Bagian 21

9.5K 617 18
                                    

Jaemin sembuh dari sakitnya, setelah satu minggu di rawat di kamar nya sendiri. Ia terkena tipes karena kecapekan, jaemin tak mau di bawa ke rumah sakit, akhirnya ia di infus di rumah.

"Minum dulu obat nya." Renjun menyerahkan, obat jaemin.

"Saya sudah sembuh." Tolak jaemin.

"Ihh, tubuhnya masih lemes juga. Ayo minum dulu." Renjun.

"Engga mau, pait." Jaemin.

"Nanti langsung minum susu, ayo minum dulu ka Nana." Renjun.

Akhirnya jaemin mengambil obat nya, lalu meminumnya di hadapan renjun.

"Nih minum air putih nya." Renjun.

"Makasih." Jaemin.

"Besok mau langsung kerja?" Tanya renjun.

"Iya, saya seminggu gak masuk kerja." Jaemin.

"Ya gak papa kali, kan ka Nana bos nya." Renjun.

"Kerjaan saya jadi numpuk, karena saya sakit." Jaemin.

"Ya suruh siapa sakit." Renjun.

"Hmm." Jaemin hanya bergumam menjawab ucapan renjun.

Seketika wajah renjun murung, ia teringat saat ia meninggal jaemin saat sakit. Ia tak tau jaemin sakit, jaemin juga tak bilang padanya.

Kalo jaemin bilang, mungkin ia akan membatalkan jalan-jalan bersama Jeno. Ia akan mengurus jaemin, yang mungkin akan sembuh dalam 3 hari.

"Maaf." Lirih renjun.

"Ha?" Jaemin.

"Aku minta maaf." Renjun.

"Untuk apa?" Tanya jaemin.

"Karena gak tau ka Nana sakit, terus malah pergi jalan-jalan sama Jeno." Renjun.

"Ouh." Jaemin.

"Koo cuman ouh aja sih?" Renjun.

"Terus saya harus apa?" Tanya jaemin.

"Ka Nana kenapa gak bilang sama aku, kalo ka Nana lagi sakit?" Renjun.

"Kamu mau jalan-jalan sama Jeno." Jaemin.

"Kan bisa aku batalin." Renjun.

"Saya gak tega, saat kamu minta ijin sama saya aja, kamu se excited itu." Jaemin.

"Ka Nana." Lirih renjun.

"Apa?" Tanya jaemin.

Renjun langsung duduk di pangkuan jaemin, ia memeluk tubuh jaemin.

"Aku kesel sama ka nana, hiks hiks." Renjun menangis di pelukan jaemin.

"Eh kok nangis?" Jaemin.

"Ka Nana kenapa biarin aku pergi gitu aja?, Kenapa gak larang aku?" Renjun.

"Renjun." Jaemin.

"Aku tuh pergi sama cowok lain, mana aku ninggalin ka Nana pas lagi sakit." Renjun.

"Renjun dengerin saya." Jaemin.

"Ka Nana apa gak cemburu?" Renjun.

"Sayang dengerin saya dulu." Jaemin.

"Apa?" Renjun.

"Saya ijinin kamu, karena kamu kayanya excited banget pergi sama Jeno. Saya gak bisa larang kamu, itu kebahagiaan kamu." Jaemin.

"Tapi kan, ka Nana tuh suami aku." Renjun.

"Saya tau, kalo kamu nanya apa saya cemburu atau tidak, tentu saja cemburu. Kamu pergi sama cowo lain, dengan excited nya. Tapi saya juga gak bisa larang kamu, saya seneng liat kamu seneng." Jaemin.

Rahim SewaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang