‹Reader POV›
"König? Ada apa malam-malam?"
Aku kira siapa yang mengetuk pintu ruanganku malam-malam begini, ternyata dia.
"Have a nightmare bigboy?"
Dia cuma mengangguk.
"Come in"
Jauh juga dia kemari.
Ruanganku dan dia bisa dibilang dari ujung ke ujung.
Bagi kami yang tidak memiliki keluarga akan tinggal di markas.
Memang tidak hanya yang tidak memiliki keluarga saja sih.
"Sonnenschein, why you still up?"
"Study"
Aku belajar untuk diriku sendiri karena aku putus sekolah.
Aku tidak menyelesaikn pendidikan SMAku dan kejar paket saja untuk masuk akademi militer.
Aku menyukai belajar meski otakku sendiri tidak mampu untuk mendapatkan peringkat peetama ataupun beasiswa.
"What are you studying?"
"Tank dan mekanismenya, bisa saja tank yang akan kutumpangi mogok atau macet senjatanya"
"Kau setiap hari begini?"
"Yah...kalau aku sangat lelah aku langsung tidur, aku belajar karena aku dulu putus sekolah"
"Sonnenschein, is becuse of him?"
"Please don't talk about him", aku teringat lagu di film kebetulan namanya sama. "We don't talk about Bruno, no, no"
Aku kembali fokus lagi pada bukuku.
Mejaku berserakan banyak buku selain buku catatan.
"Sonnenschein"
"Yeah bigboy?"
"I want to learn something, can you help me?"
"About what?"
"You"
Dia berhasil mengalihkan pandanganku dari buku. "Me?"
"Yes, i want to learn more about you"
☠️🦅☠️
‹Author POV›
Incubo hanya terkekeh kecil.
"Apa yang lucu, Sonnenschein?"
"Kau, apa yang ingin kau tahu?"
"All of you"
Sekali lagi Incubo terkekeh membuat König bingung.
Wanita itu menulis sedikit di buku catatannya yang sempat tertunda.
Setelahnya duduk di ranjang yang sempit di mana pria itu berbaring.
"Apa yang kudapat setelah itu?", tanya Incubo sedikit menyeringai.
"A hug"
Incubo tertawa kecil mendengarnya. "Kisahku bukan hal yang menyenangkan, aku ingin kau tahu sendiri tentangku"
"Just a little...please"
Incubo tersenyum dan mengisyaratkan König untuk geser sedikit.
Sialnya satu ranjang itu sudah prnuh dengan pria tersebut.