Sorry for typo and happy reading, Sweet Pie!!
.
.
[Aku minta maaf karena hanya diam dan menjadi penonton selama ini. Setelah kupikir baik-baik, orang-orang sepertiku adalah orang yang paling jahat dibanding pelaku perundungan itu sendiri. Aku jelas-jelas mengetahui semuanya, tapi aku tidak pernah bersuara untuk membelamu di depan teman-temanku.]
Sojung menumpukan lengan pada dahi lalu menutup matanya. Ia membiarkan gawainya yang masih menampilkan pesan teks dari Shintarou Kageyama tergeletak di dekat paha.
Dulu, dulu sekali, Sojung pernah menaruh harapan, tidak hanya pada Shintarou, tapi orang-orang yang mengetahui kebenarannya agar mau berbicara untuknya. Namun, tidak ada yang melakukannya hingga segala gunjingan atau julukkan-julukan yang disematkan padanya mulai merebak. Dan sekarang, ketika Sojung mulai terbiasa, Shintarou datang dan berniat untuk setidaknya menjelaskan apa yang terjadi pada teman-teman terdekatnya di kompani.
Sojung tidak bisa menjelaskan bagaimana perasaannya, pun tidak bisa memutuskan untuk setuju atau tidak. Sojung tidak senang, tidak tersanjung, tetapi juga tidak membenci hal ini. Untuk kasus yang satu ini, Sojung hanya tidak ingin memikirkannya.
"Kalau andaikan aku memberikanmu jaminan, bahwa teman-temanku setidaknya tidak lagi memusuhimu, apa kau akan membiarkanku melakukannya?"
Tiba-tiba ucapan Kapten Seokjin muncul di kepalanya. Tawaran ini sesungguhnya menarik, meskipun tidak bisa terjamin sepenuhnya bahwa hubungan mereka akan membaik, tetapi tetap saja masih ada kemungkinan. Lagipula manusia mana yang ingin terus terjebak di masalah yang sama tanpa penyelesaian? Meskipun untuk beberapa alasan ada jenis yang seperti itu, Sojung rasa ia bukan salah satunya.
Sojung membuka matanya lalu bangkit duduk. Ia meraih gawainya, mengetik sebelum berhenti sejenak saat harus mengetik nama Kapten Seokjin. Sejak kejadian di Paris, setiap hal yang berhubungan dengan lelaki itu mendadak membuat Sojung tidak karuan, selalu akan ada pergolakan di hatinya, atau pergerakkan kecil di perutnya yang agak menggelitik, juga kedua pipinya yang mendadak hangat. Sojung tahu pertanda apa itu semua, tetapi ia masih berusaha untuk tidak mengakuinya secara menyeluruh. Tidak, ia tidak ingin mengulangi perasaan itu lagi.
Ah, persetan.
Setelah urusannya dengan Shintarou selesai, Sojung bangkit dari tempat tidur dan mulai mempersiapkan diri meninggalkan gawainya yang menampilkan potongan terakhir percakapannya dengan Shintarou.
[Apa ada yang menyuruhmu melakukan hal ini? Kapten Seokjin Kim, misalnya?]
[Tidak ada, tunanganmu tidak mengatakan apa pun. Ini murni keinginanku sendiri. Aku janji tidak akan ada yang tahu selain kami. Anak-anak itu penasaran karena kami sempat membicarakanmu di grup. Jadi, bagaimana menurutmu? Apa aku bisa melakukannya?]
[Terserah.]
—Across The Sky—
"OLIVIA!!!"
Sojung memejamkan matanya dan refleks menjauhkan gawainya dari telinga. Setelah tidak ada pergerakkan yang berarti dan hanya menanyakan kabar melalui pesan, akhirnya Erod Roux kembali meneleponnya hari ini dan langsung berteriak tanpa mengucapkan salam pembuka.
"Ya, Mr. Roux." Sojung menyahut dengan tenang.
"GAWAT, DAPUR KAMI!"
Sekali lagi Sojung menjauhkan gawainya, agak kesal karena Erod Roux tetap berteriak seolah Sojung menderita gangguan pendengaran. "Ada apa dengan dapur Anda, Sir?" sahut Sojung pelan, sambil berharap kakek tua itu melakukan hal yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Across The Sky 「 VERY SLOW UPDATE 」
FanfictionCast : - Kim Seok Jin (Jin) - BTS - Kim Sojung (Sowon) - Gfriend Sinopsis : Setelah perjalanan panjang menjelajahi setengah dari belahan bumi dan bergumul dengan beberapa hal; mesin, papan serta tuas pengendali, rute, tol dan lalu li...