3. Is it my Destiny...really?

1.4K 180 22
                                    

Berhari-hari, berminggu-minggu bahkan sudah 3 bulanan Runa dan Saga semakin dekat pertemanan mereka membuat satu sama lain nyaman,

Sering mereka bertemu di cafenya si congkih, hanya menikmati malamnya, kadang Aruna juga diantarkan pulang oleh Saga menggunakan motornya, namun tak pernah mampir walau Aruna selalu memaksanya namun Saga selalu menolaknya dengan lembut,

Aruna sedikit membuka hati tentang pertemanan terhadap Saga, karena dia melihat kejujuran dan ketulusan setiap bersama saga,

Namun ada rasa lain yang dirasakan Saga terhadap Aruna, Saga juga tak mengerti rasa itu apa, mungkin cinta atau hanya sebatas nyaman dan kagum saja sebagai sahabat saja,

Lagi pula saga belum bisa jujur tentang kelainan di tubuhnya,

Sementara Aruna pun merasakan getaran lain selain kenyamanan sebagai sahabat, mungkin cinta tapi Aruna tepis karena sampai detik ini Aruna merasa dirinya ini bukan lesbian,

Jadi keduanya tak mengungkapkan apapun, dan keduanya pula tak pernah bertanya seputar masa lalu mereka masing-masing, mungkin itu juga yang membuat mereka cepat akrab,

Hanya setiap bertemu mereka akan bercanda seputaran pekerjaan, kesukaan, ketidak sukaan kepada sesuatu hal, ya selayaknya pertemanan saja,

Tapi sesungguhnya mereka memang memendam perasaan satu sama lain,

Sampai pernah suatu ketika mereka janjian bertemu, mereka sudah membahas tentang sesuatu hal yang belum terungkap di diri masing-masing

Dan mereka akan jujur satu sama lain, disini lah mereka, duduk beralaskan tikar kecil di depan mobil sedan Aruna, dan tubuh mereka menyandar ke mobil tersebut

Mata mereka memandang ke arah lautan,

"Sagara" gumam Aruna melihat lautan

"Apa...." Jawab Saga melihat wajah Aruna dari pinggir

"Kenapa orang tuamu menamai mu Sagara, bukankah itu artinya lautan?" Tanya Aruna menoleh ke Saga, yang sekarang sedang tersenyum melihat lautan

"Iya Sagara adalah lautan dan mama yang menamaiku"

"Kenapa memilih nama itu?"

"Katanya lautan itu luas dan tak berujung ketika dilihat, indahnya juga memanjakan mata, namun sangat dalam ketika diselami, dan bisa membuat tenggelam si penyelam"

"Dia berharap aku menjadi anak yang penuh rasa syukur apapun keadaan yang menerpa,"

"Mama juga berharap hatiku seluas lautan menerima sekenario tuhan yang sudah di takdirkan"

"Intinya aku harus jadi manusia yang tak gampang menyerah, meski kadang kita merasa lelah ketika melangkah" ucap saga terus melihat ke arah lautan, hati Aruna tersentuh dia semakin mengagumi sosok Sagara ini,

Hatinya ingin mengatakan cinta terhadapnya tapi logikanya mengatakan CUKUP,

"Aku mau kamu tidak menyerah atas perjalanan hidupmu Aruna, semuanya sudah tercatat dengan rapih oleh takdir tinggal dijalani saja" ucapnya kembali

"So apa yang mau kamu katakan sama aku sore ini?" Sekarang Saga menoleh ke arah Aruna

Terlihat Aruna menarik nafasnya, dan mata mereka saling menatap,

"Bulan depan aku menikah Saga"

Deg

Saga terbelalak mendengar ucapan dari Aruna dia kaget bukan kepalang, detak jantungnya berdetak tak karuan

Nafasnya terasa sesak, Saga berasa di sambar petir siang bolong, namun dia mengontrol kekecewaannya di depan Aruna

Saga tersenyum meski hatinya menangis,

My StepMother {Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang