Shu x Reiji

443 13 2
                                    

"Kou! Bagi takoyakinyaaa!!!"

"Nope! Ambil kalo mau!" Kou berlari sambil membawa sepiring takoyaki saat melihat Ayato mengejarnya.

Keributan itu membuat Shu berdecak pelan dan berteleportasi ke ruangan Reiji. Disana dia melihat Reiji sedang memainkan sebuah pedang hitam. Shu mengernyitkan keningnya sambil mendekati Reiji.

"Apa yang sedang kau lakukan dengan pedang hitam itu?" Reiji berjengit kecil setelah mendengar pertanyaan Shu. Dia berbalik dan menatap kesal Shu.

"Jangan mengagetkanku, Shu! Aku hanya mencoba pedang ini. Memangnya kenapa? Dan ada perlu apa kau ke kemari?"

Shu tidak menjawab, dia hanya berdiri di samping Reiji dan mengambil pedang itu. Shu memperhatikan pedang hitam itu dan sedikit memainkannya.

"Kau dapat ini darimana?" Shu menatap Reiji heran.

"Entah. Saat aku masuk tadi sudah ada di meja dekat sofa itu." Reiji mengendikkan bahunya seraya menunjuk meja yang dimaksud dengan dagunya. Shu lantas melihat ke arah yang Reiji tunjuk.

"Rei, kau tidak merasa aneh?" Reiji hanya mengernyit keningnya saat mendengar pertanyaan Shu. Dia menatap Shu dengan tanda tanya besar di kepalanya.

"Kau itu terkadang terlalu polos dan terlalu positif thinking." Shu menyentil kening Reiji pelan. Reiji hanya meringis pelan.

"Ya. Kau tau, aku sudah terlalu lelah dengan kewajiban yang kau limpahkan padaku, yang seharusnya itu semua kau yang melakukannya. Jadi aku sudah tidak mau memikirkan apapun lagi." Shu hanya terkekeh pelan dan menggumamkan kata maaf pada Reiji.

Shu lantas mendekati meja yang tadi ditunjuk Reiji. Dia memeriksa meja itu dan menemukan kertas dengan tulisan 'You're mine. -A'.

Shu mengernyitkan keningnya pelan dan berfikir. A? Siapa A yang mengirimkan pedang hitam itu pada Reiji. Shu mendengus kesal saat membaca kembali isi kertas itu yang mengklaim bahwa Reiji adalah milik si A.

Shu lantas meremas kertas itu dan membuangnya. Dia menghampiri Reiji dan menarik dasi Reiji. Shu mencium bibir Reiji dengan ganas. Reiji hanya terkejut sampai menjatuhkan pedang yang dia pegang.

Reiji meremas baju bagian depan Shu dan memukul dada Shu pelan sebagai tanda bahwa dia kehabisan nafas. Shu yang mengerti menyudahi ciuman itu. Reiji langsung terduduk di lantai sambil mengatur nafasnya. Dia mendongak dan menatap Shu dengan pandangan bertanya.

"Kenapa? Kenapa tiba-tiba?" Shu hanya berjongkok di depan Reiji dan memeluk tubuh ramping Reiji.

"Maaf. Aku hanya terbawa emosi karena membaca surat yang ditinggalkan di meja itu."

"Surat?" Reiji mengernyit keningnya. Shu langsung memberikan surat itu ke Reiji. Reiji menerima itu dan membacanya.

"A? Kenapa aku langsung terfikir Azusa?" Gumam Reiji.

Shu yang mendengar gumaman Reiji hanya mendengus kesal. Sedangkan Reiji yang mendengar dengusan Shu langsung mendongakkan kepalanya dan mengelus pipi Shu.

"Sudahlah. Mungkin hanya iseng."

Shu hanya menikmati usapan Reiji di pipinya. Reiji yang melihat itu hanya tersenyum.

"Rei, kau hanya milikku! Only mine!"

Reiji tersentak pelan mendengar nada suara Shu yang dalam dan serak. Tubuhnya bergetar pelan saat mendengar nada suara itu. Setelah menenangkan diri, Reiji langsung tersenyum dan mengecup pipi Shu.

"Iya. Aku cuma milikmu, Shu."

Shu memeluk tubuh Reiji erat dan membawanya ke kamarnya. Shu lantas membaringkan tubuh Reiji di ranjangnya dan memeluknya erat. Malam itu dihabiskan dengan mereka yang menghangatkan diri satu sama lain dengan berpelukan.





Halo guys. Kembali lagi.
Skrng dengan 2 kakak tertua Sakamaki.

Maaf ya bahasanya campur aduk dan gk konsisten. Semoga menikmati ya bacanya.

Kumpulan cerita yaoi diabolik lovers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang