19 | Cute Girl Dua

730 108 8
                                    

H A I !👋

─ H A P P Y R E A D I N G ─

⚝⚝⚝

INI BUAT KAMU YANG SECARA SUKARELA MAU VOTE DAN KOMENT!💐

***

Penyelidikan tunggal yang Kaizer lakukan telah dianggapnya selesai, kini, cowok yang tampak dingin dan sangar itu tengah duduk melingkar di kantin sekolah, bersama teman se-gengnya. Yang tak lain, anggota inti golongan kedua Arseus. Merkuri, Donker, dan Levi.

Keempatnya tampak larut membicarakan mengenai Arseus dan musuh-musuhnya di luaran sana. Sekaligus sebagai bayangan untuk Kaizer, apa yang harus dia lakukan nanti untuk melawan musuh Arseus. Karena mau bagaimana pun, ini adalah kali pertama Kaizer memimpin sebuah geng motor.

Di surga, mana ada geng motor.

"Gue denger-denger, gedung SMARDU mau di robohin." Levi meraih bungkus kacang kulit, membukanya dan melahapnya sambil menikmati wajah penuh tanda tanya teman-temannya, terutama Kaizer.

Cowok yang sebenarnya berhati selembut kapas itu menaikkan satu alisnya, "Di robohin?"

Levi mengangguk, "Sembilan belas kasus kematian SMARDU bikin tuh sekolah enggak dapat toleransi lagi buat beroperasi. Benar-benar di banned dan pemerintah udah sepakat, mau meratakan gedung SMARDU dan menggantinya menjadi sarana wisata."

"Beneran?" Kaizer masih belum percaya, jika SMARDU sudah tidak diizinkan lagi untuk berjalan semestinya.

Padahal semua orang tahu, gedung menengah atas yang berdiri setahun setelah SMARSA berdiri kokoh itu, beberapa kali mampu menggeser posisi SMARSA sebagai SMA unggulan. Akreditasinya sudah sempurna, fasilitasnya lengkap, pengajarannya patut diacungi jempol, namun minusnya, ada banyak korban yang tewas di sana.

"Bener! Kasus terakhir yang bikin tuh sekolah hancur lebur tak bersisa,"

Untuk yang ini, Kaizer tidak lagi kaget. Buna Anara pasti tidak akan diam saja saat anaknya dirundung bahkan sampai memilih untuk bunuh diri. Usai berbincang dan minum segelas cokelat dingin, Kaizer pun pamit pergi lebih dahulu. Dia ingin mencari Jane Andromeda. Ada yang ingin dirinya cari tahu.

Ingat Jane Andromeda? Dia adalah tokoh utama dalam kisah percintaan Leon. Jika saja Leon tidak memutuskan untuk bunuh diri, pasti mereka berdua tengah di masa-masa musuh menjadi cinta. Sekarang Kaizer penasaran, apakah Jane memang tak mengenal Leon? Atau apa??

Dan ternyata, mencari keberadaan Jane tidak semudah itu. Kaizer sudah lelah berkeliling luasnya bangunan SMARSA dan baru bertemu di gedung bagian C. Sial! Kakinya sudah kebas karena terlalu lama berjalan, mirip latihan militer saja.

Kaizer pun menghampiri Jane yang tengah duduk seorang diri sambil memainkan ponsel ditangannya, "Jane."

Si pemilik nama tentu saja menoleh, "Iya?" Jane menaruh ponselnya ke saku almamater, menatap Kaizer yang juga menatapnya.

Jika dilihat begini, Jane Andromeda memang sangatlah cantik dan menarik. Dia memiliki daya tariknya tersendiri tapi entah bagaimana, Kaizer tak menaruh rasa kekaguman apa pun pada Jane. "Sibuk?"

Jane menjawab tidak, Kaizer pun tak ingin membuang waktu. Dia langsung bertanya, di mana Jane pada saat hari, tanggal, dan bulan yang disebutkan olehnya. Yang tanpa sepengetahuan Jane, di hari itu, adalah hari pertemuan pertama Jane dan Leon di sebuah pusat pembelanjaan besar.

Jane sendiri, tengah berusaha untuk mengingat. "Gue sama keponakan gue kayaknya pergi ke mini market,"

Seharunya, Kaizer datang hari itu, yang pasti akan menjadi pertemuan pertamanya dengan Jane dan bermulanya rasa nyaman berakhir cinta itu. "Gue duluan,"

Jane menatap aneh Kaizer yang berlalu pergi usai bertanya hal random padanya.

Tujuan kedua Kaizer adalah parkiran motor, logika memang menyuruhnya untuk berhenti mencari tahu tapi hatinya berkata lain. Kaizer ingin mengungkapkan siapa dalang kematian Jade Anderson dan bagaimana kabar si kepala sekolah setelah Buna Anara turun tangan.

