"Olivia?"
"Hmmm."
"Kau sudah tidur?"
"Kenapa?"
"Hanya ingin memastikan sesuatu."
"Kalau kau ingin memastikan apa aku nyaman tidur di sofa atau tidak, maka lupakan."
"Bukan itu."
"Lalu apa?"
"Tentang sesuatu yang terjadi di masa lalumu."
Suara helaan napas lantas menyapa pendengaran Seokjin, terasa lebih berat dari yang ia harapkan. Melihat bagaimana gadis itu kabur darinya tadi, Seokjin tahu gadis itu telah memutuskan untuk tidak mengatakan apa pun padanya. Namun, setelah mencoba menahan diri semampunya untuk tidak kembali mengungkit, Seokjin menyerah. Bukan hanya karena ia penasaran, tetapi juga ia perlu pengalihan dari pikiran-pikiran kotor yang disebabkan kejahilannya beberapa menit yang lalu.
"Apa yang telah terjadi padamu di masa lalu, Olivia?"
"Aku...."
Menunggu Kim Sojung merampungkan kalimatnya terasa seperti Seokjin menunggu keajaiban yang terjadi dalam seribu tahun sekali. Gadis itu mengambil jeda agak lama, entah karena ragu atau ingin sekedar mendramatisir, hingga menyelesaikan kalimatnya.
"Aku tidak ingin mengatakannya padamu, Kapten."
"Kenapa?"
"Percuma."
"Karena menurutmu aku tidak akan percaya?"
"Karena bagimu ini akan terdengar seperti mengada-ada."
Seokjin mengernyit. "Uhm, begini Olivia, kupikir sebaiknya kau jangan selalu suka menduga-duga. Aku belum tentu seperti apa yang kau pikirkan."
"Tapi kau mungkin tidak akan terima dan menyalahkanku."
Untuk kedua kalinya Seokjin mengernyit. Tidak setuju.
"Aku bangga dengan pekerjaanku yang sekarang, Kapten," aku Kim Sojung tiba-tiba, entah bagian mana dari kalimatnya ini yang memiliki kolerasi dengan pembahasan yang sedang mereka bahas.
"Aku dengan tulus ingin melayani orang-orang, bersikap ramah pada mereka tanpa memiliki maksud tertentu. Aku ingin memenuhi kebutuhan mereka, menenangkan kekhawatiran mereka, merawat mereka, dan menjaga keselamatan mereka selama perjalanan. Aku ikut berbahagia ketika para penumpangku menginjakkan kaki di suatu tempat dengan perasaan bahagia untuk berbagai alasan. Meskipun melelahkan dan mengambil banyak waktu pribadiku, aku tetap mencintai pekerjaanku, Kapten." Selain diucapkan dengan suara bindeng yang aneh, Seokjin bisa merasakan adanya getaran dalam suara gadis itu. Meskipun ia tidak melihatnya secara langsung, tetapi Seokjin nyaris yakin kalau gadis itu sedang menangis sekarang.
"Tapi ada suatu kecacatan dalam sebuah bahasa," lanjut gadis itu. "Melayani dalam benak orang-orang bisa memiliki makna yang berbeda-beda, dan itulah yang terjadi di masa laluku. Pekerjaan mulia yang kucintai ini menjadi terdengar buruk hanya karena segelintir orang, dan banyak orang jadi menghakimi dan memandang pekerjaan ini rendah."
Seperti ada sebuah batu yang mendadak menyangkut di tenggorakkannya, Seokjin kesulitan memberikan komentar apa pun tentang curahan hati gadis itu. Seokjin tidak begitu berpengalaman menangani gadis-gadis yang menangis, tetapi dari sepengalamannya yang minim, hal pertama yang selalu Seokjin pikirkan jika perlu menghadapi gadis-gadis yang menangis adalah memeluk mereka. Namun, Kim Sojung sudah pasti tidak akan mau dipeluk, atau menghargai simpati Seokjin.
"Tapi kau bertahan." Sedetik kemudian Seokjin menyesali kalimat yang meluncur dengan mulus dari mulutnya. Kenapa setelah berpikir lama ia malah mengucapkan hal bodoh? Oh, bagus, si Kim Sojung pasti sekarang berpikir kalau selain bajingan, Seokjin juga adalah laki-laki yang minus simpati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Across The Sky 「 VERY SLOW UPDATE 」
Hayran KurguCast : - Kim Seok Jin (Jin) - BTS - Kim Sojung (Sowon) - Gfriend Sinopsis : Setelah perjalanan panjang menjelajahi setengah dari belahan bumi dan bergumul dengan beberapa hal; mesin, papan serta tuas pengendali, rute, tol dan lalu li...