12 | Cute Girl Dua

892 157 126
                                    

H A I !👋

─ H A P P Y R E A D I N G ─

⚝⚝⚝

INI BUAT KAMU YANG SECARA SUKARELA MAU VOTE DAN KOMENT!💐

***

Rasanya seperti anda menjadi iron-man─tidak, maksudnya seperti terkena kejut jantung! Hampir saja Mei Yin melempar gelas ditangannya ke wajah sang suami yang meminta dibuatkan kopi, jika dia tidak lebih dahulu tersadar. Dia amat sangat terkejut saat mendapati telepon dari SMARSA mengenai Xia Mei.

Tentang Xia Mei yang diduga melakukan tindakan asusila di taman belakang SMARSA.

Tak jauh berbeda dengan apa yang Mei Yin rasakan, karena Buna Anara pun hampir saja menjual saham─bercanda, maksudnya hampir saja merobek kertas bernilai miliaran itu. Untungnya, Buna Anara masih waras dengan beralih, melempar asal kertas kerjaannya itu.

Disinilah mereka sekarang, berkumpul diruang BK dengan Xia Mei yang masih setia mengemut Ibu jarinya sendiri, menatap polos orang-orang yang tampak tegang. Xia Mei mengerjab, "Apakah kalian sedang menahan buang air kecil seperti Xia tadi?"

Guru BK tersadar dari lamunannya, "Ekhem! Jadi tujuan saya mengumpulkan kalian disini, untuk meluruskan masalah yang terjadi!"

Tatapan Guru BK itu terarah pada Kaizer─iya, cowok yang tadi bersama Xia Mei itu Kaizer. Sebenarnya, Kaizer terlalu malas mendengarkan dongeng gratis dari Guru Sejarah yang materinya hanya itu-itu saja namun tiada habisnya, katanya sih begitu. Membuat Kaizer kabur ke taman belakang dengan niat ingin tidur eh malah seperti ini akhirnya.

"Apa yang harus diluruskan? Rambut Ibu kah?" Xia Mei tersenyum lucu hingga matanya menyipit seperti bulan sabit sedangkan Guru BK, hanya bisa menahan kekesalannya.

Guru BK mengabaikan ucapan absurd Xia Mei, "Ananda Xaviora dan Ananda Kaizer diduga melakukan tindakan asusila yang tak bermoral ditaman belakang gedung sekolah ini tepat saat jam belajar mengajar sedang berlangsung,"

Bibir Xia Mei mencebik, "Siapa Ananda Xaviora? Asusila? Ananda Kaizer? Siapa mereka? Apakah mereka itu, malaikat baru?"

Mei Yin dan Changyi memikirkan hal yang sama, membuat keduanya menatap penuh selidik pada Kaizer. "Enggak! Bukan gitu!" Kaizer kikuk sendiri saat ditatap tajam oleh Bunanya.

"Selama ini Buna masih bisa sabar menghadapi masalah yang kamu buat, masalah yang enggak ada akhirnya. Tapi untuk masalah ini, Buna kecewa sama kamu, Kai! Buna enggak pernah mengajarkan kamu untuk menjadi laki-laki brengsek seperti itu!"

Kaizer menggeleng ribut, dia berusaha mengapai tangan Buna Anara yang terus saja wanita itu tepis. "Buna, enggak gitu! Sumpah, Bun! Adek─"

"Saya sarankan, untuk keduanya agar lekas dinikahkan supaya tidak ada kasus hamil diluar nikah."

Bukan hanya Kaizer yang menggeram tertahan, tapi Changyi juga. "Tutup mulutmu! Putri saya jauh lebih mahal harga dirinya daripada seluruh organ tubuhmu yang rusak itu!"

Wiss, mantep, Om. Kaizer menyetujui dalam hati namun wajahnya tetap datar.

Huh! Apa yang orang-orang itu bicarakan?! Xia Mei tak paham!! Gadis mungil itu pun menjatuhkan kepalanya diatas meja dengan kedua tangan terlipat, "Aneh sekali yang kalian bicarakan ini. Hamil, nikah, brengsek, apa itu? Xia tidak mengerti tahu! Ayo dong jelaskan agar Xia pintar!"

Sepolos dan selugu ini mana bisa mengerti tentang perbuatan tak senonoh yang Guru BK tuduhkan, pasti Kaizer lah yang menjerumuskan, begitu pemikiran Changyi dan Mei Yin. Dimana secara tiba-tiba, Changyi berdiri dari duduknya, dia menggendong Xia Mei ala koala, diikuti Mei Yin yang juga berdiri.

"Tak usah memperpanjang masalah, anggap semua ini angin lalu, selesai!"

