Chapter 34

130 19 32
                                    

Deru napas itu terdengar pendek dan satu-satu. Sebenarnya deru itu sangat pelan dan tidak benar-benar berada tepat di depan wajahnya, tetapi ajaibnya Seokjin mampu menjangkaunya dan membuat tidurnya agak terusik. Tanpa perlu berpikir keras, Seokjin tahu yang melakukannya adalah Kim Sojung. Yang ia tidak tahu adalah apa yang membuat gadis itu sampai nyaris kehilangan napasnya.

Seokjin membuka matanya perlahan dan seperti dugaannya, ia menemukan wajah pias Kim Sojung yang berjarak dua jengkal dari wajahnya. Kening gadis itu berkerut dalam dengan sorot mata campuran antara bingung dan ketakutan. Ada sedikit rasa khawatir yang bercokol di dada Seokjin ketika ia menemukan tampilan wajah Kim Sojung, jadi tanpa pikir panjang ia mengulurkan tangannya dan mengetuk-ketuk setiap kerutan yang terbentuk di kening gadis itu.

"Kau berpikir terlalu keras, Sojung."

Dengan gerakkan yang agak canggung, gadis itu kemudian mengalihkan pandangannya lalu memperbaiki posisi duduknya. Seokjin memperhatikan setiap gerakkan gadis itu dan refleks tertawa saat mendengarnya meringis pelan. Si Kim Sojung yang kadang-kadang bisa bodoh ini bisa malu juga ternyata.

"Apa?" sembur gadis itu.

"Apanya yang apa?" Seokjin bertanya balik dengan nada geli.

"Kenapa kau tertawa?"

"Hanya ingin tertawa saja, tidak boleh?"

"Tidak boleh kalau tawamu itu sampai menggangguku."

"Tapi aku tidak merasa sedang mengganggumu, dan setahuku tertawa adalah hak manusia."

Setelah itu Kim Sojung menatapnya sambil mulai memberengut, barangkali sedang mencoba menunjukkan rasa kesal pada Seokjin sebab gadis itu tidak berhasil menemukan kata-kata untuk membalas kalimatnya barusan. Harus diakui Seokjin menikmati hal itu, dan ia bahkan berinisiatif mengambil tindakan lain untuk mengganggu dan membuat gadis itu semakin jengkel padanya.

"Kenapa kau mendekat sekarang? Apa yang mau kau lakukan?" omel gadis itu dengan nada terganggu sekaligus khawatir.

"Yah... kupikir kau minta dicium." Seokjin menjawab sepolos mungkin. "Kau menatapku selama satu menit penuh. Biasanya saat seorang gadis memandang lama laki-laki artinya mereka sedang minta dicium. Memangnya kau tidak sedang menunggu untuk mendapat ciuman selamat pagi dariku?"

"Aku tidak tahu kau punya pikiran yang imajinatif," dengus gadis itu. "Kau jadi semakin mirip kakekmu, kau benar-benar cucu Erod Roux rupanya."

Seokjin terkekeh pelan. "Tentu saja aku cucunya, meskipun bukan cucu kandungnya sih," timpal Seokjin santai.

"Kupikir selama ini kau anak pungut keluarga Roux."

Lagi-lagi Seokjin terkekeh, tidak tersinggung pada kata-kata kasar gadis itu. "Aku juga sempat berpikir begitu sejak aku sadar tidak memiliki kemiripan apa pun dengan Lee Haeri-ssi. Tapi kata Ibuku, aku banyak mengadopsi gen ayahku."

"Ugh, aku tidak ingin mendengar dongeng hidupmu." Kim Sojung mengerang. "Cepat pergi mandi, kita harus segera kembali!"

Seokjin menurut setelah menjawab dengan 'baik, tunanganku.' yang membuatnya mendapatkan lemparan bantal. Sepuluh menit kemudian ia kembali ke kamar dan mendapati Kim Sojung yang sedang sibuk dengan ponsel di telinganya.

"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja. Ya, tidak masalah. Aku tahu kau sibuk kemarin, Raymond."

Wajah Seokjin langsung berubah kecut. Lagi-lagi Raymond Scott.

"Baiklah, sampai nanti."

"Laki-laki itu lagi?" tanya Seokjin retoris, jelas-jelas ia mendengar siapa yang disebut gadis itu tadi.

Across The Sky 「 VERY SLOW UPDATE 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang