‹Author POV›
Medan tempur bermacam-macam.
Di tanah.
Di udara.
Di air.
Tidak dengan api :v
Kecuali tempat itu sudah terbakar kena percikan bom yang meledak.
Bagaimana jika, itu di kereta atau pesawat yang dijajah teroris.
Bahkan di bus sekalipun.
"Go faster damn it!"
"We are handle this!"
Membuat kepanikan di beberapa tempat.
"Last one! Now cut it!"
Di kereta, rakyat biasa berhasil diamankan dengan dipisahkan gerbong antara pihak militer da teroris.
"Now go! Go! Go!"
Bus, berhasil mengevakuasi penyintas.
Bandara menjadi camp penyintas, tempat evakuasi yang dianggap aman.
Kota ini sudah kacau.
Langitnya menjadi merah karena dampak dari mugen tsukoyomi eh ledakan di mana-mana.
Ketakutan dan suara ledakan di mana-mana.
Hanya karena keegoisan masing-masing.
Beberapa orang tak bersalah ikut jadi korban.
"You betrayed us!"
"Not me, you colonel"
"Urgh!"
"You left us"
"I'm never left my boys!"
"Oh, are you?"
Bahkan bagi seorang tentara sekalipun sangat sulit melakukan hal di mana mereka harus hati-hati dalam melincurkan tembakan.
Salah-salah orang biasa bisa menjadi korban.
"Kau yang paling merepotkan tapi..."
"Aku belum selesai!"
"Dia paling merepotkan"
"No...not him! No! Don't dare you hurt my boy!"
"You will do anything for your crewmate right?"
"Enough!"
Bahkan perselisihan yang bisa terjadi antar sesama rekan.
Mantan rekan yang sudah berbeda jalan.
Saling beradu siapa yang bisa bertahan.
Saling mengatakan siapa yang berkhianat.
"You done colonel"
"I don't give a fuck...i'm not done"
☠️🦅☠️
‹Reader POV›
I didn't know if he survived.
But...
He isn't my boys again.
"You not done? Look at you"
Aku masih punya tenaga.
Topengku hancur setengah.
Yang mereka incar pasti orang-orang yang merepotkan bagi mereka.
Aku termasuk karena semua rahasia mereka aku yang punya.