‹Author POV›
"Colonel?"
Di waktu istirahat yang tenang dengan makanan seadanya ala tentara.
Biasanya mereka akan berkumpul dan makan bersama.
Tapi tidak dengan Eagle karena terbiasa makan sendiri di tempat tersembunyi. "You found me~"
"Aku mencarimu untuk makan siang bersama"
"Ah...aku lupa janjiku"
Pria tinggi besar ikut duduk di tanah yang kotor di sebelah wanita Italy tersebut.
Dia tersenyum terlihat dari matanya meski bibirnya tidak terlihat.
"Take it off"
"Nein!"
"Bagaimana caramu makan?"
König tidak mendengar dan sudah mengunyah makanannya.
Gerakan kilat itu dikihat oleh Eagle.
König memasukkannya dengan sedikit mengangkat kain topengnya tanpa harus melepasnya.
Sungguh membuat Eagle membuka mulutnya karena tercengang.
"Can i have the vegetables?", sampai suara König menyadarkannya. "Please"
"Just half"
"Thank you!"
Eagle memberikan setengah tumis sayurnya pada König, tetapi König memberikannya semua sayuran hijau.
"What the heck?!", protes Eagle.
"I don't like green vegetables, yack"
"EAT YOUR FOOD YOU SON OF BITCH!"
Eagle memaksa König memakan sayuran hijaunya.
König mendorongnya sedikit dan memalingkan mukanya. "Nein!"
"Jangan pilih-pilih makanan! Tentara tidak pilih-pilih makanan!"
"Nein! Terlihat seperti muntahan!"
"EAT!"
"NO!"
Bruk!
Eagle terlentang seketika ketika König mendorongnya.
Sakit, punggungnya terasa sakit.
Maniknya menatap langit cerah yang terik.
"A-are you okay miss?", Kö nig panik dan sedikit mengangkat tubuh Eagle. "I-i'm sorry"
Sekilas Eagle bisa melihat perjalanan hidupnya.
"My back", keluhnya.
"I will eat green vegetables if you forgive me"
Eagle menatapnya dengan mata malas. "Kau memang masih bocah atau mentalmu bocah? Kau boleh makan dessertku, aku tidak akan memaksamu memakan apa yang kau benci"
"Really? Thank you!"
"Yeah, whatever"
Bukannya melepas tetapi König malah mengangkatnya dan memangkunya.
Dia membagi dua masing-masing roti krim dan menyodorkannya langsung ke mulut kolonel tersebut.
Manik (e/c) mendongak melirik oranv yang dengan senang membagi roti krim tersebut.
Dari ekspresi matanya dia terlihat senang.
Eagle memakannya sekali gigit dengan mata tak lepas dari König.
"Sweet...", gumam Eagle.
"Kalau suka makan lagi saja"
Eagle mendengkus dan tersenyum miring. "Kan sudah kubilang itu semua buatmu, lalu kenapa kau membagi semuanya jadi 2 kalau ujung-ujungnya kumakan semua?"
"Punyaku ada oatmealnya, ini aam~"
Eagle hanya tertawa kecil. "Bigbaby", bisiknya sebelum melahap yang dimaksud König.
"Lecker nicht wahr? Enak kan?"
Eagle merebut setengah roti lain dan menumpuknya. "My turn, open your mouth"
König tersipu di balik topengnya.
"Say aa~", Eagle membuka kain bagian bawah König.
Ia tidak ingin mengintip sama sekali.
König menurutinya.
Melahap roti krim yang bahkan setengah pun tidak begitu besar.
"Good boy~", seringai Eagle.
König menggenggam tangan lebih kecil dari tangannya itu.
Sesuatu dirasakan olrh Eagle di jarinya.
Organ lunak yang menggeliat di jarinya.
Tatapan maskulin(?) König menatapnya langsung dengan lekat.
Jantungnya terasa berdegup kencang.
"Maaf, jarimu jadi manis terkena krim", ujar König tanpa dosa.
Jemarimu yang basah langsung dikeringkan dengan sapu tangan König.
Eagle masih membeku.
Tidak menyangka dengan hal yang terjadi.
"Miss?"
"Oh, euhm...uhum! You like the dessert?"
"Aku suka makanan manis"
"Hal yang tidak terduga darimu...aku mau ehm ke Roze dulu"
"Terima kasih sudah menemaniku makan siang! Nanti juga ya!"
"See you at dinner!"
☠️🦅☠️
‹Reader POV›
OH MY GOD!
APA TADI BARUSAN!?
DIA BISA BEGITU YA SELAIN MISI?!
BARU AKU LIHAT!
"Hah...hah...jantungku!"
"You okay?"
"Don't know...fyuh! I need cigarette"
Roze memberiku rokok dan menyalakan pemantik.
Semoga bisa bekerja!
Apa aku kena panic attack?
Aku hanya menjahili anak itu sedikit!
"Hari ini panas sekali ya haha"
"Is summer"
Aku melepas seragamku, tersisa tank top hitam sebagai atasan.
Aku sampai berkeringat begini berarti ada yang tidak beres.
"Kau masih mau topeng baru?"
"Hm? Oh! Well...untuk sekarang tidak perlu, begini lebih nyaman"
"Haha, ya sudahlah, memang aku tidak begitu kaget sih"
"Mukaku seram makanya aku pakai gas mask, lihat mukut robek ini"
"Buat kita itu penghargaan"
"Yeah, every scar have a story behind"
Memang ya orang seperti bocah itu susah ditebak.