masa kecil yang menyakitkan

624 27 0
                                    

" bangunan lah , apa hanya sebatas itu kemapuan mu ?. Apakah kamu berpikir dengan kemampuan seperti itu kamu akan mampu melindungi klan Hyuga nantinya ?. " Ujar seorang lelaki paruh baya yang berdiri samping ayahku. Kedua lelaki berumur itu terus memantau pertarungan seorang anak yang baru menginjak usia 4 tahun dengan seorang anak yang dua tahun di atas ku.

Jika di umur seperti itu anak - anak lain akan asik bermain dengan orang tua ,teman , bahkan tengah asik bersenda gurau dengan mainannya. Hal ini justru sebaliknya, sejak Hinata di tunjuk sebagai penerus klan . Hinata sama sekali tidak memiliki waktu seperti itu.

Kebanyakan waktunya di habiskan ditempat latihan bersama dengan sepupu nya Neji Hyuga. Neji yang memang sejak sedari kecil telah menunjukkan kemampuan yang lebih dalam pertarungan langsung menang telak melawan gadis kecil berumur 4 tahun itu.

Berkali kali pukulan halus , tendangan kasar dilayangkan kepada adik sepupunya itu. Tak terbesit sedikitpun rasa kasihan kepadanya. Justru rasa dendam memenuhi otaknya , sejak kematian ayahnya membuat Neji Hyuga yang dulu nya pemuda tampan dan penyayang kepada adik sepupunya itu. Justru sekarang malah sebaliknya,,, rasa sayangnya telah berubah menjadi kebencian yang telah mendarah daging pada tubuh kecilnya itu.

Andaikan kedua laki - laki paruh baya itu tidak ada di sini ... Mungkin sudah barang tentu nyawa Hinata sudah habis di tangannya sekarang. Neji sudah tidak peduli akan hukuman dari negaranya Konoha maupun hukum terberat dari klan Hyung Nanti.

Walaupun sudah diperintahkan kan untuk bangun dan bertarung kembali , nampaknya Hinata sedikitpun tidak menunjukkan tanda-tanda untuk bangkit setelah terkena pukulan halus khas dari klan Hyuga.

Setelah melihat tidak adanya tanda-tanda kebangkitan dari putri sulungnya itu , hiasi justru memilih untuk pergi mengekori lelaki beruban yang telah keluar lebih dulu. Tampa terbesit sedikitpun rasa kasihan di hatinya sebagai seorang ayah. Iya justru dengan santainya melenggang pergi dari dalam ruangan latihan klan Hyung itu .

Tak ingin berdiam diri lebih lama lagi. Neji pun memutuskan beranjak dari posisinya itu. Dengan tatapan meremehkan yang tertuju ke arah Hinata . Dengan teganya iya melangkahkan kakinya keluar dari tempat itu tanpa sedikitpun menoleh ke pada Hinata. Hinata yang sudah terkulai lemah di lantai itu , tidak sedikitpun bergeming.

POV Hinata

Rasanya tubuhku , sudah benar - benar mati rasanya . Rasa sakitnya datang dari berbagai sumber di tubuh ku. Sudah berkali kali tubuhku tumbang akibat ulah dari pukulan halus Neji yang telah mengajar titik Cakra ku. Tenaga ku sudah habis , sudah tidak bisa ku kumpulkan.

Sekedar untuk berdiri saja rasanya sudah tidak sangat mungkin. Walaupun tidak ada luka luar yang sampai menimbulkan batuk darah yang parah , tetapi dengan pukulan halus dari klan ku sudah mampu mematahkan tulang dan memporak porandakan yang ada didalamnya.

Aku sama sekali tidak bergeming saat perintah untuk kembali bangkit dan mulai bertarung lagi terlontar dari tetua klan Hyuga. Rasanya tubuhku tidak bisa di ajak kerjasama, walaupun aku memiliki keinginan untuk bertarung lagi , tetapi tubuhku sama sekali enggan untuk mengikuti keinginan ku.

Setelah sepeninggal kakak Neji mata ku perlahan mulai tertutup. Kesadaran ku mulai hilang sudah tak terbendung lagi.

