Chapter 40

95 10 11
                                    

“Dia bilang begitu?”

Sojung mengembuskan napasnya lalu merebahkan tubuhnya sebelum menjawab ‘ya’.

Hal pertama yang ia lakukan setelah sampai rumah adalah menelpon Aubrey. Sojung juga tidak yakin mengapa ia menghubungi gadis itu, tetapi barangkali karena Aubrey adalah orang yang secara tidak langsung juga terlibat dalam hubungannya dengan Kapten Seokjin dan ia berharap gadis itu bisa meluruskan sekaligus meyakinkannya tentang sesuatu. Lagipula Aubrey bukan lagi orang asing, gadis itu telah resmi menjadi temannya saat Ariel mengenalkan gadis itu sebagai sahabatnya. Sejak itu pula hubungan mereka mulai dekat dan berkembang. Mereka pun sudah pernah pergi bersama beberapa kali dengan atau tanpa Ariel.

“Tidak bisa dipercaya!”  Aubrey berdecak di balik sambungan. “Kukira dia akan menyembunyikan masalah perjodohan panjang di antara kami padamu. Kita tahu kan perempuan itu sensitif dengan hal-hal seperti ini, tapi dia mengambil keputusan berani dengan memberitahumu.”

“Aku juga terkejut, karena itulah aku bertanya padamu. Aku hanya... tidak ingin ditipu? Maksudku dia bisa saja berbohong untuk mendramatisir situasi.”

“Tidak, itu benar. Tapi si brengsek itu kenapa sampai melupakan moment pertemuan kami yang sebenarnya?”

Sojung mengerutkan keningnya. “Jadi, kalian telah lebih dulu bertemu sebelum ulang tahun Mr. Roux?”

“Kami bertemu di sekolah. Saat itu dia melakukan... yeah, bisa dibilang sesuatu yang mengesankan.”

Uhm, apa pertemuan itu sangat berarti bagimu sampai kau marah saat tahu dia tidak mengingatnya?”

Tiba-tiba saja suasana menjadi senyap. Aubrey yang lumayan suka berdebat itu mendadak kehilangan kata-katanya. “Oh, tidak,” gumam Aubrey. “Kau tahu, aku minta maaf. Maksudku... oh, baiklah, aku sudah mengatakan hal yang tolol tadi, jadi tolong jangan salah paham, ini tidak seperti yang kau pikirkan.”

“Menurutmu apa yang sedang kupikirkan?” pancing Sojung.

“Oh, ayolah, Liv.”

“Aku benar-benar bertanya, By. Aku tidak memikirkan apa pun saat ini.”

Yeah, tentu saja itu bohong. Kenyataannya sejak Aubrey mulai mengeluh kalau Kapten Seokjin melupakan pertemuan pertama mereka, Sojung sudah mulai berharap-harap cemas dan tidak bisa menghentikan diri untuk tidak berpikiran buruk.

“Liv, jangan membuat orang lain frustrasi.” Aubrey terdengar memohon.
“Aku tidak... ya, sebenarnya aku menganggap pertemuan kami saat itu sangat berharga karena dia melakukan aksi heroik untukku. Tidak ada orang lain yang punya kepedulian untukku saat itu, karena itulah aku menganggapnya moment berharga yang tidak bisa kulupakan.”

Sojung menelan ludahnya. “O-okay.”

“Okay? Hanya itu?” tuntut Aubrey.

“Lalu kau mengharapkan jawaban apa?”

Di seberang sana Aubrey menghela napasnya. “Aku tidak menyukai si brengsek itu jika itu yang kau khawatirkan, Liv. Tidak pernah. Aku yakin dia pun sama sepertiku. Sekarang aku juga sudah punya James sebagai cinta dalam hidupku. Kalaupun aku menganggap pertemuan kami berharga sampai sekarang, itu karena hal yang kukatakan sebelumnya dan karena perkataannya saat itu sedikit membuka pikiranku, bukan karena aku menyukainya.”

“Kudengar kalian pernah pergi ke supermarket bersama, dan Gene tertangkap sedang membeli kondom.” Tanpa mampu dicegah Sojung mengatakan hal itu. Ia tidak tahu apa yang mendorongnya, tetapi Sojung berharap ia tidak melakukannya untuk menyudutkan gadis itu.

Setelah itu Sojung mendengar suara erangan Aubrey disusul gumaman pelan gadis itu yang terdengar seperti ‘kenapa si brengsek itu menceritakan hal ini juga’.

Across The Sky 「 VERY SLOW UPDATE 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang