Seperti biasa saat jam istirahat Zoro akan pergi ke atap untuk menghabiskan sisa waktunya, atau hanya sekedar tidur siang disana.
Selain dirinya, ada satu orang lagi yang sering datang kesana.Siapa lagi kalau bukan Perona.
Gadis itu selalu datang lebih awal darinya."Hai, seperti biasa kau datang lebih cepat dari ku ya" Zoro langsung menyapa Perona.
Laki-laki berambut hijau itu duduk disamping Perona, menatap gadis itu yang tengah sibuk menghabiskan bekal makan siangnya.
"Apa kau tidak ada niatan untuk membaginya dengan ku?" Zoro melirik bekal makanan yang ia bawa, sejujurnya itu hanya sandwich biasa tapi entah mengapa makanan apapun yang gadis itu bawa Zoro selalu penasaran ingin merasakannya juga.
"Kenapa kau tidak mencoba membuatnya sendiri dirumah?" meskipun wajahnya merengut kesal.
Perona tetap membagi makan siangnya dengan Zoro.Zoro terkekeh dan ikut memakan sandwich buatan Perona. Rasanya enak, setiap gigitan yang ia ambil mampu membuat jantung nya berdegup kencang.
Mereka berdua menghabiskan waktu diatap, menikmati bekal makan siang sambil bertukar cerita.
Hari demi hari berlalu, Zoro dan Perona semakin terlihat dekat.
Tak jarang mereka sering pergi dan keluar bersama. Menghabiskan akhir pekan ataupun liburan sekolah hanya berdua saja.Zoro sering datang untuk bermain dirumah Perona, dia sudah cukup dekat dengan keluarga Perona.
Yahh... Meskipun pada pertemuan pertama Zoro bersikap kurang ajar dengan mengatakan kalau wajah Moria dan Hogback aneh seperti zombie yang ada dirumah hantu.Di tahun ketiga sekolahnya, Zoro mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Dia mulai menguasai beberapa mata pelajaran yang dianggapnya susah. Dia juga sudah jarang membolos dan berbuat onar dengan anak kelas lain.
Dia mulai meninggalkan kebiasaan buruknya secara perlahan, kini dia semakin aktif melatih kemampuan berpedang nya.
Yang dulunya dia hanya datang tiga kali dalam sebulan, kini Zoro hampir tidak pernah absen dalam berlatih di dojo keluarganya.
Zoro berlatih keras untuk mendapatkan pengakuan ayahnya.
Pagi siang bahkan malam dia terus berlatih setiap hari./Brukkhh/
Zoro mendudukkan dirinya disamping Perona, dia terengah-engah dengan peluh membanjiri tubuhnya.
"Pakai ini" Perona tersenyum manis sambil menyerahkan handuk kecil padanya.
Zoro menerima handuk pemberian Perona dan langsung mengelap peluh di wajahnya. Dia meletakkan pedang kayu di sampingnya dan mulai mengambil botol air dari tangan Perona.
"Ini sudah malam kenapa kau masih disini? Ayahmu tidak mencarimu?"
Zoro bertanya dengan wajah penasaran.Laki-laki berambut hijau itu mulai melepas atribut berlatihnya dan mengganti seragam dojo nya menggunakan pakaian santai.
"Dia pasti tahu kalau aku berada bersama dengan mu, jika bukan dengan mu kemama lagi aku akan pergi?" kata Perona.
Zoro hanya terkekeh menanggapi ucapan Perona. "Ya, kau benar. Karena cuma aku yang berani menculik putri orang dari ayahnya sendiri hahaha" Zoro mengulurkan tangannya pada Perona, menuntun gadis itu untuk keluar dari dojo.
"Aku akan langsung mengantarkan mu pulang, lebih lama lagi kau berada diluar nyawaku akan ikut terancam juga'' Zoro berucap dengan nada bercanda.
Dia langsung mengambil helm dan memakaikannya pada Perona.
Setelah dirasa siap akhirnya mereka berdua naik keatas motor.
"Pegangan padaku" perintah Zoro.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE NIGHT.
Romance"Aku tau seharusnya aku tak boleh melakukan ini.... tapi dia begitu indah saat berbaring dibawah sana"-Mihawk. Dracule Mihawk tau apa yang telah ia perbuat, ia tak akan pernah menyesalinya. Bahkan jika nanti wanita itu datang untuk meminta pertanggu...