Di tempat lain hiasi Hyuga tengah duduk didepan ketua Hyuga. Keheningan yang cukup lama tercipta di ruangan itu. Mereka diam dengan pikirannya masing-masing. Tidak ada yang berani memulai percakapan. Sampai tiba-tiba terdengar suara dari tetua Hyuga yang bisa dikatakan memiliki pengaruh yang cukup besar di klan utama Hyuga.

" Aku rasa Hinata Hyuga tidak pantas menjadi pemimpin klan di masa depan. Sudah dua tahun kita melatihnya tapi sedikitpun iya sama sekali tidak menunjukkan perubahan yang memadai . " Ujarnya lantang di depan tetua yang lain.

Hyuga Hiasi hanya diam , tidak menanggapi nya. Percuma saja berdebat melawan mereka toh mereka sama sekali tidak memiliki perasaan tega sedikit pun.

" Nona Hinata Hyuga adalah anak pertama. Sesuai dengan tradisi yang ada anak laki-laki pertama lah yang akan menjadi pemimpin klan dimasa yang akan datang . Dikarenakan tuan hiasi tidak memiliki anak laki-laki maka tahta pimpinan pun jatuh ke nona Hinata yang tak lain merupakan anak sulung dari pernikahan klan Hyuga.... Jika bukan nona Hinata lalu siapa yang akan menjadi pemimpin klan nantinya ? . " Sahutan dari tetua klan lainnya.

Segala sahutan pembelaan dan batahan terdengar dari berbagai mulut tetua klan. Ada yang tetap kekeuh dengan pembelaan dan bantahan masing-masing.

Ruangan yang tadinya hening seketika riuh dan gaduh. Masing-masing dari mereka tidak ada yang mau mengalah. Akhirnya adu mulut dari kedua pihak saling Sahu menyaut ada yang membela Hinata ada juga yang mencela dan meremehkan nya.

Tangan hiasi terkepal sangat kuat. Rasanya ingin iya layangkan tinjuan kepada tetua yang meremehkan putri sulungnya itu.

" Diam... Begini kah caranya seorang dengan klan yang di anggap memiliki adab dan etika yang baik. Apa seperti ini caranya? . "

" Hinata baru berumur 4 tahun. Apa yang bisa diharapkan darinya ? . Apa yang bisa dilakukan oleh seorang anak berusia 4 tahun?. Apa kau berharap Hinata bisa menang dari Neji Hyuga. Hyuga yang sedari umur 5 tahun telah mampu mengalahkan Hyuga dewasa lainnya. "

" Masih banyak waktu untuknya belajar dalam pertarungan. Masih banyak waktu untuknya belajar menjadi pemimpin klan. " Ujarnya dengan geram dan disertai tatapan nyalang ke arah tetua Hyuga yang sedari tadi meremehkan putri sulungnya.

Sebagai seorang ayah siapa yang bisa menerima perlakuan yang menurutnya tidak lah pantas untuk dilayangkan kepada anak seusianya.
Sebagai seorang ayah iya justru mengharapkan seorang anak laki-laki yang menjadi anak sulung nya bukan seorang anak perempuan lemah menurut klan nya.

Hiasi tidak sampai hati membiarkan putri kecilnya yang manis tersiksa atas ke egoisan tetua klan Hyuga. Hyuga Hiasi juga dulu pernah mendapatkan perlakuan yang sama dimana sebagai anak tertua iya memegang posisi pimpinan di masa depan. Iya memiliki kewajiban untuk melindungi semua anggota klan nya.

Hiasi tahu berapa berat nya posisi itu. Berapa sulinya menjadi yang terkuat di antara klan nya. Latihan yang keras juga dilakukan nya sedari kecil sama seperti Hinata.

Bedanya Hinata dituntut untuk melakukan nya. Sedangkan hiasi tidak dituntut sekeras itu dikarenakan iya memang sudah memiliki potensial yang cukup baik dalam pertarungan.

Hinata sangat lah berbeda dengan dirinya. Seperti dugaan nya sikapnya menurun dari ibunya. Ibunya yang lemah lembut dan penyayang. Hinata butuh kekuatan fisik yang kuat untuk menjadi pemimpin di masa depan terlebih lagi dia seorang anak perempuan, sudah barang tentu sikapnya dalam memimpin akan diragukan oleh tetua maupun anggota klan .

" Hinata maafkan ayah ...

*******

Hyuga Hinata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang