dan anak buah ayah nya, untuk mencari renjun dan jisung.
Saat itu pula, keluarga nya bertanya perihal siapa renjun. Jaemin menceritakan juga tentang sewa rahim, demi mendapatkan anak bersama Minju.
Ia mendapat pukulan dari sang ayah, karena ke brengsekan nya. Apalagi saat renjun pergi diam-diam, setelah ia dan Minju mengabaikan nya selama satu bulan. Karena ia dan Minju akan memiliki anak, kandung mereka sendiri.
"Kan ada jisung sayang." Jaemin mengelus pinggang renjun.
Akhir-akhir ini renjun mengeluh, karena pinggang nya pegal. Setiap malam, jaemin akan memijat pinggang renjun, untuk mengurangi rasa pegal nya.
"Aku bisa akrab gak ya, sama bunda." Lirih renjun.
"Bisa, lagian bunda Nerima kamu dengan tangan terbuka. Kalo bunda gak mau akrab sama kamu, buat apa nda ngajak kamu ke mall bareng?" Jaemin.
Ucapan jaemin ada benar nya, jika bunda jaemin tak mau akur dengannya, kenapa harus repot-repot dia mengajak renjun jalan-jalan ke mall.
"Ka Nana." Panggil renjun.
"Hmm." Jaemin.
"Aku mau cium." Renjun.
"Tiba-tiba?" Heran jaemin.
"Kenapa? Gak mau ya?" Renjun.
"Bukan gitu, kamu itu terlalu tiba-tiba." Jaemin.
"Yaudah gak jadi." Renjun menidurkan kepalanya, di baju jaemin.
"Marah?" Tanya jaemin.
Renjun hanya menggelengkan kepalanya.
"Ayo ke kamar, jangan tidur di sinih. Nanti badan kamu pegel-pegel paginya." Jaemin.
"Aku berat ya?" Tanya renjun.
"Engga kamu gak berat, saya cuman khawatir badan kamu pegel-pegel saja." Jaemin mengelus punggung renjun.
"Tapi aku mau nya, tidur di peluk ka Nana." Renjun.
"Iya ayo, kita pindah ke kamar." Bujuk jaemin.
"Tapi Ka Nana, masih banyak kerjaan." Renjun.
"Kerjaan bisa saya selesaikan nanti, ayo saya temani kamu tidur." Jaemin.
"Gak jadi, aku mau temenin ka nana kerja aja." Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahim Sewaan
FanfictionDi umur 20 tahun, renjun harus memikirkan bagaimana ia melanjutkan hidup. Di saat sang ibu sakit-sakitan, ia harus mencari uang untuk berobat sang ibu. Hingga seketika hidupnya berubah, saat di pertemuan dengan sepasang suami istri. Mereka meminta b...