Mei Yin menyetujui ucapan suaminya, dia pun lekas pergi meninggalkan Buna Anara yang juga ikut berdiri. "Saya harap fungsi telinga anda masih baik, jadi hentikan semuanya sebelum kabar tak benar mengenai anak saya beredar luas."

Buna Anara memakai kembali masker nya, dia melangkah pergi bersama Kaizer, meninggalkan Guru BK yang wajahnya berubah pias. Apakah salah jika dirinya ingin meluruskan masalah?

***

Sampai dirumah, Buna Anara langsung menodong Kaizer dengan jawaban yang jujur, sejujur-jujurnya. Kaizer pun tak berminat untuk bohong, dia menjawab. "Adek tuh tadi lagi tiduran dibawah pohon, terus tiba-tiba ada yang jatuh diatas tubuh Adek. Mungkin dia kesandung terus,"

Kaizer menyentuh bibirnya sendiri, sial! Bayangan rasa manis dari bibir mungil itu kembali menyebar dikepalanya, membuat fantasinya sedikit nakal, lekas Kaizer menggeleng. "Dia pendek, jadi pas jatuh, bibir kita enggak sengaja ketemu."

Mendengar itu, Buna Anara menghela napasnya pelan. Dia mengangkat tanganya, mengusap tangan Kaizer. "Oke, Buna percaya. Tapi Adek yakin udah jujur?"

Cepat-cepat Kaizer menganggukkan kepalanya beberapa kali. "Udah jujur, Buna!"

"Terima kasih sudah jujur dan Buna minta maaf tadi sudah tepis tangan Adek. Buna cuma kesal sedikit," Buna Anara menarik Kaizer kedalam dekapannya, memeluk sang Putra dengan penuh kasih sayang.

Kaizer ndusel, mencari posisi ternyaman. "Buna, maafkan Adek juga karena tadi, Buna pasti panik dan khawatir."

"Ibu mana yang tidak panik dan khawatir saat mendapat kabar kalau anaknya terjerat kasus asusila," Buna Anara mengecup lama puncak kepala Putranya. Dia tersenyum teduh, "Sedewasa apapun usia Adek, Adek tetap bayinya Buna."

Sementara itu, dirumah besar kediaman keluarga Changyi, Xia Mei mendapatkan posisi yang sama. Dia tengah diinterogasi namun kesabaran Mei Yin dan Changyi sangat amat diuji. Itu semua karena Xia Mei yang tak bisa memahami makna pertanyaan dari kedua orang tuanya itu.

Seperti ini, "Kamu diapain aja sama bocah tengik itu?"

Pertanyaan Changyi membuat kening Xia Mei berkerut kian jelas dimata, "Diapain, apa? Tengik? Tengik itu apa, Appa?"

Changyi─Appa Chan memijat pelipisnya pelan, by the way sebelum lanjut, kita ubah panggilan nama Changyi menjadi Appa Chan. "Sayang, maksud, Appa. Kamu ada disentuh sesuatu tubuhnya oleh cowok tadi?"

Bibir mungil itu maju beberapa senti, "Sentuh? Ini," Xia Mei menunjuk bibirnya sendiri. Membuat Appa Chan mengepalkan tangannya, niat ingin meluapkan emosi sebelum ucapan Xia Mei selanjutnya, membuat Appa Chan tercengang.

"Xia bosan dikelas, berlari seperti kelinci, lalu tidak sengaja melihat Gege tadi. Setelah itu, Xia berniat menemui tapi kaki nakal Xia tersandung sesuatu. Xia jatuh terus tidur diatas tubuh Gege tadi, tamat."

Kelinci... Xia Mei tersayang, kelinci itu loncat bukan lari. Mode fake smile.

Mei Yin mengusap lengan suaminya, dia tahu, suaminya itu memang sabar tapi dihadapkan dengan keluguan menjerumus bodoh Xia Mei, membuatnya takut jika suamimya itu tak bisa menahan emosi. Appa Chan tahu apa yang Mei Yin pikirkan, membuatnya menarik napas lalu menghembuskan perlahan.

"Lalu yang salah itu Xia? Karena Xia terjatuh diatas tubuh siswa tadi?"

Keningnya berkerut, tanda tak setuju. "Xia tidak boleh salah!"

Appa Chan tersenyum paksa, "Oke. Appa yang salah, Appa memang selalu salah."

"Memang! Appa itu salah!"

Mei Yin tertawa pelan, melihat wajah pasrah suaminya dan wajah lugu Putrinya. Tuhan, tolong jangan renggut kebahagiaan keluargaku.

***

Metode masih sama guys, spam koment jika mau cerita ini up tiap hari!

Bye!

Couple Intuitive [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang