Zoro mengendarai motor hitam kesayangannya dengan kecepatan rata-rata. Dibalik helmnya dia tak henti-hentinya tersenyum, untuk kesekian kalinya Perona memeluk pinggangnya dengan erat.
Jantungnya berdegup cepat, dan wajahnya memanas padahal cuaca malam ini cukup dingin.Dia berhasil memenangkan pertandingan dan mengalahkan Diamante dalam sekali serang. Dia akui hari ini dia sangat beruntung.
Mungkin setelah ini dia akan pergi ke gereja untuk mengucapkan terimakasih atas kemenangan nya."Kau serius mau makan malam dirumah ku?" tanya Perona begitu mereka sampai di depan apartemen kecil milik wanita itu.
"Ya" Jawab nya dengan singkat.
Zoro langsung melepaskan helm nya dan berjalan lebih dulu meninggalkan Perona."H-hey!! Berhenti disana Zoro! Ck kau ini selalu saja seenaknya" Perona mendengus geram.
"Ayo cepat aku sudah lapar" Zoro menoleh kebelakang, memperhatikan wajah wanita itu yang tertekuk kesal.
Perona berjalan sambil menghentak-hentak kan kakinya.
Dia mengeluarkan kunci dari dalam tas dan membuka pintu di depannya.
"Santai lah aku hanya mau numpang makan saja kok, jangan cemberut seperti itu" kata Zoro."Diam Zoro! Aku sedang kesal malam ini, jangan berbicara lagi"ucap Perona ketus.
Wanita merah jambu itu langsung melepaskan sepatunya, meletakkan diatas rak dan berjalan ke dapur."Ha? Kenapa? Kau sedang datang bulan?" Zoro berjalan mengekori Perona, wajahnya yang terlihat kebingungan seperti itu semakin membuat Perona kesal.
"Diam bodoh! Duduk saja disana dan jangan mengganggu ku" wajah Perona memerah, menahan kesal juga malu.
Zoro hanya menurut, duduk di kursi sambil memperhatikan Perona yang sibuk memilih bahan makanan.
"Malam ini hanya ada kari, jangan ada protesan!" tegasnya."Iya iya... Hey tapi aku boleh minum sake dirumah mu kan?" tanya Zoro.
"Jangan sampai mabuk, aku tidak mau mengurus mu jika kau sampai berulah lagi" Perona berucap dengan tegas.
"Baiklah aku mengerti"
.
.
./BRAAKHH.../
Zoro langsung terbangun dengan panik begitu tubuhnya terguling dan jatuh ke lantai. Dia melihat ke sekelilingnya, dan menyadari jika dirinya tertidur disofa ruang tamu Perona.
"Sial... Sepertinya aku mabuk" gumamnya, Zoro mengacak-acak rambutnya dan menoleh sekilas pada jam tangan yang ia kenakan.
"Masih jam tiga malam, sepertinya Perona masih tertidur diatas... Lebih baik aku pulang saja" Zoro langsung bangkit, melepaskan selimut yang melilit tubuhnya dan berjalan keluar.
"Kuharap aku tidak melakukan apapun padanya selama aku mabuk" batinnya risau.
***
Kastil tua yang dipanggil sebagai 'rumah' itu terlihat kokoh dan indah saat sinar bulan menyinari nya.
Zoro pernah mendengar dari kepala pelayan yang sudah bekerja di sini selama berpuluh-puluh tahun lamanya. Katanya Kastil ini adalah peninggalan dari kakek Mihawk yang merupakan seseorang berdarah bangsawan.
Kastil besar yang dikelilingi taman yang sangat luas, dibelakangnya terdapat danau yang airnya begitu jernih dan penuh dengan ikan-ikan cantik.
Tapi ada yang lebih istimewa lagi dari semua itu. Jauh dibelakang Kastil ini terdapat sebuah hutan yang dihuni oleh puluhan babon bertubuh besar dan kekar.
Mereka semua adalah peliharaan kebanggaan Mihawk.Meskipun letaknya cukup jauh, tapi Mihawk dan Zoro sering datang kesana untuk berlatih pedang.
Mihawk selalu mengajarkan teknik-teknik hebat padanya jika ada waktu luang.
Tapi jika mihawk tidak ada dirumah, Zoro hanya bisa berlatih bersama para babon nya."Tuan muda, anda sudah pulang? Maaf jika saya lancang, tapi anda dari mana saja?" seorang pria tua dengan rambut dan janggut yang sudah memutih datang menghampiri Zoro.
Dia bertanya dengan sopan pada Zoro."Bermalam dirumah teman" jawab Zoro.
"Ahh baiklah kalau begitu, selamat beristirahat tuan muda panggil saja saya jika anda butuh sesuatu" ucap sang kepala pelayan.
"Hei, apa ayah ada dirumah?" tanya Zoro.
"Tuan besar pergi keluar kota selama tiga hari untuk urusan pekerjaan, anda tenang saja kabar kemenangan anda sudah tersebar di beberapa media. Tuan besar pasti bangga dengan kemampuan anda Zoro-sama"
Ucap sang kepala pelayan."Hmm"
Lagi dan lagi...
Zoro muak mendengar orang-orang yang berkata seperti itu, dia merasa seperti sedang dikasihani.
Dia tidak menyukainya sama sekali.
Padahal hubungan Zoro dengan Mihawk dulunya cukup dekat, tapi kenapa ayahnya berubah jadi sangat dingin beberapa tahun terakhir?Apa ia sudah gagal menjadi anaknya?
Apa Zoro sudah mengecewakan Mihawk?
Apa semua ini karena dia bukan anak kandung dari pria itu?
Sebenarnya apa kesalahannya sampai Mihawk bersikap dingin padanya?
"Tuan muda?" kepala pelayan itu menatap bingung pada Zoro yang sedang termenung ditempat nya.
"Lupakan saja, aku akan pergi tidur tolong jangan bangunkan aku" ucap Zoro.
"Baik" kata sang kepala pelayan.
.
.
.
.
."Dia menang?" seorang gadis berambut hitam kebiruan bertanya dengan wajah antusias nya.
Perempuan berambut pendek itu tak henti-hentinya tersenyum begitu sang adik memberitahu kalau Zoro sudah memenangkan pertandingan melawan Diamante.
Dia langsung turun dari ranjangnya, berjalan dengan terburu-buru untuk mengambil beberapa pakaiannya dari dalam lemari.
"Kak Kuina kau mau kemana?" tanya sang adik bingung.
"Pergi menemui Zoro" jawabnya dengan senyuman manis yang terukir diwajah pucat nya.
"Kakak baru saja sembuh, setidaknya istirahatlah dulu selama beberapa hari" nasihat sang adik.
"Tidak bisa Tashigi, aku harus segera datang dan memberikan ucapan selamat langsung padanya-"
"Zoro pasti senang melihat kedatangan ku kembali disana, dia sudah menungguku" kata Kuina.
Tashigi tak bisa menghentikan kemauan kakaknya untuk kembali ke Tokyo. Akan terlihat egois jika dirinya menghentikan sang kakak untuk bertemu dengan pujaan hatinya.
Dia tau kakaknya pasti merasa sangat kesepian selama berada disini.
Untuk kali ini saja mungkin Tashigi akan mengizinkannya pergi, lagipula sepertinya kesehatan kakaknya sudah berangsur membaik."Tenang saja, aku tidak akan sakit lagi kau tak perlu cemas. Sampaikan pada ayah jika aku berangkat ke Tokyo siang nanti ok" seakan tau apa yang sedang dipikirkan sang adik.
Kuina mendekat pada Tashigi sambil memberikan pelukan singkat.
Dia berjanji dihadapan nya jika dia akan baik-baik saja dan sebisa mungkin tidak akan sakit lagi.
"Hati-hati disana kakak, jika ada sesuatu cepat hubungi aku" pinta Tashigi."Tentu saja" ucap Kuina.
Tbc......
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE NIGHT.
Romance"Aku tau seharusnya aku tak boleh melakukan ini.... tapi dia begitu indah saat berbaring dibawah sana"-Mihawk. Dracule Mihawk tau apa yang telah ia perbuat, ia tak akan pernah menyesalinya. Bahkan jika nanti wanita itu datang untuk meminta pertanggu...