H A I !👋
─ H A P P Y R E A D I N G ─
⚝⚝⚝
INI BUAT KAMU YANG SECARA SUKARELA MAU VOTE DAN KOMENT!💐
***
"B-Buna,"
"Hm? Kenapa, Adek?"
Kaizer beringsut mundur dari tempat persembunyiannya di pojok lemari, dengan mata memerah antara takut juga terkejut, serta tubuhnya yang tak bisa di ajak kompromi, Kaizer tetap berusaha berdiri meskipun ujung lancip pisau siap sedia menusuk kedua matanya. "Buna... Ini bukan Bunanya Adek!"
"Hahaha!"
Tawa itu terdengar menggema, membuat tubuh Kaizer kian bergetar karena takut juga menahan kekesalan. Di surga, Kaizer tidak pernah berada di posisi menegangkan ini. Dia terlalu di manja dengan segala kesempurnaan, lalu melihat Buna yang menyayanginya menodongkan pisau, Kaizer kesulitan bertindak lebih jauh.
Wajah yang biasanya menyorot lembut kini menegas dengan gurat mengerikan, "Sebanyak apa rasa penasaran dalam dirimu itu? Sampai lancang membuka ponselku," Kaizer menggelengkan kepalanya, dia tak bermaksud lancang, hanya ingin memastikan tapi jika tahu kemarahan Bunanya akan seseram ini, Kaizer pasti mengurungkan niat.
Setiap jarak kain menipis, setiap saat itu juga Kaizer menahan napas. Terutama ketika dinginnya pisau menyentuh lehernya, "Aku sudah dari lama ingin membunuhmu."
Deg.
Kaizer membatu, menatap kosong Buna Anara yang menyeringai kejam. Tidak ada lagi nada penuh kelembutan, sorot teduh yang menenangkan, dan sentuhan yang menyenangkan. "Kau bingung siapa yang menjadi dalang atas kecelakaan itu? Ah sialnya! Kau tidak mati! Kenapa kau harus tetap hidup?!"
Kerongkongannya langsung kering seperti musim kemarau, terlalu terkejut sampai tidak bisa berkata-kata. "Karena kau sudah tahu sisi lain dalam diriku, maka sudah sepantasnya untuk kau mati di tanganku!" Buna Anara menggemakan tawa kembali, seraya mengangkat tinggi pisau di tangannya.
"Kau harus mati!"
"BUNA!!!"
Kaizer mengelak dengan gesit, menggulingkan tubuhnya guna terus menghindari hujaman pisau tajam di tangan Buna Anara. "Buna sadar! Ini Adek! Ini Kai, anak Buna!!" Kaizer menatap sendu Buna Anara dengan tangan menggenggam pisau, membiarkan darah bercucuran dari telapak tangannya daripada lehernya terkena tusukan.
Seperti wanita kehilangan akal, Buna Anara terus menekan pisau agar melukai leher Kaizer. "Kau bukan anakku! Kau sudah sepantasnya mati sejak lama, sialan!!"
Bukan anak Buna? Kaizer merasa, tubuhnya melemas, dia ingin membiarkan Buna menusuk lehernya, dengan begini, bukankah Kaizer akan kembali ke surga? Kaizer menghela napasnya, "Tapi Buna tetap Bunanya Kai. Kai sayang Buna lebih dari apapun di dunia ini,"
Ucapannya bukan sekedar bualan, Kaizer benar-benar menyayangi Buna Anara di dunia fana ini. "Omong kosong! Kamu dan Ayahmu itu sama-sama bajingan!! Beraninya menipuku selama ini!"
"KALIAN! KALIAN YANG MEMBUNUH ANAKKU!!"
***
"Kamu kenapa, Mas?" Melihat suaminya yang begitu gelisah sejak datang tadi, Khairiah tak mampu menahan pertanyaannya. Dia pun mengusap bahu suaminya memberi ketenangan, "Ada sesuatu yang menganggu pikiranmu?"
Ayah Gama menggeleng, meraih jemari Khairiah lalu mengecup punggung tangannya. "Tidak ada, aku hanya sedang memikirkan pekerjaan saja." Alibinya dengan senyum menyakinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Intuitive [Hiatus]
Fantasy(Transmigration Cute Girl Dua) Xia Mei adalah roh tanpa jasad. Dia diturunkan sang pencipta semesta sebagai Qarīn dari seluruh Qarīn, kehadiran nya di muka bumi ditujukan untuk pengobat rindu para orang tua yang kehilangan anak mereka diusia bayi...