Jisung sedang berjalan-jalan di temani jaemin dan renjun, ia mengajak kedua orang tua nya untuk membeli mainan baru.
"Abang, toko mainan yang mana sih?" Tanya renjun, karna sejak tadi mereka menyusuri tiap jalan.
Jisung mengajak ke toko mainan yang di luar, bukan yang di dalam mall. Katanya waktu perjalanan pulang sekolah, ia melihat toko mainan yang mainan-mainan nya belum pernah ia lihat, di toko mainan yang ada di mall.
"Di depan nda, bentar lagi." Jisung.
"Di depan, belokan itu?" Tanya jaemin.
"Iya dad, habis itu sampe deh." Jisung.
"Ouh ini." Renjun.
Tempat nya cukup terpencil, bisa-bisanya jisung melihat toko mainan ini, yang mungkin orang lain tidak melihatnya.
"Ayo masuk." Jisung menarik tangan jaemin dan juga renjun.
Di dalam Sanah memang terdapat berbagi macam mainan, tapi mainan kuno atau jaman dulu yang terbuat dari kayu.
"Mainan jaman dulu ternyata." Renjun melihat-lihat berbagai macam mainan di sana.
"Abang suka yang mana?" Tanya jaemin.
"Abang belum nemu yang Abang mau, nanti Abang kasih tau daddy." Jisung masih melihat-lihat mainan yang menarik perhatiannya.
"Renjun." Panggil seseorang.
Renjun yang merasa terpanggil, mengalihkan pandangan dari rak mainan, ke sumber suara.
"Lah Jeno?" Saut renjun.
"Walah walah, kemana aja lu." Jeno mendekati renjun, lalu memeluk tubuh renjun.
Renjun membalas pelukan Jeno, sambil tersenyum. Ia sudah lama tak bertemu dengan Jeno, terakhir ketemu waktu ia pamitan dan berhenti bekerja.
Jaemin melihat renjun dan Jeno berpelukan, ia mengalihkan pandangannya.
"Harus banget ya pelukan?" Batin Jeno.
"Kapan pulang ke sinih anjir?" Tanya Jeno setelah melepaskan pelukannya.
"Udah lumayan lama sih." Renjun.
"Lah, Napa kaga ke cafe?" Jeno.
"Emang kamu masih kerja di sanah?" Renjun.
"Masih lah, gw mah pekerja setia." Jeno.
"Kalo ka Doy?" Renjun.
"Dia juga masih kok, malah sekarang dia jadi orang kepercayaan pak Mark, buat jagain cafe yang di sinih." Jeno.
"Ouh ya?" Renjun.
"Yoi, makan nya main-main deh ke Sanah." Jeno.
"Iya nanti." Renjun.
"Ndaa." Panggil jisung yang berlari ke arah renjun.
"Eh sapa nih?" Tanya Jeno.
"Anak ku, jisung ayo kasih salam." Renjun.
"Halo om, aku jisung." Jisung.
"Hai, jangan panggil om dong. Serasa tua banget gw." Jeno.
"Terus manggil nya apa dong?, Kakek?" Jisung.
"Heh bisa-bisanya muka ganteng gw, di sebut kakek-kakek." Jeno.
"Kamu gak ganteng, Daddy Abang yang ganteng." Jisung.
"Sutt diem lu, btw dah gede juga ni anak." Jeno.
"Ya iya lah, masa mau kecil terus sih Jen." Renjun.
Renjun asik berbicara dengan Jeno, jaemin di cuekin. Jaemin sejak tadi diam saja, mood nya seketika jelek, ia ingin cepat-cepat pulang saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahim Sewaan
FanfictionDi umur 20 tahun, renjun harus memikirkan bagaimana ia melanjutkan hidup. Di saat sang ibu sakit-sakitan, ia harus mencari uang untuk berobat sang ibu. Hingga seketika hidupnya berubah, saat di pertemuan dengan sepasang suami istri. Mereka meminta b...