Sixteen

1.9K 224 27
                                    

Rapuh’
16




Annyeong👋👋👋
Sesuai janji chacha up Rapuh setelah Promise 😊😊🙃


Ma'af ya bikin kalian nunggu terlalu lama 🙃🙃
Untuk kedepannya chacha usahakan up sekali tiga hari.

Semoga kalian gak bosan menunggu ya🙃🙃
Jangan lupa tekan tombol bintang di pojok kiri 😊😊
Ma'afkan atas typo yang ada 🙃🙃🙃






Happy Reading...






...






“Eomma..?”



Rose yang sejak tadi duduk dikursi roda miliknya diruang tengah menemani Lia yang tengah asik menonton kartun kesukaannya di Tv tampak menatap penuh tanya pada sang ibu yang baru saja keluar dari kamar Jisoo dengan air mata yang membasahi pipinya.





Dara yang mendapat pangilan dari salah satu putri kembarnya itu langsung menghapus air matanya dan segera mendekat kearah Rose dan Lia. Lisa, gadis itu tengah berada didapur untuk mengambilkan Rose cemilan dan juga minum. Dara berusaha untuk menampilkan senyum terbaiknya didepan Rose. Sedangkan si bungsu sibuk dengan dunia kartun yang ditontonnya.




“Apa putri eomma sudah makan?” Tanya Dara sembari berlutut tepat didepan kursi roda milik Rose.




Dara memang sedari tadi tidak keluar dari kamar Jisoo guna menemani putri keduanya yang sempat tak sadarkan diri hampir dua jam. Jadi, Dara tidak mengetahui apa ketiga putrinya yang lain sudah makan atau belum. Maka dari itu ibu dari kelima gadis Ahn ini bertanya.





“Hemm.. Aku makan bersama Lisa dan Jisoo eonnie tadi. Bagaimana dengan eomma? Apa eomma juga sudah makan?”




“Eomma makan bersama adikmu sebelum berangkat kesini tadi pagi nak.” Dara menjawab dengan lembut.





Rose hanya mengangguk paham. Dara mulai mengangkat tangannya untuk mengusap pipi gembil milik Rose yang tampak sedikit tirus dari biasanya. Rose yang mendapat perlakuan itu jelas senang. Namun tatapan dari kedua manik sang ibu membuat banyak pertanyaan muncul dikepala Rose saat ini.






Jelas kedua manik milik sang ibu tampak sangat sendu sekarang. Bahkan ada gurat luka yang amat besar terdapat dalam maniknya. Rose tidak tau apa itu, namun yang jelas. Dada Rose seketika sesak karena terus menerus menatap manik sendu milik sang ibu.




“Eomma..?”




Setelah mengetahui tentang kebusukan ayah tirinya. Sungguh... Rose benar-benar merasa kasihan terhadap ibunya yang ternyata selama ini juga ikut menjadi korban lelaki licik itu. Meski sedikit kecewa karena Dara sendiri menyetujui dan menerima pinangan lelaki itu dulu. Tapi tetap saja, Rose adalah seorang anak yang begitu menyayangi Dara sebagai ibunya. Rose benar-benar cemas dengan sang ibu saat ini. Karena tidak menutup kemungkinan Taeyeon tidak akan menyakiti ibunya itu suatu saat nanti.





“Eomma harus kembali kerumah. Sekretaris Lee baru saja mengabari eomma bahwa ada yang perlu eomma cek tentang keuangan butik kita. Tak apa kan eomma titip adik kalian disini untuk sementara?” Dara bertanya dengan nada sangat lembut dan jelas kalimatnya itu hanyalah kebohongan.





Dara sama sekali tidak ada urusan dengan sekretarisnya di Butik miliknya. Bahkan sejauh ini butik yang dibukanya 27 tahun yang lalu masih terus berkembang sangat baik. Bahkan design pakaian yang mereka luncurkan selalu laris dipasaran. Dara hanya ingin menghindari semua putrinya untuk sementara waktu. Mengingat, saat ini Jennie sudah tau tentang keburukannya di masa lalu. Dan Dara harus mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu si kembar juga akan mengetahui hal itu cepat atau lambat nantinya.





RapuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang