Beberapa hari ini sebelumnya memang Aruna terlihat lemas kurang fit, tapi dia selalu konsultasi dengan dokternya meski hanya lewat chat atau sekedar telponan namun pagi ini diluar dugaan ketika dia akan mandi berniat untuk bersih bersih rupanya dia melihat flek darah yang keluar dari kemaluannya,
Awalnya masih tenang namun semakin lama Aruna malah shock akhirnya dia terduduk karena bercak darah tambah banyak keluar, sampai pada akhirnya dia berteriak minta tolong ke anak anaknya,
Fikiran Aruna sudah kemana mana wajahnya memerah airmatanya menetes, bahkan dia sedang menahan rasa sakit tiba tiba di perutnya,
Tak lama kemudian Sagara dan Karin masuk ke kamar mandi dan mereka juga shock melihat kondisi dari Aruna sedang duduk di closetnya dan darah merembes keluar dari pinggiran pahanya,
Tak pikir panjang Sagara menyuruh Karin untuk segera menyiapkan mobil karena akan segera kerumah sakit, meski dalam kondisi panik dari Sagara dia berusaha tenang karena dia harus menenangkan Aruna yang nampak shock,
Bahkan Aruna terus berbicara merintih menahan sakit,
"Aga sakiiit.." teriaknya ketika Sagara mengelap bercak darah di betis Aruna, sesungguhnya Sagara menahan air matanya kala itu dia malah berfikiran buruk, tapi lagi lagi dia seorang pria tak boleh memperlihatkan ke panikannya di hadapan wanita yang dicintainya,
Dengan telaten Sagara bahkan memakaikan baju untuk Aruna, karena dia belum sempat memakai baju hanya mengunakan bathrobe saja,
Tak lupa Sagara juga memasangkan pembalut lalu celana dalam sementara yang penting Aruna memakai baju dulu dan darahnya tak kemana mana, itu di pikiran Sagara.
-----
Karin dan Sagara mendampingi Aruna terus mereka sekarang sedang menunggu hasil pemeriksaan dari Aruna,
Sagara terduduk bersebelahan dengan Karin kakinya tak berhenti dia gerakkan wajahnya sering kali dia usap karena keringat yang turun tiba tiba jika manusia panik memang seperti itu,
Bahkan kemeja nya pun masih ada bercak darah dari Aruna,
"Kak.... Yang tenang" ucap Karin mengenggam lengan Sagara,dia hanya mampu melihat adiknya dan memeluk nya,
"Apa bayi itu bisa bertahan?" Ucap Sagara sangat panik dan ini baru pertama kalinya Sagara terlihat rapuh oleh Karin,
"Jangan mikir negatif dulu kak, hiks..... " Karin malah menangis padahal Sagara disini juga butuh di tenangkan namun berbeda namanya juga pria akan lebih bisa menahan air matanya meski dia juga merasakan sakit,
Ceklek..
"Keluarganya nyonya Aruna? Suami nyonya Aruna?" Panggil suster disamping dokter keluar setelah pemerikasaan Sagara dan Karin langsung bangkit dan menghampiri dokter,
"Mohon maaf nyonya Aruna harus segera ditindak, janinnya sudah tak bisa di selamatkan, dan harus segera di kuret"
Deg..
Sagara bak disambar petir di pagi hari ini, oksigen nya saja berasa tipis menyempit dipernafasannya, air matanya menetes jatuh tak bisa ditahan lagi,
Karin pun menangis sungguh mereka terpukul rasa nya, Sagara memeluk Karin yang menangis terus terusan,
"Maaf pak kami mohon minta persetujuan nya dari keluarga,"
"Lakukan dok" ucap Sagara memeluk erat Karin sambil pundaknya bergetar airmatanya tak berhenti menetes dia menangis tanpa suara karena begitu sakitnya mendengar buah hatinya tak bisa diselamatkan,
"Baik silahkan bapak tanda tangani prosedurnya biar kami cepat bertindak," ucap dokter kemudian asisten nya mengajak Sagara segera menandatangani berkas prosedur terlebih dahulu, Saga sebelumnya kan memang menghubungi papa Saddam dan untuk ini dia pun video call an
KAMU SEDANG MEMBACA
My StepMother {Hiatus}
FanfictionSagara anak ke dua dari 3 bersaudara, yang diperlakukan berbeda oleh papanya dan Kaka tertuanya, hanya mama dan adik bungsunya yang menyayanginya juga kakeknya, dia berfikir selama ini diperlakukan berbeda gara-gara kelainan dalam dirinya yaitu hipo...