Di gedung SMARDU, Kaizer kembali ke ruang UKS. Mengambil testpack yang memang dia tinggalkan. Lalu ketika hendak keluar, atensinya teralihkan pada sesuatu yang menarik perhatiannya. Kaizer mengerutkan kening, sebelum akhirnya, tersenyum lebar di balik masker yang dia kenakan.

Dia pun berjalan cepat menuju ruang keamanan sekolah ini, berharap sinyal internet masih tersambung. Sesampainya di sana, Kaizer langsung di sambut aroma tak sedap debu yang membuatnya terus saja bersin. Tapi demi tujuannya, Kaizer rela menahan batuk, dia pun duduk di kursi sebuah meja kerja.

Yang menurutnya, itu pasti komputer yang biasa di gunakan pekerja keamanan di sini. Dia pun mulai menggerakan jemarinya, tentu, setelah Kaizer memakai sarung tangan karet. Dia tak ingin mencari masalah baru dengan terdeteksinya sidik jari. Dia harus menyelidiki dengan bersih tanpa masalah di akhirnya nanti.

Yang menyebalkannya, Kaizer belum juga menemukan apa yang dia cari. "Aih, susah sekali. Harusnya di sini ada malaikat, biar malaikat aja yang bantu menayangkan setiap kejadian."

Kaizer memijat pelipisnya yang terasa berdenyut, siapa sebenarnya Jade Anderson? Yang sekilas, wajahnya mirip dengan bayangan wanita di mimpinya. Ya, Kaizer malam tadi bermimpi. Bertemu seorang wanita berwajah mirip Jade yang dia lihat dari figura di ruang kerja Javier.

Wanita dalam mimpinya itu menangis, meminta Kaizer atau Leon untuk mencarikan keadilan. Entah adil dalam bentuk apa, "Dia sudah mati tapi masih menyusahkan." Gerutunya sembari kembali berkutat pada komputer.

Sebenarnya bisa saja Kaizer meminta bantuan anak buah Bunanya, tapi Kaizer takut, masalah Leon dan wanita di mimpi itu adalah masalah fatal. Sebelum Bunanya tahu, Kaizer harus sudah lebih dahulu mengetahuinya. Dan entah mengapa, tiba-tiba dirinya merindukan batita menggemaskan bernama Zie.

Zie adalah bayi lucu yang selalu membuat orang dewasa menginginkan mengajaknya terus bercanda dan bermain, apalagi pipinya yang seakan tumpah, membuat Kaizer ingin punya Adik baru. Tapi dengan cepat dia menggeleng, Kaizer tidak mau menjadi bodoh dengan menyaksikan kejadian masa lalu terjadi kembali.

Kaizer tidak akan pernah meminta Adik karena Bunanya akan meninggal ketika melahirkan, biarkan Kaizer menganggap Zie sebagai Adiknya saja, jangan sampai dia kelepasan, meminta Adik pada Bunanya. Karena Kaizer mengenal Buna Anara, wanita itu akan melakukan apa pun demi mewujudkan keinginan anak kesayangannya.

"Abang di mana?"

Melalui sambungan telepon, Kaizer menghubungi Javier yang dianggapnya sebagai Kakak. "Rumah sakit,"

"Siapa yang sakit, Bang?!" Kaizer langsung panik, takut jika Adik bonekanya sakit.

"Ck! Abangmu ini kan seorang Dokter,"

Kaizer meringis, lalu cowok itu cekikikan sendiri. "Oh iya, lupa."

Selain bersama Buna, Kaizer bisa menunjukkan sikap aslinya, pada Javier juga dia tak segan memperlihatkan sifat aslinya. Yang membuat Javier sangat terkejut melihat perbedaan Kaizer yang sangar dan kekanak-kanakan saat bersamanya. "Kenapa?"

"Mau main sama Zie,"

"Ke rumah saja, ada Kinan di sana."

"Oke!"

Tanpa membuang waktu lagi, Kaizer pergi setelah mematikan komputer. Dia ingin puas bermain dengan Zie yang lucu seperti boneka itu. Tiba di kediaman Javier, Zie ternyata baru saja tidur siang. Kaizer cukup kecewa, tapi cowok itu tak mau menganggu tidur Zie, jadilah dia berakhir ngobrol bersama Kinan.

"Mba, di ruang kerja Abang ada banyak foto cewek, Mba kenal?" Setelah berkata tanpa saringan, Kaizer menepuk bibirnya sendiri, harusnya, dia tak berkata seperti itu di depan Kinan. Pasti menyakiti perasaan Kinan.

Tapi di luar dugaan, Kinan malah tersenyum. "Dia Jade Anderson, penguasa hati suamiku. Sayangnya, Mba kesulitan bersaing dengannya, dengan dia yang sudah beda alam. Miriskan?"

Kaizer tertegun.

Bersaing dengan seseorang yang sudah menjadi mayat adalah tantangan terbesar dalam dunia percintaan.

***

SPAM KOMENT BUAT NEXT!!!

Ciao~~

Couple Intuitive [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang