7. Aku tidak takut!

352 20 3
                                    


Mihawk membuka pintu kamarnya dengan perlahan. Dia melangkahkan kakinya masuk kedalam.
Kedua matanya terarah pada wanitanya yang sedang tertidur dengan pulas.

Dia berjalan dengan perlahan dan mendudukkan badannya tepat disamping Perona.

Wanita itu terlihat sangat cantik dengan rambut merah muda yang kusut, serta beberapa ruam merah dan bekas gigitan yang menghiasi lehernya yang putih.
Sedikit rasa bangga tercetak jelas diwajahnya.

Mihawk tersenyum puas melihat mahakarya nya yang sangat sempurna. Sempat terpikirkan olehnya, jika dia menyimpan beberapa foto dan lukisan Perona diruang pribadinya.

Namun pikiran itu langsung ia tepis dengan segera. Jika sampai ada yang tahu, tidak hanya nama baiknya saja yang tercoreng! Bisa-bisa nanti dia dicap sebagai pria tua mesum yang suka menggauli wanita muda.

Yah... Meskipun fakta itu tak sepenuhnya salah.

Mari kita kesampingkan sejenak pemikiran Mihawk untuk mengoleksi foto Perona! Lihatlah wanita malang ini... Dia terlihat mengenaskan tanpa busana di tubuhnya, hanya tertutup selembar selimut saja.

Bibirnya terlihat membengkak dan terdapat luka gigitan.
Owch... Pasti itu sangat menyakitkan.
Tubuhnya yang meringkuk didalam selimut membuatnya terlihat sangat kecil, terlihat seperti bayi yang sedang kedinginan.

Melihat Perona yang meringkuk seperti itu. Mihawk langsung berinisiatif untuk mengambil satu lembar selimut dari lemarinya.
Pertama dia membetulkan posisi tidurnya yang terlihat kurang nyaman. Barulah setelahnya Mihawk memberikan selimut kedua untuk Perona.

Jam sudah menunjukkan pukul tiga dini hari, dan Mihawk masih terjaga disana. Dia terlihat segar dan tidak mengantuk sama sekali, padahal dia sudah menggunakan seluruh tenaganya sejak sore tadi.

"Ughh... " Perona menggeliat tak nyaman saat tangan besar Mihawk terus mengusap bahkan memainkan rambut panjangnya dengan sengaja.

Perona membuka matanya dengan perlahan, mengerjapkan kelopak matanya berkali-kali saat sinar lampu  yang begitu terang masuk kedalam indera penglihatannya.

"Apa aku membangunkan mu?-"

"Kau bisa tidur lagi jika masih lelah, aku akan membangunkan jika sudah pagi" ucap Mihawk penuh perhatian.

Perona menatap Mihawk dengan mata yang menyipit, dia sedikit kesusahan untuk melihat wajahnya.
Mungkin karena efek bangun tidur jadi ada beberapa kotoran mata yang menempel di sana wkwkwk:)

"Aku mau pulang" Perona langsung duduk, membuat Mihawk sedikit gelagapan setelah melihat tubuh polosnya.

"EKHEMM.... " Mihawk berdehem pelan untuk mengusir rasa gugupnya.

Dia mengambil air yang ada dimeja dan memberikannya pada Perona.
"Minumlah" ucap nya pelan, sebisa mungkin dia tidak menatap tubuh Perona.

Perona terdiam, menatap tajam pada air yang Mihawk berikan padanya.
Dia takut jika didalam minuman itu terdapat beberapa obat yang mampu membahayakan dirinya.
Dia tidak menuduhnya melakukan itu, hanya sedikit merasa curiga saja.

"Aku tidak mencampurkan apapun didalamnya" ucap Mihawk dengan menghela nafas panjang.
Jelas sekali terlihat diwajahnya kalau dia mencurigai air pemberian Mihawk.

Perona terpaksa mengambilnya, dia meminumnya dengan cepat lantaran tak tahan lagi dengan tenggorokannya yang terasa sangat kering.
"Uhukkk-/"

"Pelan-pelan saja" Mihawk langsung menepuk punggung Perona dengan lembut dan  pelan, dia mendengus melihat kecerobohannya.

ONE NIGHT. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang